my banner link

Rabu, 30 Juni 2010

Awas! Duduk Tegap Buruk untuk Punggung

sit
Duduk tegap ternyata bukan posisi duduk terbaik untuk pekerja kantor, demikian kesimpulan sebuah penelitian.
Para peneliti di Skotlandia dan Kanada menggunakan magnetic resonance imaging, pemindaian magnetik, atau MRI model baru untuk memperlihatkan bahwa bahwa duduk tegap menyebabkan tekanan yang tidak perlu ke punggung.
Mereka mengatakan kepada Radiological Society of North America atau perkumpulan radiologis Amerika Utara bahwa posisi terbaik adalah bersandar ke belakang dengan sudut sekitar 135 derajat.
Para pakar mengatakan duduk ikut menyumbang munculnya rasa sakit di punggung bawah.
Data dari Asosiasi Chiropractic Inggris menunjukkan 32% penduduk menghabiskan lebih dari 10 jam setiap harinya dengan duduk.
Separuh diantaranya tidak meninggalkan meja mereka, bahkan untuk sekadar makan siang.
Dua per tiga juga kemudian duduk begitu tiba di rumah setelah bekerja.

Kenyamanan punggung

Penelitian mengenai persoalan kenyamanan punggung ini dilakukan di RS Woodend, Aberdeen, Skotlandia.
kursi599.jpg22 sukarelawan dengan punggung yang sehat dipindai menggunakan sebuah mesin MRI yang telah diposisikan secara khusus agar memberi kebebasan pasien untuk bergerak secara bebas selama ujicoba.
Pemindai tradisional mengharuskan pasien harus rebah rata yang mungkin menyamarkan rasa sakit yang terjadi karena pergerakan atau postur tertentu badan.
Dalam penelitian ini pasien diminta duduk dalam tiga posisi: menyandar ke depan, tegak lurus, menyandar ke belakang dengan sudut sekitar 135 derajat.
Dari tiga posisi ini kemudian dilakukan penelitian: posisi yang lebih nyaman dan paling sedikit memberi tekanan kepada punggung.
Dari hasil penelitian itu diketemukan bahwa menyandar ke belakang dengan sudut sekitar 135 persen adalah yang terbaik diantara ketiganya.

Kecenderungan selonjor

Dr Waseem Bashir dari Departemen Radiologi dan Diagnosa Pemindaian di RS Universitas Alberta, Kanada yang memimpin penelitian mengatakan: ''Duduk di sebuah posisi yang sesuai dengan anatomi tubuh itu sangat penting. Tekanan pada punggung dan otot yang terkait dengan punggung bisa menyebabkan kesakitan, penyakit tahunan dan ketidaknormalan bentuk.''
Rishi Loatey dari Asosiasi Chiropractic Inggris mengatakan: ''Satu dari tiga orang mengalami sakit punggung bagian bawah karena terlalu banyak duduk. Tubuh kita tidak dirancang untuk hanya berdiam saja.''
''Namun duduk dengan sudut 135 derajat agak sulit karena membuat kita cenderung untuk selonjor dan kemudian merosot dari kursi. Sudut 120 derajat atau kurang mungkin sudah cukup.''
 source: BBC

Senin, 21 Juni 2010

Saleh yang Salah

 Saleh yang Salah
 
Rasulullah SAW bersabda : "Ada dua hal yang tidak ada sesuatu pun yang lebih utama daripadanya yaitu iman kepada Allah, bekerja untuk kepentingan kaum Muslim; dan ada dua hal yang tidak ada sesuatu pun yang lebih hina daripadanya yaitu syirik kepada Allah, mencelakakan kaum Muslim."Hadits itu mengisyaratkan seyogjanya kita memahami makna kesalehan dari dua sisi : kesalehan yang berorientasi pada kebaikan pribadi serta kesalehan yang berorientasi pada kebaikan umat.

Penulis buku ini, Handono Mardiyanto, lewat perenungannya berusaha untuk memaknai aneka masalah hidup sehari-hari. Beberapa nilai penting berkenaan dengan kesalehan pribadi akan disajikan di bagian satu buku ini, yang meliputi : Ingat Mati, Beramal dengan Ikhlas karena Allah, Tobat, Menjaga Nikmat, Sabar dan Syukur, Zuhud, Tawakal, dan Mencari Doa yang Paling Makbul.Sedangkan di bagian dua buku ini, akan diketengahkan nilai-nilai yang menyangkut kesalehan umat, seperti Bedanya Zuhud dengan Fakir dan Miskin, Lapar Karena Miskin, Memaknai Kembali Doa Selamat, Teladan Abu Bakar As-Shiddiq, Teladan Umar bin Khattab, Teladan Ustman bin Affan, Teladan Ali bin Abi Thalib, dan Teladan Umar bin Abdul Aziz.

Lewat buku ini, penulis ingin mengajak kita semua agar senantiasa meningkatkan kualitas takwa serta meningkatkan kesalehan pribadi dan umat dengan sebaik-baiknya. Insya Allah, kehidupan umat (masyarakat) yang lebih adil dan makmur tidak lagi sekadar retorika pelipur lara.
source: bukabuku
Penerbit :    Penerbit Republika
Edisi :    Soft Cover
Tgl Penerbitan :    2010-06-07
Bahasa :    Indonesia    

Sabtu, 19 Juni 2010

Arai Helm Terbaik Dunia

Produsen helm internasional, Arai terpilih sebagai helm terbaik 2010 versi JD Power dan Associates. Arai mengalahkan produsen helm terkenal lain seperti Shoei, Icon, Harley-Davidson dan Scorpion.

