my banner link

Minggu, 31 Januari 2010

Diabetes Mellitus-kah Anda..??

Seringkali disebut-sebut sebuah penyakit yang bernama kencing manis atau dalam istilah kesehatannya dikenal dengan Diabetes Mellitus . Sangat jarang kita temukan orang datang ke pelayanan kesehatan dengan tiba-tiba berkata “ini dok/sus…sepertinya saya menderita kencing manis atau diabetes!!!” karena sangat sedikit sekali orang yang sadar bahwa dirinya menderita Diabtes Mellitus hingga muncul satu atau beberapa komplikasinya yang sudah sangat membuat tidak nyaman sang klien. Hal ini disebabkan oleh belum membudayanya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kadar gula darahnya sehingga akan senantiasa terpantau dan akan diketahui sedini mungkin bila terlihat tanda-tanda diabetes sebelum muncul komplikasinya yang relatif fatal dan dapat menurunkan produktifitas penderitanya dan bahkan dapat berakibat fatal.

Diabetes Mellitus atau kencing manis merupakan gangguan metabolisme yang kompleks yang terjadi pada klien yang mengalami kekurangan insulin secara relatif maupun absolut. Dalam melakukan kegiatannya tubuh manusia meggunakan glukosa yang sebagian besar berasal dari karbohidrat yang terkandung dalam makanan yang kita konsumsi setiap hari, namun penggunaan glukosa oleh sel-sel otot tubuh untuk beraktifitas ini sangat bergantung pada kadar hormon Insulin yang berfungsi untuk meningkatkan penyerapan glukosa yang semula ada di dalam darah untuk masuk ke sel-sel otot untuk digunakan sebagai bahan bakar.

Gejala-gejala dari Diabetes Mellitus yang paling mudah dilihat adalah:

1. Polipagi, yaitu timbulnya keinginan untuk makan lebih banyak namun tidak dibarengi dengan peningkatan berat badan malah bisa menurunkan berat badan.

2. Polidipsi, yaitu timbulnya rasa haus yang berlebihan sehingga akan menyebabkan minum lebih sering.

3. Poliuri, yaitu tingginya frekuensi berkemih sehingga hanya dalam satu malam dapat mencapai 20-30 kali.

Adapun 3 jenis diabetes, yaitu:

1. Diabetes tipe 1

2. Diabetes tipe 2

3. Gestasional diabetes

Pembahasan kali ini akan difokuskan pada diabetes tipe 1 dan tipe 2.

Diabetes tipe 1 atau yang biasa disebut Juvenile diabetes ini didapat/diturunkan secara heterogen dan pada anak kembar resikonya antara 25%-50%. Pada tipe 1 ini ditemukan bahwa tidak adanya sekresi insulin sama sekali di dalam tubuh penderitanya, pada 20%-60% klien dengan diabetes tipe 1 ini ditemukan autoantibody (kekebalan tubuh) yang melawan kehadiran insulin, diduga bahwa aktifnya sistem imun ini disebabkan oleh keberadaan virus tertentu. Klien dengan diabetes tipe 1 mulai mengalami kelainan metabolismenya pada saat usianya kurang dari 30 tahun. Aktifitas yang disarankan supaya dilakukan untuk menjaga kesehatan yang optimal untuk klien dengan Diabetes Mellitus tipe 1 adalah:

· Menjaga kadar gula darah pada level normal yang paling memungkinkan.

· Mencegah hipoglikemi dan hiperglikemi dengan memantau ketat kadar gula darah dan melakukan tindakan awal seperti melakukan perawatan kaki tiap hari.

· Mencegah komplikasi diabetes dengan menghindari faktor resiko seperti merokok, hipertensi, hiperlipidemi (lemak yang tinggi), dan penggunaan obat yang bersifat toksik (racun) pada sistem saraf tubuh kita.

Kencing manis/diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang paling banyak bisa kita temukan, diabetes ini paling banyak timbul karena obesitas. Berbeda dengan diabetes tipe 1 yang tidak mensekresi insulin sama sekali, pada diabetes tipe 2 ini masih ditemukan sekresi insulin namun dalam jumlah yang tidak adekuat/ kurang untuk mengatasi tingginya kadar gula dalam darah. Tingginya kadar gula dalam darah menyebabkan ginjal dengan terpaksa mengekskresikan gula bersama dengan urine yang keluar dari tubuh, sehingga akan terjadi fenomena glukosuria dimana urine mengandung glukosa. Adapun aktifitas yang disarankan untuk menjaga kesehatan yang optimal untuk klien dengan DM tipe 2 adalah:

· Mengontrol makanan dengan diet rendah karbohidrat namun tetap memenuhi kebutuhan kalori tubuh.

· Menghindari makanan dengan kadar gula dan lemak tinggi.

· Menjaga berat badan ideal yang dimulai pada masa anak-anak.

· Olahraga yang teratur.

· Mengembalikan berat badan seperti sebelum hamil pada ibu yang baru selesai melahirkan.

Secara umum penyakit Diabetes memiliki beberapa komplikasi baik yang bersifat akut maupun kronis. Komplikasi akut diabetik ada dua yaitu hiperglikemi dan diabetik ketoasidosis, hiperglikemi terjadi saat glukosa tidak dapat pergi ke dalam sel karena jumlah insulin yang tidak mencukupi. Tanpa tersedianya karbohidrat/gula di dalam sel tubuh, maka hati akan aktif mengkonversi kembali glikogen menjadi glukosa dengan proses glikogenolisis selain itu juga akan meningkatkan pembentukan glukosa baru lewat proses glukoneogenesis. Pada DM tipe 1 kurangnya glukosa dalam sel tubuh akan dikompensasi dengan mengaktifkan cadangan lemak pada jaringan adiposa sebagai sumber energi, metabolisme lemak ini menghasilkan badan-badan keton yang semakin banyak jumlahnya dalam darah seiring dengan peningkatan metabolisme lemak itu sendiri. Badan-badan keton yang semakin banyak akhirnya diekskresikan bersama urine dan menjadi ketonuria, namun kompensasi ini ternyata tidak menurunkan kadar keton di dalam darah dan menyebabkan darah menjadi bersuasana asam (pH menurun) akibat banyaknya keton asetoasetat dan beta-hidroksibutirat. Kondisi inilah yang disebut diabetik ketoasidosis, bila asidosis ini menjadi semakin parah maka klien akan mengalami penurunan tingkat kesadaran dan pada akhirnya sampai pada kondisi yang disebut koma diabetes.

Komplikasi Diabetes yang kronik merupakan penyebab utama kematian pada klien diabetes karena dapat mempengaruhi banyak sistem tubuh klien. Terdiri atas:

1. Makroangiopati, termasuk penyakit jantung koroner, atherosclerosis, penyakit serebrovaskuler, dan resiko infeksi.

2. Mikroangiopati yaitu penebalan membrane kapiler, contoh: retinopati dan nefropati.

3. Neuropati, yaitu disfungsi saraf sensori motor dan saraf otonomi.

Meningkatnya kadar glukosa menyebabkan ketidakseimbangan zat penyusun matriks di antara sel, normalnya glukosa diubah menjadi bentuk gula lain seperti sorbitol dan fruktosa. Ketiga jenis gula ini (glukosa, sorbitol, dan glukosa) menumpuk di dasar membran sel dan diantara sel-sel, menyebabkan penebalan membran sel yang kemudian mempersulit transfer zat-zat yang keluar dan masuk sel termasuk oksigen, nutrisi-nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh sel, dan bahkan pengeluaran zat hasil sisa metabolisme sel yang bersifat racun juga terhambat. Apabila fenomena kekurangan nutrisi dan keracunan sel ini terjadi terus-menerus dan semakin meluas maka akan terjadi kegagalan sistem tubuh untuk mempertahankan kehidupannya di dunia ini.

Semoga bermanfaat…

Referensi:

Black, J. M. & Hawks J. H. (2005). Medical Surgical Nursing”Clinical Management for Positive Outcomes”, vol. 1, 7th edition. Philadelphia: Elsevier, Inc.

H.O. Asuhan Keperawatan Klien Diabtes Mellitus oleh Yulia, MN dan diketik ulang oleh sie.pend KMB

Sabtu, 30 Januari 2010

Apakah Radikal Bebas itu ?

Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang sifatnya sangat tidak stabil (mempunyai satu elektron atau lebih yang tanpa pasangan), sehingga untuk memperoleh pasangan elektron senyawa ini sangat reaktif dan merusak jaringan. Senyawa radikal bebas tersebut timbul akibat berbagai proses kimia kompleks dalam tubuh, berupa hasil sampingan dari proses oksidasi atau pembakaran sel yang berlangsung pada waktu bernapas, metabolisme sel, olahraga yang berlebihan, peradangan atau ketika tubuh terpapar polusi lingkungan seperti asap kendaraan bermotor, asap rokok, bahan pencemar, dan radiasi matahari atau radiasi kosmis.

radikal_bebas

Karena secara kimia molekulnya tidak lengkap, radikal bebas cenderung “mencuri” partikel dari molekul lain, yang kemudian menimbulkan senyawa tidak normal dan memulai reaksi berantai yang dapat merusak sel-sel penting dalam tubuh. Radikal bebas inilah biang keladi berbagai keadaan patologis seperti, penyakit lever, jantung koroner, katarak, penyakit hati dan dicurigai proses penuaan dini ikut berperan.
Sebenarnya, reaksi pembentukan radikal bebas merupakan mekanisme biokimia tubuh normal. Radikal bebas lazimnya hanya bersifat perantara yang bisa dengan cepat diubah menjadi substansi yang tak lagi membahayakan tubuh. Namun, bila radikal bebas sempat bertemu dengan enzim atau asam lemak tak jenuh ganda, maka merupakan awal dari kerusakan sel yang antara lain:

Kerusakan DNA (deoxy nucleic acid) pada inti sel
Senyawa radikal bebas merupakan salah satu faktor penyebab kerusakan DNA di samping penyebab lain seperti virus, Blla kerusakan tidak terlalu parah, masih dapat diperbaiki oleh sistem perbaikan DNA. Namun, bila sudah menyebabkan rantai DNA terputus di berbagai tempat, kerusakan ini tidak dapat diperbaiki lagi sehingga pembelahan sel akan terganggu. Bahkan terjadi perubahan abnormal yang mengenai gen tertentu dalam tubuh yang dapat menimbulkan penyakit kanker.

Kerusakan membran sel
Komponen terpenting’ membran sel mengandung asam lemak tak jenuh ganda yang sangat rentan terhadap serangan radikal bebas. Kalau ini terserang struktur dan fungsi membran akan berubah yang dalam keadaan ekstrem akhirnya mematikan sel-sel pada jaringan tubuh.

Kerusakan protein
Terjadinya kerusakan protein akibat serangan radikal bebas ini termasuk oksidasi protein yang mengakibatkan kerusakan jaringan tempat protein itu berada. Contohnya kerusakan protein pada lensa mata yang mengakibatkan katarak.