Dengan hasil ini, Arai pun berhasil mempertahankan predikat sebagai helm terbaik yang telah mereka pegang selama 12 tahun terakhir.

Study yang dilakukan dengan mewawancarai 4.800 orang konsumen ini menilai tiga faktor utama seperti keamanan melindungi wajah, ventilasi dan gaya dari helm itu sendiri.

Setiap faktor tersebut dibagi lagi ke-11 faktor turunan yang berbeda dan kemudian diakumulasi dalam skala 1.000 poin.

Dan dalam hasil penelitian tersebut Arai mendapat angka kepuasan tertinggi dengan meraih nilai 836 poin lebih tinggi dari nilai Shoei yang hanya 827 poin dan Icon 826 poin.

"Penjualan motor baru turun jauh selama beberapa tahun terakhir. Beitu juga helm. Jadi lebih penting bagi produsen helm motor untuk memastikan pelanggan mereka saat ini bisa terpuaskan karena hal itu meningkatkan kemungkinan mereka akan kembali membeli merek yang sama pada saat ingin membeli helm baru," ungkap Senior Director of the Powersports Practice at J.D. Power and Associates, Todd Markusic, seperti detikOto kutip dari situs JD.Power.

"Karena pemilik biasanya mengganti helm mereka setiap tiga sampai empat tahun sekali, menciptakan loyalitas pelanggan dapat memberikan manfaat yang besar untuk produsen," tutupnya.

Wah sayang, helm-helm yang berlabel SNI belum ada yang masuk di daftar.
( syubhan akib / dtkoto )

Sabtu, 12 Juni 2010

Apakah Anda Pintar ?...think again..

Sebuah Tantangan Untuk Anda-Anda untuk mengetahui seberapa pintarkah Anda ?
Test IQ Anda di sini

D ibawah ini ada empat ( 4 ) pertanyaan dan satu pertanyaan bonus. Jawablah semua tanpa banyak pikir. Cuma boleh berpikir sedetik, jawab segera. OK?
Ayo cari tahu, seberapa pintar anda… .
Siap? GO!!! (gulung layar)
-

Pertanyaan pertama:
Anda ikut berlomba. Anda menyalip orang di posisi nomor dua. Sekarang posisi anda nomor berapa?
~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~

Jawaban: Jika anda menjawab Nomor Satu, anda SALAH BESAR! Jika anda menyalip orang nomor dua, sekarang andalah yang ada di posisi nomor dua!
Jangan ngaco lagi, ya?.
Sekarang jawab pertanyaan kedua,
tapi jangan berpikir lebih banyak daripada ketika menjawab pertanyaan pertama tadi, OK
?
Pertanyaan Kedua:
J
ika anda menyalip orang di posisi terakhir, sekarang anda di posisi…?
(gulung layar)


~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~

Jawaban: Jika anda menjawab anda orang kedua dari terakhir, anda SALAH LAGI… Coba, bagaimana caranya menyalip orang TERAKHIR?
Anda sebetulnya tidak terlalu pintar, ‘ kan ?

Pertanyaan ketiga:
H
itung-hitungan yang pelik! Catatan: kerjakan di pikiran anda saja.
JANGAN gunakan kertas atau pensil atau kalkulator. Cobalah.

Ambil 1000 dan tambahkan 40 padanya. Sekarang tambahkan 1000 lagi. Sekarang tambahkan 30 . !
Tambahkan
1000 lagi< U> . Sekarang tambahkan 20. Sekarang tambahkan 1000
Sekarang tambahkan
10 . Berapa totalnya?
gulung layar…..
~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~

Apakah hasilnya 5000 ?
Jawaban yang benar adalah 4100.
Kalau tidak percaya, cek dengan kalkulator!
Hari apes, ‘ kan ?
Mungkin di pertanyaan terakhir anda bisa benar…
….Mungkin.

Pertanyaan keempat:
Ayah Mary punya lima anak: 1. Nana, 2. Nene, 3. Nini,
4. Nono. Siapa nama anak kelima?


~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~

Apa anda menjawab Nunu?
BUKAN!
Tentu saja bukan.
Anak kelima namanya
Mary. Baca lagi pertanyaannya!
Okay, sekarang ronde bonus:
SEORANG bisu pergi ke toko dan ingin membeli sikat gigi. Dengan menirukan orang menggosok gigi, ia berhasil menyampaikan keinginannya pada penjaga toko dan ia berhasil membeli sikat gigi…
Berikutnya, seorang buta masuk ke toko itu dan ingin membeli kacamata hitam, bagaimana DIA menunjukkan keinginannya?