Kerusakan lipid peraksida
Ini terjadi bila asam lemak tak jenuh terserang radikal bebas. Dalam tubuh kita, reaksi antar zat gizi tersebut dengan radikal bebas akan menghasilkan peroksidasi yang selanjutnya dapat menyebabkan kerusakan sel, yang dianggap salah satu penyebab terjadinya berbagai penyakit degeneratif

Proses penuaan
Umumnya, semua sel jaringan organ dapat menangkal serangan radikal bebas karena di dalamnya terdapat sejenis enzim khuSUS yang mampu melawan. Namun, karena manusia secara alami mengalami degradasi seiring dengan peningkatan usia akibat radikal bebas itu sendiri, otomatis pemusnahannya tidak pernah mencapai 100% meski secara teori dapat dipunahkan oleh berbagai antioksidan. Belum lagi adanya rangsangan untuk membentuk radikal bebas yang berasal dari lingkungan sekitar. Karena itu, secara perlahan-Iahan tapi pasti, terjadi kerusakan jaringan oleh radikal bebas yang tidak terpunahkan.
Kerusakan jaringan secara pelan ini merupakan proses terjadinya ketuaan, seperti kehilangan elastisitas jaringan kolagen dan otot sehingga kulit tampak keriput, terjadinya lipofuchsin atau bintik-bintik pigmen kecoklatan di kulit yang merupakan timbunan sisa pembakaran dalam sel. Bagi anda yang ingin awet muda tentu perlu banyak mengkonsumsi zat gizi yang meminimalkan efek radikal bebas ini.

Dapat menimbulkan autoimun
Dalam keadaan normal, antibodi hanya terbentuk bila ada antigen yang masuk dalam tubuh. Autoimun adalah terbentuknya antibodi terhadap suatu sel tubuh biasa dan hal ini dapat merusak jaringan tubuh dan sangat berbahaya.

Antioksidan pelindung kesehatan
Tanpa disadari dalam tubuh kita secara terus menerus terbentuk radikal bebas melalui peristiwa metabolisme sel normal, peradangan, kekurangan gizi dan akibat respons terhadap pengaruh dari luar tubuh: polusi lingkungan, ultraviolet, asap rokok, dll.
Sebab itu tubuh kita memerlukan suatu substansi penting yakni antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari serangan radikal bebas dengan meredam dampak negatif senyawa ini.
Sistem antioksidan tubuh sebagai mekanisme perlindungan terhadap serangan radikal bebas, secara alami telah ada dalam tubuh kita. Dari asal terbentuknya, antioksidan ini dibedakan menjadi dua yakni intraseluler (di dalam sel) dan ekstraselluler (di luar sel) atau pun dari makanan.

Dari sini antioksidan tubuh bisa dikelompokkan menjadi 3 yakni:
1. Antioksidan primer
Antioksidan primer ini bekerja untuk mencegah pembentuk senyawa radikal bebas baru. Ia mengubah radikal bebas yang ada menjadi molekul yang berkurang dampak negatifnya, sebelum radikal bebas ini sempat bereaksi.
Contoh antioksidan ini adalah enzim SOD yang berfungsi sebagai pelindung hancurnya sel-sel dalamtubuh serta mencegah proses peradangan karena radikal bebas. Enzim SOD sebenarnya sudan ada dalam tubuh kita Namun bekerjanya membutuhkan bantuan zat-zat gizi mineral seperti mangan, seng, dan tembaga. Selenium (Se) juga berperan sebagai antioksidan. Jadi, jika ingin menghambat gejala dan penyakit degeneratif, mineral-mineral tersebut hendaknya tersedia cukup dalam makanan yang dikonsumsi setiap hari.

2. Antioksidan sekunder
Antioksidan ini berfungsi menangkap senyawa serta mencegah terjadinya reaksi berantai. Contoh antioksidan sekunder: vitamin E, vitamin C, beta karoten, asam urat, bilirubin, dan albumin.

3. Antioksidan tersier
Antioksidan jenis ini memperbaiki kerusakan sel-sel dan jaringan yang disebabkan radikal bebas. Contoh enzim yang memperbaiki DNA pada inti sel adalah metionin sulfoksidan reduktase. Adanya enzim-enzim perbaikan DNA ini berguna untuk mencegah penyakit kanker, misalnya. Hasil berbagai penelitian telah mendukung teori bahwa mengkonsumsi antioksidan yang memadai dapat mengurangi terjadinya berbagai penyakit seperti kanker, kardiovaskuler, katarak serta penyakit degeneratif lain.

K-Liquid Chlorophyll sebagai ekstrak zat hijau daun alfafa dapat bertindak sebagai antioksidan bagi tubuh yang dapat meminimalkan efek radikal bebas. Wujudkan keluarga sehat alami bersama K-Link.

Daya Penyembuhan Klorofil



Klorofil vs hemoglobin
Ahli kimia Jerman, Dr Richard Willstatter (1913), berhasil mengidentifikasi fungsi sesungguhnya dari klorofil (zat hijau daun) dan menjelaskan bahwa molekul klorofil memiliki kesamaan struktur dengan hemoglobin, pigmen merah dalam darah manusia. Baik Richard Willstatter maupun Dr Hans Fisher memperoleh hadiah Nobel atas penemuan mereka terhadap struktur klorofil dan struktur hemoglobin.

Sungguh luar biasa mengetahui bahwa perbedaan antara kedua molekul ini hanya terletak pada atom pusat dari molekul. Atom pusat klorofil adalah magnesium dan atom pusat hemoglobin adalah besi. Berdasarkan penemuan ini, dapat disimpulkan bahwa klorofil memiliki nilai besar terhadap tubuh manusia. Klorofil menjadi nutrisi vital bagi tubuh manusia dan merupakan molekul yang dapat diterima oleh tubuh secara alamiah.

Klorofil berfungsi sebagai desinfektan dan antibiotik, bahkan sebelum adanya obat- obatan sintetis. Klorofil membersihkan jaringan-jaringan tubuh dan tempat pembuangan sisa limbah metabolisme dalam tubuh, sekaligus mengatasi parasit, bakteri, dan virus yang ada dalam tubuh manusia. Bahkan, klorofil dapat menghilangkan senyawa-senyawa kimia bersifat racun dalam tubuh.

Ekor molekul klorofil yang bersifat hidrofobik dapat menggali ke dalam sel/jaringan dan mengangkat senyawa hidrokarbon dari dinding sel serta mengeluarkan senyawa beracun tersebut, seperti halnya sabun mengangkat lemak dan kotoran pada tangan kita. Hidrokarbon yang dimaksud adalah pestisida, obat-obatan yang tertimbun dalam tubuh, pewarna makanan, bahkan bakteri, parasit, dan virus.

Tugas ini merupakan fungsi dari organ hati. Klorofil membantu kerja organ hati dan memproteksi organ hati sehingga kesehatan manusia dapat terjamin.

“Energi datang dari mengonsumsi energi”. Sebenarnya energi datang dari oksigen dan rantai glukosa yang oleh sel dibakar untuk membuat molekul yang dikenal sebagai ATP. ATP-lah yang merupakan bahan bakar dalam tubuh kita. Kerja otak manusia bergantung pada ATP.

Energi datang dari sel-sel darah merah yang membawa oksigen ke dalam sel-sel tubuh kita. Hemoglobin merupakan molekul dalam sel darah merah yang membawa oksigen. Adapun klorofil adalah pembentuk sel darah merah yang paling cepat di dalam tubuh manusia. Dengan mengonsumsi klorofil, jumlah sel darah dapat meningkat sangat cepat sehingga pasokan energi dalam tubuh dapat terus-menerus dijamin.

Masuknya organisme bersel tunggal, seperti virus, bakteri, parasit, dan jamur dapat mengganggu kesehatan manusia karena organisme-organisme ini menyebabkan sel melemah dan kelaparan akan nutrisi, menghalangi produksi mukosa pelindung tubuh, meracuni dan melemahkan daya kerja metabolisme tubuh, bahkan menyebabkan dinding sel tidak terlindungi.

Ann Wigmore (The Wheatgrass Book, 1985) mengatakan bahwa klorofil dapat melindungi kita dari senyawa-senyawa karsinogen, di mana makanan dan obat lainnya sudah tidak berfungsi lagi. Klorofil bertindak menguatkan sel-sel, melepaskan zat racun dari hati dan aliran darah dan secara kimiawi menetralisasi polutan-polutan.

Klorofil yang dikonsumsi secara oral dapat menjadi alternatif pengganti transfusi darah. Bahkan, dalam bukunya, The Healing Power of Chlorophyll, Bernard Jensen menegaskan berbagai hasil eksperimen dengan tikus, di mana darah tikus digantikan dengan klorofil, tetap dapat menjaga kelangsungan hidup tikus-tikus tersebut. Tim O’Shea dalam bukunya (The Sanctity of Human Blood) menegaskan bahwa vaksinasi bukanlah suatu proses imunisasi karena segala benda asing yang tidak mirip dengan molekul-molekul yang ada secara alami dalam tubuh, baik itu obat, vaksin, bakteri, virus, parasit, maupun makanan beracun dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia.

Klorofillah satu-satunya molekul yang dapat diterima oleh tubuh karena kesamaannya dengan hemoglobin sehingga potensial dalam meningkatkan ketahanan tubuh kita.

Fungsi utama klorofil
Penggunaan klorofil, baik berupa tablet, bubuk, maupun cairan yang dikemas dan banyak terdapat di pasaran, dapat membantu dalam hal (1) meningkatkan jumlah sel-sel darah, khususnya meningkatkan produksi hemoglobin dalam darah, (2) mengatasi anemia, (3) membersihkan jaringan tubuh, (4) membersihkan hati dan membantu fungsi hati, (5) meningkatkan daya tahan tubuh terhadap senyawa asing (virus, bakteri, parasit, dan lain-lain), (6) memperkuat sel, dan (7) melindungi DNA terhadap kerusakan. Yang terpenting dari molekul klorofil ini adalah aman terhadap tubuh.

Mengingat serangan virus dengue menyebabkan gejala-gejala perdarahan dan menurunnya jumlah trombosit, pengobatan dengan klorofil selayaknya dilirik sebagai upaya alternatif bagi pengobatan demam berdarah. Dari sisi pencegahan, mengonsumsi klorofil merupakan tindakan bijaksana dalam meningkatkan pertahanan tubuh sehingga memungkinkan kita melawan benda asing yang masuk ke dalam tubuh, tak terkecuali virus dengue. Sirkulasi darah yang bersih dan kaya akan sel darah merah untuk membawa oksigen merupakan mekanisme pertahanan tubuh alamiah yang paling andal.

K-Link telah mengembangkan produk K-Liquid Chlorophyll yang merupakan ekstrak zat hijau daun Alfafa.

source : kompas/Dr.Leenawaty L

Selasa, 26 Januari 2010

Warning for Smoker !.... Are You Next...? Think Again...!!!

Are you a smoker?? if you’re a smoker so you have to read this story… this is story of a man who is an active smoker for a long time, and he had a mouth cancer because of that.. so pity take a look of the picture below.. i hope this story and this case might be a hard warning for every smoker in the world… stop your smoking habit before you got a mouth cancer like this guy..


Really disgusting huh?? so if you wanna stay healthy without that… stop your smoking habit right now.. remember smoking has many negative effect for your body..

Masih mau mencoba merokok…luar biasa pengorbanan perokok…mengorbankan kesehatan demi seonggok abu dan kotoran nikotin.