~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~
~~~~~~~~~

Langsung aja ngomong, dia kan gak bisu…




source: nuks76

Selasa, 08 Juni 2010

Inilah Obat Stres Paling Manjur

Apa obat stres yang paling manjur? Beberapa narasumber mengatakan "makan cokelat" atau "ikut kelas yoga". Namun baru-baru ini, para peneliti menyarankan, "Kalau ingin mengobati stres anda, segera telepon dan bicara dengan ibu."

Sebuah penelitian di Amerika Serikat menyebutkan, mendengar suara ibu dapat memberikan ketenangan dan mengurangi ketegangan dengan cepat. Percakapan dengan ibu melalui telepon memiliki efek yang sama seperti sedang berada dipelukan ibu.
Penelitian ini menjelaskan mengapa ibu kita kerap menjadi orang pertama yang mengetahui persoalan dan mendengarkan keluh kesah kita, meskipun anaknya sudah beranjak dewasa. Para peneliti memulai penelitian dengan mengamati hormon oxytocin. Hormon yang lebih dikenal dengan nama "hormon cinta" ini dapat membantu mengembangkan keterampilan, perilaku sosial, dan kepercayaan diri.
Dalam penelitian lebih mendalam, para ilmuwan dari Universitas Winconsin mengamati sebuah kelompok yang terdiri dari anak-anak perempuan berusia 12 tahun. Mereka diminta memecahkan sebuah soal matematika di hadapan orang-orang yang belum mereka kenal sebelumnya. Tes ini dilakukan untuk memicu munculnya hormon cortisol atau hormon yang berkaitan dengan stres hingga mencapai tingkat yang memuncak.
Hasilnya, satu orang mengaku stres atau tertekan, tiga lainnya merasa nyaman karena telah membicarakan tes ini dengan ibunya sebelumnya (secara langsung), dan tiga lainnya juga telah mengabarkan kepada ibu mereka melalui telepon. Nah hasil uji laboratorium menunjukkan, mereka yang membicarakan tes ini dengan ibunya memiliki jumlah hormon oxytocin yang lebih tinggi ketimbang yang tidak.
"Kini dapat dipahami bahwa hormon oxytocin sangat berkaitan dengan konteks psikologi dan hubungan sosial seseorang," kata peneliti Leslie Seltzer.
source: AW

Minggu, 06 Juni 2010

10 stadion Piala Dunia 2010 Afrika Selatan

Menjelang gelaran Piala Dunia 2010, salah satu perhelatan krida terbesar dunia, ada baiknya Anda mengetahui di tempat seperti apakah 32 tim terhebat lima benua akan bertanding.
Menyambut 32 negara yang lolos dari rangkaian kompetisi melelahkan namun bergengsi di babak prakualifikasi lalu, Afrika Selatan mempersembahkan sepuluh stadion terbaiknya.
Kesepuluhnya tak saja diunjukkan bagi sekitar 700 pemain pilihan dunia, tetapi untuk dikagumi sekaligus menyamankan para penggemar fanatik ke-32 tim lintas geografi itu.
Berikut sepuluh stadion yang akan digunakan dalam Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.

Stadion Soccer City
Kota : Johannesburg
Waktu Dibangun : 1987
Selesai Direnovasi : 2009
Kapasitas penonton : 94.700
Sebagai salah satu stadion terartistik dan menakjubkan di Afrika, Soccer City Stadion, akan menjadi tempat digelarnya pertandingan pertama Piala Dunia 2010 antara Afrika Selatan melawan Meksiko, sekaligus untuk laga pamungkas di partai Final Piala Dunia pertama di Benua Hitam itu.
Rancangan dasar bangunan megah itu terinspirasi dari bentuk jambangan khas Afrika yang dikenal dengan nama “Calabash’ dan keindahannya akan semakin terpancar ketika diterangi di malam hari.
Soccer City berlokasi di Barat Daya Jonannersburg, dekat Sowetol, kota tempat 40 persen warga Johannersburg menetap. Karenanya, stadion ini akan menjadi pusat kegiatan selama putaran final piala dunia 2010.
Soccer City dianggap sebagai jantung persepakbolaan Afrika Selatan karena sebagian besar pertandingan penting sepanjang sejarah Afrika Selatan dimainkan di sini.
Di stadion ini pula, Nelson Mandela disambut oleh rakyat Afrika Selatan setelah dibebaskan dari penjara pada 1990.
Soccer City adalah stadion internasional pertama yang dibangun di Afrika Selatan yang awalnya dinamai FNB Stadion dengan kapasitas 80.000 orang.
Durban Stadium atau Moses Mabhida Stadium
Kota : Durban
Selesai Dibangun : 2009
Kapasitas penonton : 70.000
Stadion yang baru dibangun ini akan menjadi penyelenggara salah satu partai semifinal Piala Dunia 2010. Bangunan raksasa itu mencirikan seni arsitektural terbaru dan menggambarkan bendera negara di ujung selatan benua Afrika.
Terletak di pusat Kings Park Sporting Precinct, stadion ini mempunyai dua garis lengkung di atapnya yang kemudian menyatu pada lengkungan utama, melambangkan persatuan di negara yang pernah terbelah oleh sentimen rasial itu.