Source : World Must Be Crazy/bebasrokok

Jumat, 22 Januari 2010

JIWA YANG SELALU TERSENYUM

Banyak pemikir yang berpendapat bahwa tawa dan senyum adalah salah satu sebab yang paling kuat yang mendorong manusia agar lebih efektif dan produktif. Mereka memberikan nasihat, jika Anda ingin hidup tenang, rileks dan berbahagia, penuhi hidup Anda dengan selera humor, sering tersenyum dan tertawa. Karena hal itu akan menciptakan nuansa kejernihan, kebersihan, menghilangkan kesedihan, rasa bosan, dan kuatir terhadap kehidupan ini.

Jiwa yang selalu tersenyum akan melihat kesulitan-kesulitan dengan tenang, untuk kemudian mengalahkan kesulitan itu. Ia melihat kesulitan itu sambil tersenyum, berikutnya menanganinya dengan tersenyum pula, dan selanjutnya ia mengalahkannya dengan tersenyum pula. Sedangkan, jiwa yang cemberut, ketika melihat kesulitan ia akan membesar-besarkannya, kemudian semangatnya menjadi lemah dan berikutnya ia lari darinya, dan berlindung di kepompongnya sambil mencaci-maki zaman dan tempat. Ia selalu beralasan dengan kata-kata “seandainya”, “jika”, dan “kalau.” Padahal zaman yang ia cela itu tidak lain dari hasil temperamen dan pendidikannya. Ia ingin berhasil dalam kehidupan tanpa ingin membayar harganya. Ia melihat di seluruh jalan ada macan yang mengincarnya. Ia menunggu hingga langit menurunkan hujan emas atau bumi memuntahkan kekayaannya.”

Dalam buku "Who Will Cry When You Die?" Robin Sharma menulis bahwa, “Menurut sebuah penelitian, anak berusia empat tahun tertawa 300 kali sehari, sementara orang dewasa hanya tertawa 15 kali sehari. Dengan semua kewajiban, stress, dan kegiatan yang mengisi hari-hari kita, kita lupa bagaimana tertawa. Tertawa setiap hari dilakukan untuk memperbaiki suasana hati, memunculkan kreativitas, dan memberi kita lebih banyak energi.”

Pemain komedi Steve Martin tertawa selama lima menit di depan kaca setiap pagi agar kreativitasnya mengalir dan memulai harinya dengan semangat yang tinggi. Sedangkan William James, bapak Psikologi Modern berkata, “Kita bukan tertawa karena bahagia. Kita bahagia karena kita tertawa.” Pepatah Cina klasik berkata, “Orang yang tidak tahu bagaimana tersenyum seharusnya tidak membuka toko.”

Ahmad Amin berkata dalam buku "Faidh al-Kathir", “Orang-orang yang tersenyum tidak hanya lebih berbahagia dengan diri mereka saja, namun mereka juga lebih mampu bekerja, lebih mampu menanggung tanggung jawab, lebih kuat dalam menghadapi kesulitan dan menyelesaikan masalah, serta melakukan hal-hal besar yang memberikan manfaat kepada mereka dan orang banyak”

DR. ‘Aidh bin Abdullah al-Qarni berkata, “Seandainya saya diberikan pilihan antara harta yang banyak atau jabatan yang tinggi, dengan jiwa yang tenang dan selalu tersenyum, niscaya saya memilih yang terakhir itu. Karena apa manfaat harta dengan disertai kecemberutan? Apa manfaat jabatan dengan disertai tertekannya jiwa? Apa manfaat seluruh yang ada dalam kehidupan ini jika pemiliknya merasa sempit dan tertekan seakan-akan ia baru saja melayat jenazah orang yang dikasihinya? Apa nikmatnya kecantikan istri jika ia cemberut dan mengubah rumah tangganya menjadi Neraka? Maka, akan lebih baik jika istri Anda tidak secantik dia namun mampu membuat rumah tangga Anda menjadi laksana Surga.”

Rasulullah saw adalah sosok pribadi yang banyak tersenyum di hadapan para sahabatnya. Beliau menjadikan senyum sebagai ibadah sebagaimana sabdanya, “Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah.” Jarir bin Abdullah al-Bujali berkata, “Setiap kali saya menjumpai Nabi saw pasti beliau tersenyum.” Jarir berbangga dengan anugerah ini serta mengumumkan kedermawanan beliau. Dan senyum yang cemerlang hangat dan tulus ini lebih berharga bagi Jarir dibandingkan semua ingatan dan lebih tinggi dibandingkan seluruh harapan.

Diriwayatkan pula bahwa seorang wanita tua pernah mendatangi Nabi saw untuk meminta kepada beliau agar mendoakannya masuk Surga. Beliau lalu bersabda, “Orang tua tidak masuk Surga.” Mendengar perkataan itu, wanita tua itu pun berpaling dan menangis. Tak berapa lama, Nabi saw memanggilnya dan bersabda, “Bukankah engkau pernah mendengar firman Allah dalam surah al-Waa’qiah ayat 35-37 ‘Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya.” Hr. Thabrani.

Ibnul Jauzi berkata, ”Para ulama yang mulia selalu senang dengan humor dan tertawa mendengarnya. Karena ia menyegarkan jiwa, dan menghibur hati setelah lelah berfikir.”

Wahai saudaraku, pandanglah wajah bayi dan anak-anak balita, anak siapa saja, pasti Anda akan menemukan ketenangan di sana. Karena wajah-wajah mereka selalu tersenyum, bukankah Anda tidak akan pernah menemukan wajah bayi yang cemberut? Lalu tataplah wajah Anda sekali-sekali di dalam cermin, dan tersenyumlah. Perhatikan wajah yang ada di dalam cermin itu, menyenangkan bukan? Jika Anda senang melihat wajah itu tersenyum, tentu orang lain juga akan senang memandang wajah tersebut!

Mengapa harus gundah, gelisah, cemas, dan mengutuk diri sendiri kalau sebagai Muslim, Anda telah meridhai Allah sebagai Rabb-mu, Islam sebagai agamamu, dan Muhammad saw sebagai nabimu. Tersenyum dan berbahagialah dengan terus-menerus menjaga keridhaan itu. Karena hanya dengan keridhaan Allah sajalah Anda akan menikmati kebahagiaan dan kenikmatan yang luar biasa, hidup di taman-taman Surga-Nya. Karena dunia hanyalah sebuah ladang bagi amal dan ibadah kita, tidak lebih dan tidak kurang!

(Note By : Asfa Davy Bya, SH)

Source: melodiaquera

Minggu, 17 Januari 2010

How To Motivate Yourself

Staying motivated is a struggle — our drive is constantly assaulted by negative thoughts and anxiety about the future. Everyone faces doubt and depression. What separates the highly successful is the ability to keep moving forward.

There is no simple solution for a lack of motivation. Even after beating it, the problem reappears at the first sign of failure. The key is understanding your thoughts and how they drive your emotions. By learning how to nurture motivating thoughts, neutralize negative ones, and focus on the task at hand, you can pull yourself out of a slump before it gains momentum.

Reasons We Lose Motivation

There are 3 primary reasons we lose motivation.

  1. Lack of confidence – If you don’t believe you can succeed, what’s the point in trying?
  2. Lack of focus – If you don’t know what you want, do you really want anything?
  3. Lack of direction – If you don’t know what to do, how can you be motivated to do it?

How to Boost Confidence

The first motivation killer is a lack of confidence. When this happens to me, it’s usually because I’m focusing entirely on what I want and neglecting what I already have. When you only think about what you want, your mind creates explanations for why you aren’t getting it. This creates negative thoughts. Past failures, bad breaks, and personal weaknesses dominate your mind. You become jealous of your competitors and start making excuses for why you can’t succeed. In this state, you tend to make a bad impression, assume the worst about others, and lose self confidence.

The way to get out of this thought pattern is to focus on gratitude. Set aside time to focus on everything positive in your life. Make a mental list of your strengths, past successes, and current advantages. We tend to take our strengths for granted and dwell on our failures. By making an effort to feel grateful, you’ll realize how competent and successful you already are. This will rejuvenate your confidence and get you motivated to build on your current success.

It might sound strange that repeating things you already know can improve your mindset, but it’s amazingly effective. The mind distorts reality to confirm what it wants to believe. The more negatively you think, the more examples your mind will discover to confirm that belief. When you truly believe that you deserve success, your mind will generate ways to achieve it. The best way to bring success to yourself is to genuinely desire to create value for the rest of the world.

Developing Tangible Focus

The second motivation killer is a lack of focus. How often do you focus on what you don’t want, rather than on a concrete goal? We normally think in terms of fear. I’m afraid of being poor. I’m afraid no one will respect me. I’m afraid of being alone. The problem with this type of thinking is that fear alone isn’t actionable. Instead of doing something about our fear, it feeds on itself and drains our motivation.

If you’re caught up in fear based thinking, the first step is focusing that energy on a well defined goal. By defining a goal, you automatically define a set of actions. If you have a fear of poverty, create a plan to increase your income. It could be going back to school, obtaining a higher paying job, or developing a profitable website. The key is moving from an intangible desire to concrete, measurable steps.

By focusing your mind on a positive goal instead of an ambiguous fear, you put your brain to work. It instantly begins devising a plan for success. Instead of worrying about the future you start to do something about it. This is the first step in motivating yourself to take action. When know what you want, you become motivated to take action.

Developing Direction

The final piece in the motivational puzzle is direction. If focus means having an ultimate goal, direction is having a day-to-day strategy to achieve it. A lack of direction kills motivation because without an obvious next action we succumb to procrastination. An example of this is a person who wants to have a popular blog, but who spends more time reading posts about blogging than actually writing articles.

The key to finding direction is identifying the activities that lead to success. For every goal, there are activities that pay off and those that don’t. Make a list of all your activities and arrange them based on results. Then make a make an action plan that focuses on the activities that lead to big returns.

When my motivation starts to wane, I regain direction by creating a plan that contains two positive actions. The first one should be a small task you’ve been meaning to do, while the second should be a long-term goal. I immediately do the smaller task. This creates positive momentum. After that I take the first step towards achieving the long-term goal. Doing this periodically is great for getting out of a slump, creating positive reinforcement, and getting long-term plans moving.

It’s inevitable that you’ll encounter periods of low energy, bad luck, and even the occasional failure. If you don’t discipline your mind, these minor speed bumps can turn into mental monsters. By being on guard against the top 3 motivation killers you can preserve your motivation and propel yourself to success.

source: pickthebrain

Jumat, 15 Januari 2010

Jangan Menyerah Pada Keterbatasan

Jessica Cox bisa mengemudi mobil, berenang, dan mengetik 25 kata per menit. Ia juga pemegang dua ban hitam Tae Kwon-Do (dari dua federasi) dan pintar menari. Ia bisa sekolah, lulus kuliah, dan menerbangkan pesawat. Ia mandiri, cantik, berprestasi, dan menjadi orang yang berguna. Jadi, apa yang tidak dimiliki perempuan muda ini? Dua lengan!
Jessica adalah warga negara Amerika Serikat keturunan Filipina. Usianya 25 tahun. Ia tinggal di Tucson, Arizona.