Berkapasitas 70.000 tempat duduk, stadion ini mempunyai beragam fungsi dan dilengkapi kereta gantung pada lengkungan utama stadion berpanjang 350 meter dan bertinggi 106 meter di atas permukaan lapangan itun. Dari kereta gantung itu akan terlihat panorama pantai dan kota.
Selain itu kawasan sekitar stadion itu akan digunakan sebagai fasilitas penunjang seperti restoran, pertokoan, arena bermain anak, dan jalur jalan kaki yang terhubung dengan pantai.
Moses Mabhida, yang namanya digunakan sebagai nama Stadion ini, adalah pejuang penentang politik apartheid dan seorang politisi terkemuka Kongres Nasional Afrika, sebuah gerakan revolusioner yang memenangkan pemilihan umum 1994.

Green Point Stadium

Kota : Cape Town
Selesai Dibangun : 2009
Kapasitas penonton : 70.000
Dibangun di kota pelabuhan utama, Cape Town, stadion ini adalah salah satu situs paling dikagumi di kota itu dan akan menjadi tempat pegelaran salah satu partai semifinal Piala Dunia 2010.
Stadion serbaguna itu hanya berjarak sepelemparan batu dari pantai, dengan pegunungan Cape Town sebagai latar belakang. Selain itu, lokasinya strategis karena berdekatan dengan pusat transportasi. Stadion itu juga dilengkapi dengan lapisan peredam suara.
Ellis Park Stadium
Kota : Johannesburg
Waktu Dibangun : 1982
Selesai Direnovasi : 2009
Kapasitas penonton : 61.000
Terletak di tengah kota Johannesburg dan berpengalaman menyelenggarakan Final Piala Konfederasi 2009 antara Brazil dan Amerika Serikat, stadion ini awalnya dibangun untuk menyelenggarakan pertandingan rugbi.
Bernamakan anggota dewan JD Ellis, stadion yang dibangun pada 1982 itu, menempati tempat khusus di hati rakyat Afrika Selatan. Di tempat itulah pada 1995 tim rugbi Afrika Selatan memenangkan Piala Dunia Rugby setelah mengalahkan Selandia
Baru.
Pada saat itu, Nelso Mandela mengangkat piala dan mempersatukan rakyat dalam perayaan kemenangan itu.
Stadion ini dilengkapi dengan fasilitas untuk penonton cacat, teknologi audio visual berteknologi tinggi, dan tempat bagi khusus bagi penonton VIP. Ellis Park adalah kandang dari klub lokal Orlando Pirates.
Loftus Versfeld Stadium
Kota : Tshwane/Pretoria
Dibangun : 1906
Selesai Direnovasi : 2008
Kapasitas penonton : 50.000
Sebagai salah satu stadion tertua di Afrika Selatan, berbagai perhelatan telah diselenggarakan di sini sejak 1903, sementara struktur beton pertama yang bisa menampung 2000 orang dibangun oleh dewan kota pada 1923.
Stadion itu terus dibenahi sejak tahun 1948 dan digunakan untuk pertandingan rugbi dan sepakbola, bahkan pada 1995 menjadi tempat perhelatan Piala Dunia Rugbi dan Piala Afrika 1996.
Loftus Versfeld Stadium adalah tempat tim nasional Afrika Selatan untuk pertamakalinya mengalahkan negara Eropa, Swedia, pada 1999.
Nelson Mandela Bay Stadium atau Port Elizabeth Stadium
Kota : Nelson Mandela Bay atau Port Elizabeth
Selesai Dibangun : 2009
Kapasitas penonton : 48.000
Stadion Nelson Mandela Bay dibangun di tepi Danau North End dan akan menjadi tuan rumah bagi laga merebut tempat ketiga, perempatfinal, dan enam laga lainnya selama Piala Dunia 2010.
Stadion ini mempunyai struktur atap yang unik dan berlatar belakang pemandangn yang indah karena dekat dengan Danau North End.
Sebelumnya, semua pertandinga sepakbola di kota ini dimainkan di stadion rugbi Eastern Province, Afrika Selatan.

Free State Stadium

Kota : Mangaung/ Bloemfontein
Mulai Dibangun : 1952
Selesai Direnovasi : 2008
Kapasitas penonton : 48.000
Kandang dari beberapa klub sepakbola lokal ini akan menjadi pusat perhatian Piala Dunia nanti. Di sinilah tim Spanyol, unggulan pertama Piala Kondfederasi 2009 secara mengejutkan tumbang dari tim nasional AS di pertandingan semifinal.
Penduduk Bloemfontein terkenal dengan semangat olahraganya, sedangkan pusat olahraga di kota mereka ini telah menjadi ajang dari beberapa kompetisi olahraga nasional, terutama rugbi dan sepakbola.
Mbombela Stadium
Kota : Nelspruit
Selesai Dibangun : 2009
Kapasitas penonton : 46.000
Stadion ini termasuk yang baru dibangun menyambut Piala Dunia 2010. Namanya diambil dari nama kota bagian Nelspruit dan Mbolela berasal dari bahasa siSwati (salah satu bahasa resmi Afrika Selatan) yang secara harafiah berarti “banyak orang
berkumpul dalam tempat kecil.”
Terletak di Provinsi Mpumalanga, stadion ini berjarak sekitar delapan kilometer dari pusat kota dan 12 kilometer dari Bandara Kruger-Mpumalanga.

Peter Mokaba Stadium

Kota : Polokwane
Selesai Dibangun : 2010
Kapasitas penonton : 46.000
Dinamakan sesuai dengan seorang pejuang antiapartheid, stadion Peter Mokaba mengenang semangat dan inspirasi sang pejuang yang juga berasal dari kota Polokwane.
Rancangan stadion ini diinspirasi oleh simbol lokal, pohon Baobab, yang struktur tiang-tiang bajanya menopang atap di setiap pojoknya.
Stadion yang berjarak lima kilometer dari pusat kota itu dibangun dekat stadion Peter Mokaba lama di Provinsi Limpopo.
Di stadion ini, Didier Drogba yang sekarang membela Chelsea, melakukan debut internasional pertamanya untuk Pantai Gading pada kualifikasi Piala Afrika melawan Afrika Selatan.

Royal Bafokeng Stadium

Kota : Rustenburg
Mulai Dibangun : 1999
Selesai Direnovasi : 2010
kapasitas penonton : 42.000
Stadion ini dinamai sesuai dengan nama suku Bafokeng yang menetap di wilayah itu.
Walaupun Rustenberg tidak mempunyai klub lokal, tetapi stadion ini telah menjadi tuan rumah bagi liga sepakbola lokal (Premier Soccer League) dan ketika Afrika Selatan mengalahkan Burkina Faso 2-1 pada pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2001.
Stadion ini terletak 25 kilometer dari pusat kota Rustenberg.
source: Antara/carisajayah

Rabu, 02 Juni 2010

Rachel Aliene Corrie : Ada Cinta Tuhan Di Setiap Jiwa Manusia

image
Corrie masih berusia 23 tahun ketika tentara Zionis Israel melindasnya dengan buldoser buatan perusahaan Caterpillar hingga ia tewas. Peristiwa itu terjadi pada 16 Maret 2003-beberapa hari sebelum serangan AS ke Irak-di Rafah, ketika Corrie berusaha menghalang-halangi pasukan Zionis yang ingin menghancurkan sebuah rumah milik warga Palestina.
Saksi mata mengatakan, sopir buldoser Israel sengaja melindas Corrie karena saat itu posisi Corrie terlihat jelas dan mengenakan jaket warna oranye menyala. Namun laporan militer Israel yang dirilis pada bulan Juni 2003 menyebutkan apa yang terjadi pada Corrie adalah “kecelakaan”.
Organisasi-organisasi hak manusia mengkritik laporan tersebut dan menyebutnya sebagai “laporan yang menipu”. Setahun kemudian, kepala staff Menlu AS ( waktu itu dijabat Collin Powell) Kolonel Lawrence Wilkerson mengatakan pada orangtua Corrie bahwa hasil investigasi militer Israel “tidak kredibel, tidak menyeluruh dan tidak transparan.”
Orang tua Corrie lalu mengajukan gugatan hukum terhadap negara Israel, Militer Israel dan perusahaan Caterpillar-perusahaan yang mengekspor kendaraan-kendaraan berat ke Israel-pada tahun 2005 atas kematian puterinya. Namun pengadilan Federal menolak gugatan itu pada tahun 2007, terutama gugatan terhadap perusahaan Caterpillar dengan alasan mereka tidak bisa menuntut perusahaan yang berbasis di Illinois itu atau menuntut Israel sebagai negara karena hal itu mengharuskan mereka untuk mengeluarkan putusan hukum terkait kebijakan luar negeri AS yang sudah ditetapkan Gedung Putih.

Dalam putusannya, tiga hakim dalam pengadilan tersebut mengatakan bahwa gugatan orangtua Corrie tidak bisa diproses lebih lanjut secara hukum. Karena jika dilanjutkan, sama artinya pengadilan harus mempertanyakan secara implisit, bahkan mengecam kebijakan luar negeri AS terhadap Israel.
Naima Shayer, warga Palestina yang bersahabat dengan Corrie mengungkapkan kenangannya tentang Corrie. Waktu itu, Corrie sudah tinggal bersama keluarga Naima selama 23 hari. Naima tahu berita kematian Corrie dari keponakan perempuannya. Ia masih tak percaya karena beberapa jam sebelumnya, Corrie masih segar bugar dan mencium Naima berkali-kali sambil mengucapkan selamat tinggal. Naima tidak berfirasat buruk karena Corrie memang sering bersikap seperti itu.
Tapi ketika ia menyaksikan berita kematian Corrie di televisi karena dilindas buldoser Israel. Barulah ia percaya. Naima dan keluarga hanya bisa menangis. “Dia sangat baik pada kami. Dia sudah kami anggap sebagai keluarga kami sendiri,” kata Naima mengenang Corrie.
Hari ini, para aktivis ISM di kota Rafah memperingati enam tahun kematian Corrie dengan menerbangkan layang-layang. Satu layang-layang diterbangkan untuk memperingati kematian Corrie dan 14 layang-layang diterbangkan untuk menghormati sekitar 1.400 warga Gaza yang menjadi korban agresi brutal Israel bulan Januari kemarin.
Rachel Corrie