Untuk diketahui, Jessica dilahirkan tanpa lengan. Orangtuanya tentu terkejut dan sedih dengan keadaannya. Namun mereka tidak putus asa. Mereka bisa menerima keadaan itu dan mengajari anak perempuannya hidup mandiri. Kedua kaki Jessica diajari melakukan banyak hal, antara lain untuk menggantikan fungsi kedua lengannya.

Bagaimana dengan Jessica? Awalnya, ia merasa malu, takut, dan tidak percaya diri. Sebab, keadaan fisiknya berbeda dengan orang lain. Untunglah, ia memiliki keluarga, teman-teman, dan guru yang luar biasa. Mereka menerima keadaannya dan mendukungnya.

"Aku ingat saat pertama kali akan tampil di panggung untuk pertunjukan tari. Aku malu dan khawatir semuanya tidak akan berjalan lancar. Jadi, aku bilang ke guruku, ‘Tolong tempatkan aku di barisan paling belakang'. Guruku berkata, ‘Tidak ada barisan belakang!'" Pertunjukan itu sukses dan Jessica terpacu untuk menjadi seorang penari.

Seorang pilot pesawat tempur yang tergabung dalam aksi amal Wright Flight juga berjasa. Ia menawari Jessica, yang awalnya takut terbang dan ketinggian, untuk belajar menerbangkan pesawat padanya. Awalnya, Jessica menolak. Namun pilot itu terus memaksa dan bilang bahwa Jessica akan menyukai terbang dan berada di atas awan. Akhirnya Jessica menerima tawaran itu dan menganggapnya sebagai salah satu tantangan terbesar dalam hidupnya. Kini Jessica sudah mengantongi lisensi pilot.

Atas semua kesuksesannya yang luar biasa itu, Jessica berkata, "Banyak hal yang tidak bisa dilakukan oleh seorang penyandang cacat. Namun saya tidak pernah mengatakan, ‘Saya tidak bisa'. Jika belum sukses dalam melakukan suatu hal, saya selalu mengatakan, ‘Saya belum berusaha keras!' Saya juga berusaha beradaptasi dengan dunia yang memerlukan dua lengan ini".
Kini, apa target Jessica? "Masih ada banyak hal di daftar keinginan saya. Hmmm... saya ingin bisa mengepang rambut dan memanjat tebing!" Ia juga ingin mengajari banyak hal pada orang-orang yang senasib dengannya. Mereka mungkin merasa kurang percaya diri, namun Jessica selalu menyemangati mereka dengan berkata, "Sayalah bukti bahwa Anda juga bisa melakukan banyak hal!"

Source: Andrie W

Which Body Types Are You?

Over the years, there have developed several different types of categorising the human body. In Ayurvedic medicine that evolved from five thousand-year-old Sanskrit teachings, body types and their associated personalities were defined as Vata, Pitta, and Kapha. If we go back to our high school/college days you will probably remember a guy by the name of William H. Sheldon. It was Sheldon who introduced his theory of Somotypes back in the 1940's. His basic theory proposed that there are basically three body types and each body type has a specific personality associated with it. The theories that Sheldon presented has become a central vein running through literature and research with respect to weight loss, exercise, and bodybuilding. The body type system that Sheldon introduced characterised the human body as ectomorphic, mesomorphic, or endomorphic.

Not every human being fits exactly into one of these categories but contains characteristics of each, although one is usually predominant over the others. In order to determine your body type, one needs to look back at your adolescent years to determine which category your body type you possessed before changes due to age and lifestyle transformed you into what you are today.

body types

The Ectomorph Body Type

The Ectomorph is a form of opposite of the Endomorph. Physically, they tend to have:

  • Narrow shoulders and hips.
  • A thin and narrow face, with a high forehead.
  • A thin and narrow chest and abdomen.
  • Very little body fat.
  • Thin legs and arms.

Training for Ectomorphs:

Frequency/Periodisation:

  • Use split-training, using 1-2 bodyparts each workout to target muscle groups.
  • Train each bodypart once per week.
  • Get plenty of rest between workouts; never train if scheduled bodypart is sore from previous workout.
  • Change training routine at least monthly.
  • Increase training intensity each workout. This may mean more weight, reps, and sets.
  • Make the body work hard but briefly

Sets and Repetitions:

  • Use heavy, basic power movements that hit the deep muscle fibres.
  • Avoid isolation or “finishing” movements.
  • Keep reps in the 5 – 10 rep range.
  • Do 6 – 8 sets per bodypart
  • Watch out for overtraining, (it can slow gains)
  • If gains in muscle and strength remain slow, shock your body into growth with such techniques as 10 sets of 10 reps for one exercise per bodypart. Only use this shocking technique once every eight weeks.

Intensity:

  • Focus on lifting heavier weights to increase intensity and not by cutting time between sets.
  • Rest at least 60 seconds between sets.
  • Rest at least 5 minutes between bodyparts.
  • Occasionally try forced reps, supersets, tri-sets, and other intensity techniques, but do not rely on them to heavily.

Recuperation:

  • Longer recuperation periods mean more rest days.
  • Because of high metabolic rate, get at least 8hrs sleep each night.
  • If possible take a nap during the day.
  • Never train when tired or not completely recovered.

Aerobics:

  • Keep aerobic activities to a minimum, no more than three times per week. Too much aerobics will stall progress.
  • Keep cardio conditioning at the lower end of the target heart rate for no more than 20 minutes per session. To compute target heart rate per minute, subtract your age from 220 and multiply by 0.6 and 0.8.
  • Good aerobic exercise choices include stationary bike, brisk walking, and treadmill.