Jika Anda bertanya, ”Siapa dia?” Jawabnya: Dia gadis cantik, muda, energik dan mempesona. Lahir dan besar di tengah keluarga Kristen, di Olympia, Washington, Amerika Serikat. Beberapa hari sebelum kematiannya, sebuah Koran harian di Inggris memajang fotonya yang berjilbab di kolom Head line; ketika pertengahan Februari 2003, dia dan pegiat kemanusiaan anti-penjajahan berdemonstrasi di Tepi Barat, lalu di jalur Gaza  Palestina, menentang pemugaran paksa rumah-rumah penduduk Palestina oleh militer Israel.
Aktivis-aktivis gereja berbangga karena Rachel lahir sebagai Kristiani yang konsisten berjuang sejak Olympia, Rusia, hingga Palestina. Orang-orang Yahudi menjadikannya sebagai penyambung lidah mereka, bahwa mereka tak setuju dengan pendirian rezim Zionis, Israel. Kaum Muslim, terutama warga Tepi Barat, Palestina, menegaskan bahwa Rachel Corrie belajar bahasa Arab, belajar membaca al-Quran sebelum dilindas Buldozer Israel dan mempersembahkan jiwanya untuk tegaknya keadilan.
Lazimnya, seorang anak, apalagi perempuan, mendapat warna orang tua dalam memilih ”dunianya.” Berbeda dengan Rachel Corrie, justru pengaruhnya teramat besar bagi kedua orang tua, saudara, serta kawan-kawannya. Rachel Corrie telah mencipta ”atmosfer keluarga” dengan nafas cinta kemanusiaan. Semula, keluarga, terutama mama Rachel menghendakinya urungkan niat berangkat ke Palestina. Tapi, Rachel menjawab singkat, ”Ma, telah kukemasi barang-barang yang kubutuhkan di sana (Palestina).” Sekarang seluruh keluarga Rachel menjadi penggiat lingkungan-hijau yang anti-fasis, anti-penjajahan, dan anti-rasisme.
Tak berhenti sampai di situ. Setelah kematiannya, pengaruh Rachel semakin kuat. Sekuat cita-citanya, rachel menggurat pena. Tulisannya menjadi inti api yang memantik lentera-lentera di berbagai penjuru dunia untuk memberi tahu; ada cinta Tuhan di setiap jiwa manusia. ”Inilah titik temu setiap insan. Maka dengan cinta-Nya, gelarlah permadani cinta untuk menari seirama gendang cinta,” ujar Rachel. Naskah catatan harian Rachel Corrie dipentaskan di berbagai Negara; Inggris, Jerman, Italia, Amerika Serikat dan lainnya. Ini bukti bahwa Buldozer Caterpilar D-9 Israel yang mengupas kulit kepala dan meremukkan tulang punggung Rachel tak mampu membungkam suara keadilan yang diujar gadis Olympia itu. Rachel tetap hidup, terutama di sanubari para pecinta keadilan, kedamaian dan kebenaran.
Rachel menegaskan jati diri sebagai penulis dan pelukis. Ada ”warna cerah” dalam tulisannya. Ada haru yang ”gagah” di bait-bait essaynya. Ada canda di gambar-gambarnya. Di puisinya, ada kata yang menari, lalu mencambuk, seperti petir melecut mengakhiri mimpi panjang para pengantuk. Kemudian, ada mata menitikkan bulir-bulir bening saat membaca catatan-catatannya.
Bila kata terujar mulutku tak berarti, biarkan ia mengambang sesaat di udara. Kan kujadikan itu kata-kata canda menghibur hingga kelak kucipta kalimat bermakna mengitarinya. Kumau terbang melayang untuk berkibar…. Beri aku jedah waktu, jangan komentari… Biarkanku menari, mengitari kelopak bunga lily. Kemudian melesat bagai air mancur, terbang menyertai kata-kataku yang tak berarti itu. Kalimat-kalimat ini adalah petikan salah satu catatannya. Kuat dan inspiratif. Seperti penegasannya, ”Beri aku jedah waktu, jangan komentari…” betapa dia sangat menghargai proses menjadi manusia. Dia yakin, tak ada yang sia-sia dari setiap imajinasi yang terujar merdeka.
Imajinasi Merdeka. Ia adalah racikan rasio dan rasa. Hasilnya adalah kekuatan tak tertakar. Ia sublim bersama pemiliknya sebagai energi hidup dan kehidupan. Saat menjelma sebagai tulisan, ia mencabar setiap pembaca waras. Ketika mewujud dalam perilaku, imajinasi merdeka adalah “pijar matahari” membakar setiap sudut gelap penghambat kemanusiaan.
Rachel Corrie, mengabadikan cita-cita cinta dan kemanusiaannya melalui catatan-catatan hariannya. Semua tulisan dan gambarnya ”berbicara” lugas dan berenergi. Dia beritahu dunia, bagaimana cara menjadi manusia. Dengan akal sehat, lalu kata yang waras, tulisan yang hidup, tindakan yang benar, semua telah dilakukan Rachel, di Palestina.
Rachel Corrie. Sejak Olympia Movement for Justice and Peace (OMJP), Olympians for Peace in the Middle East (OPME), Students Educating Students about the Middle East (SESAME), Olympia Fellowship of Reconciliation (FOR) hingga International Solidarity Movement (ISM) disuplai energi kemanusiaan olehnya untuk meneriakkan kata “Merdeka!” Karena penjajahan yang diprakarsai negaranya (AS), Inggris dan Negara-negara Eropa masih berlangsung di hampir setiap sudut bumi ini.
Dengan pilihan merdeka, Rachel Corrie pergi ke Palestina. Rachel mempelajari isu tak masuk akal Palestina yang berhembus ke telinga dunia dengan kata “konflik” Palestina-Israel. Akhirnya dia dapati kenyataan bahwa Israel menjajah Palestina sejak lebih setengah abad lampau.
“Rachel, untuk pergi ke Palestina, kewajibankah? Tak seorangpun menyalahkanmu untuk mengurungkan niat itu,” ujar Mama Rachel. Rachel menjawab pasti, “Barang-barang sudah kukemas. Rasa takut itu manusiawi. Tapi kupikir, melakukannya tak mustahil. Harus kucoba, Mam.” Seatraktif apapun bujukan keluarganya, niat Rachel tak tergoyahkan. Tekad telah bulat, “Goodbye Olympia…”
Januari 2003. Rachel berangkat ke Israel untuk transit ke Tepi Barat. Setibanya di tanah para pengungsi itu, dia langsung bergabung bersama insan internasionalis (dari Inggris, Jerman, Itali dll) di International Solidarity Movement (ISM); wadah para pegiat kemanusiaan anti penjajahan. Pergerakan ini hanya memiliki dua syarat partisipasi: Pertama, pegiatnya yakin bahwa bangsa Palestina berhak merdeka berdasarkan hukum internasional dan resolusi PBB. Kedua, pegiatnya hanya menggunakan cara tanpa kekerasan untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa Palestina.
Ketika tiba di Rafah, Rachel saksikan tank, bulldozer, menara-menara sniper dan pos-pos penggeledahan Israel bertengger di antara puing-puing bekas pemukiman penduduk Gaza. Tembok baja raksasa dibangun di reruntuhan dekat perbatasan Mesir. Matanya menyapu sekeliling; tampak orang-orang Palestina bertahan, meski penindasan terus berlangsung. Wajah-wajah lusuh itu menjalani hidup serba kekurangan, menderita dan menunggu giliran direnggut maut. Itulah kisah jejakan pertama Rachel di bumi Palestina, seperti yang dikisahkan Craig Corrie, Mama Rachel Corrie.
Rachel abstraksikan bahaya di daratan gersang itu. Debam-debam ledakan nyaris tak berjedah diselingi suara peluru-peluru yang dimuntahkan. Sesekali jerit ketakutan penduduk samar terdengar. “Bisakah kau dengar itu…? Bisakah kau dengar itu…?” ujar Rachel terbata-bata saat pertama kali menelepon mamanya dari rumah seorang Palestina tempat dia tinggal.
Di Rafah, Rachel dan penggiat kemanusiaan lainnya menjadi benteng hidup, berdiri mengelilingi pekerja air kota Palestina yang menggali sumur. Dia hadang moncong laras panjang sniper-sniper militer Israel yang berada di menara benteng. Desir angin panas membahanakan deru misil-misil, tak hanya di Palestina, tapi ke seantero jagad.
Rachel dan rekan-rekan terus berdiri mengelilingi sumur-sumur yang sedang digali para pekerja hingga lewat tengah malam. Demi setetes air agar basahi tenggorokan pengungsi Palestina yang terkurung sejak lama di bui Gaza. Hanya itu satu-satunya cara, setelah kebun zaitun penduduk Palestina dilindas buldoser-buldoser tentara IDF (tentara pertahanan Israel), setelah tentara-tentara Israel menimbun sumur-sumur dengan puing-puing rumah penduduk.
Rachel mengasuh bocah yatim massal Palestina dalam naungan Children’s Parliament. Merekalah yang memantapkan kedewasaan Rachel. Melalui mereka, Rachel bisa berbahasa Arab. Melalui Rachel mereka berkenalan dengan bahasa Inggris.
Meski berada dalam situasi gawat di Rafah, Rachel dan kawan-kawan sempat berdemonstrasi menentang militer AS yang meluluhlantak Irak pada 15 Februari 2003. “Ini salah satu tragedi terbesar dalam sejarah,” tutur Rachel.
Kampung halaman: Olympia atau Gaza? Di mata Rachel sama pentingnya. Rachel menjadi tambang yang menyimpul komitmen persaudaraan Gaza-Olympia. Wanita, anak-anak bergabung dalam pekan raya persaudaraan prakarsa Rachel itu.
Rachel menghadang tentara IDF yang hobi meluluhlantak pemukiman penduduk Palestina terutama Gaza. Rachel sengaja menghuni rumah penduduk yang menjadi incaran buldoser-buldoser Zionis-Israel. Rachel sadar, hak hidup merdeka milik semua bangsa, termasuk bangsa Palestina. Ya, Rachel tahu, hukum internasional harusnya melindungi ribuan orang di Rafah, Jalur Gaza. Tak ada hak siapapun untuk memusnahkan bangsa lain, apapun dalihnya, termasuk dalih pendirian negara ilegal Israel dan perluasan wilayahnya oleh IDF dengan membasmi penduduk di daratan berbatasan Mesir itu.
16 Maret 2003. Bersama tujuh pejuang internasional kemanusiaan dari Amerika dan Inggris, Rachel rela menjadi benteng hidup agar sisa rumah-rumah warga Palestina selamat dari serudukan buldoser Caterpillar D-9R milik tentara Israel. Rachel dan aktivis ISM lainnya yakin, bangsa Palestina berhak hidup aman di rumah mereka, di sekolah bahkan di dalam bis. Rachel berprinsip; penjajahan Israel atas bangsa Palestina harus berakhir secepatnya. Pembantaian tak pernah dilakukan orang-orang beradab, apalagi dengan dalih perluasan wilayah. “Mungkin aksi damai efektif sebagai solusi hingga terhenti pembantaian orang-orang Palestina. Sebagaimana penduduk Amerika dan seluruh dunia bisa hidup merdeka, demikian Palestina,” tutur Rachel.
16 Maret 2003. Dua bulldoser dan tank-tank Israel melaju kencang di jalanan Hi Salam, Rafah, Jalur Gaza, perbatasan Mesir menuju rumah-rumah penduduk Palestina. Satu buldoser dikendarai operator, dipandu seorang tentara yang berhenti tepat di depan rumah Nasrallah, salah satu keluarga di Rafah. Sudah beberapa hari Rachel tinggal di dalamnya. Bukan sekedar menumpang tidur, tapi Rachel sengaja menghendaki tentara IDF mengurungkan niat membongkar rumah itu karena keberadaannya. Juga, Rachel menegaskan tekadnya untuk bersama warga Palestina memperjuangkan kemerdekaan. Kesan seram ini dipotret Rachel melalui e-mail yang dikirim kepada Mamanya: Dua kamar depan rumah mereka tak dapat digunakan. Dinding-dindingnya hancur ditembus peluru Israel. Seluruh anggota keluarga; tiga anak dan dua pasang suami istri tidur di ruang tengah. Aku tidur di lantai bersama anak perempuannya, Iman dalam satu selimut.
Sekitar jam 5 sore, buldoser meraung-raung meminta tumbal. Saat melintas, rantai roda baja itu menyemburkan onggokan tanah kering hingga menimpuk aktivis-aktivis yang menjadi benteng hidup rumah warga Gaza itu. Seorang aktivis Amerika terlempar berguling-guling sebelum akhirnya tersangkut di kawat berduri dan seorang aktivis Inggris terjepit dinding. Buldoser D9R Israel siap melindas rumah itu, Rachel bergegas lari menghampiri. Dia tahu, keluarga Nasrallah berada di dalamnya. Dia hadang buldoser itu selayak Polantas menghentikan mobil di jalan raya. Aksi ini biasa dilakukan aktivis ISM sebelumnya.
Buldoser Israel tak berhenti. Aktivis-aktivis ISM lain menjerit histeris melambai-melambaikan tangan. Mereka ketakutan. Raungan buldoser menindih semua suara. Melihat D-9R semakin bergairah menyeruduk, Rachel berupaya memanjat gundukan tanah yang dikeruk pisau buldoser agar tak tertelan. Posisi Rachel di atas gundukan itu cukup tinggi, pasti tentara IDF yang mengoperasikan kendaraan baja itu melihatnya. Tapi serdadu itu tetap tancap gas. Rachel terbanting kemudian terseret pisau Bulldozer. D9R terus melaju. Rantai-rantai baja bergemeretak melindas Rachel, kemudian mundur. Tersisa tubuh hancur Sang gadis Olympia.
Teman-teman Rachel bergegas menghampiri. Rachel masih hidup kala itu. Dia sempat berkata, “Sepertinya punggungku remuk.’’ Tak lama ambulan Palestina datang. Saat itu dipastikan tiada harapan hidup bagi Rachel. Gadis berambut pirang itu dinyatakan meninggal beberapa saat setelah tiba di rumah sakit lokal.
Sayang, Rachel Corrie berada di pihak yang “salah.” Dia mati dilindas buldoser Israel. Karena alasan itulah pemerintahnya (Amerika Serikat) mendiamkan dan menghentikan kasusnya.
Rachel Corrie, abadilah namamu sebagai pejuang kemanusiaan. Engkaulah energi hidup yang menghidupkan.
* Kumpulan catatan Rachel Corrie sejak Rusia hingga Palestina berikut reportasenya selama di Gaza pada akhir 2002 dan 2003 diabadikan dalam sebuah buku berjudul : LET ME STAND ALONE: Goresan Pena Gadis Amerika yang Dilindas Buldoser Israel Hidup-hidup di Palestina.

image
“Inilah titik temu setiap insan. Maka dengan cinta-Nya, gelarlah permadani cinta untuk menari seirama gendang cinta” Rachel Corrie, 1979-2003
image
Bulldozer Caterpillar D9R yang digunakan oleh IDF (Israel Defence Force).
image
Rachel Corrie (berjaket Orange) sesaat sebelum insiden terjadi. Disini jelas Rachel Corrie berada pada jarak pandang si pengemudi Bulldozer.
image
Rachel Corrie tergeletak tak berdaya setelah dilindas oleh Bulldozer IDF
image
Rachel Corrie, Meninggal sesaat setelah ditabrak oleh bulldozer tentara Israel karena luka-luka yang cukup parah.
image
Sebuah Tugu kecil yang bangun oleh rakyat Palestina untuk memperingati kematian Rachel Corrie.
image
Orangtua Rachel Corrie, Cindy dan Craig Corrie. beberapa kali mereka menyempatkan diri mengunjungi tepi barat setelah kematian Rachel Corrie.
image
Demonstrasi besar-besaran yang terjadi di kota Olympia, tempat kelahiran Rachel menuntut dilakukannya investigasi penuh atas insiden yang terjadi.
source: meisusilo