Nutrient Considerations:

  • An excellent diet and proper supplementation are crucial.
  • Eat 5-7 small meals (Including weight gain drinks) per day every 2.5 – 3 hrs.
  • Increase daily protein intake to 1 – 1.5g of protein per pound of bodyweight
  • Protein intake should be 25 – 30% of daily dietary intake; carbohydrates about 50%; fats 20 – 25%.
  • Have a protein shake 90 minutes before bedtime.
  • Increase daily intake of fibrous carbohydrates whilst limiting the intake of simple sugars.
  • Eat slower burning glycemic index foods such as beans, corn, yams, oats, pasta, brown rice, whole grain foods,
  • Supplement with a good multivitamin/mineral.

Lifestyle:

  • Keep stress levels low and learn how to relax, using such techniques as visualisation, yoga, and meditation. Stress induced cortisol levels can be detrimental to muscle building.
  • Minimise outside activities that use moderate to large amounts of energy.
  • Think energy conservation in everything you do.
  • Drink at least 2.5 liter’s water every day (80oz)

The Mesomorph Body Type

The mesomorph is somewhere between the round endomorph and the thin ectomorph. Physically, they have the more 'desirable' body, and have:

  • Large head, broad shoulders, and narrow waist (wedge-shaped).
  • Muscular body, with strong forearms and thighs
  • Very little body fat
  • Genetically gifted; greatest bodybuilding potential.
  • Long torso, full chest, good shoulder to waist ratio.

Training for the Mesomorph:

Frequency/Periodisation:

  • Responds well to training that involves heavy, basic movements along with shaping exercises.
  • The more varied the exercise program, the greater the results.
  • Alternate 3-4 weeks of high intensity training with several weeks of lower intensity workouts to promote growth and strength and prevent burnout.

Sets and Repetitions:

  • Use quick, basic movements with heavy weights before hitting muscles with isolation and shaping exercises.
  • Keep reps in the 8-12 rep range. For most bodyparts.
  • Use a rep combination as low as six and as high as 25 for quads, hamstrings, and calves.
  • Because of natural genetic advantage, watch out for overtraining under the mistaken notion that more training will make growth faster.

Intensity:

  • Constantly keep the body off guard by varying the training intensity with exercises, sets, reps, weights, and rest.
  • Be sure to regularly include light, moderate, and heavy training days.
  • Use a combination of slow moderately paced (with full range of motion) and fast reps.
  • Regularly alternate intensity techniques into the workouts: partial reps, forced reps, forced reps, descending sets, compound sets, and pre-exhaustion.

Recuperation:

  • Without proper rest, the natural advantage you enjoy will never be fully exploited.
  • Get 7.5 – 9hrs of sleep every night.
  • Never train a body part that has not fully recovered.
  • Take an extra day of rest away from the gym if your motivation, energy, or strength level is lacking.

Aerobics:

  • To maximise muscle gains, do no more than three cardio workouts per week for 20-30 minutes (5 minute warm up, 15-20 minutes in your target heart range, five minute cool down.
  • Keep the heart working in the middle of the target heart range?
  • Recommended activities: stair climber, treadmill, brisk walking, or stationary bike.
  • Limit running to no more than two miles three times a week, even with no other aerobic activities.
  • Some mesomorph’s reply on wind sprints to condition and build the legs while aerobically conditioning the heart.

Nutrient Considerations:

  • Keep protein intake to at least 1 gram per pound of bodyweight.
  • Keep the carbohydrate intake moderately high, about 60% of total calories; choose vegetables, brown rice, low fat beans, lentils and pasta and whole grains.
  • Limit fats; stay lean with a diet containing 15-20% total fats.
  • Eat a variety of lean proteins such as skinless chicken, turkey, egg whites, lean beef, and fish.

Lifestyle:

  • Don’t try to do too much to fast; that would make you susceptible to injuries, over training or burnout.
  • Slow down and listen to your body. Gains will continue year after year if you’re patient and follow guidelines given.
  • Be patient but persistent.
  • Drink at least 2.5 litres (80 ounces) of water daily.

The Endomorph Body Type

The Endomorph is physically quite ‘round’, and is typified as the ‘barrel of fun’ person. They tend to have:

  • Wide hips and narrow shoulders, which makes them rather pear-shaped.
  • Quite a lot of fat spread across the body, including upper arms and thighs.
  • They have quite slim ankles and wrists, which only serves to accentuate the fatter other parts.
  • Wide bone structure.
  • Slower metabolism.
  • Weight gain is easy, though fat loss is difficult.
  • Tends to store fat, which hides muscle gains.

Training for the Endomorph:

Frequency/Periodisation:

  • Needs more frequent workouts, especially aerobic conditioning.
  • Develop a pool of 3-5 effective exercises for each bodypart and from those select 2-3 exercises for each bodypart.
  • Train abdominals at the beginning of your workout.
  • Do whole body workouts for the first months of training; later try a split type of routine.
  • Training goal is to speed up the metabolism, minimise bodyfat.
  • Change the training program every second or third workout.
  • Don’t be afraid to experiment in your training; frequently try something new and different.

Sets and Reps:

  • Each workout must be high intensity, sacrifice poundage’s for minimal rest between sets.
  • Do no more than eight sets per body part.
  • Use moderate poundage’s. Avoid training with heavy weights and low reps.
  • Keep your rep range in the 9-12 range for upper body and 12-25 rep range for legs and calves.

Intensity:

  • Keep intensity high and rest between sets to a minimum – no more than 60 seconds.
  • Use high-intensity training principles such as burns, iso-tension, continuous tension, supersets, tri-sets, and giant sets principles to help bring out maximum muscle shape and definition.
  • Descending sets (where you drop the resistance after you’ve reached muscle failure) also add intensity; use this approach on the last set for a bodypart exercise.

Recuperation:

  • Train more frequently, but rest at least 48 hours between workouts for same body part.
  • With slower metabolism you won’t need as much sleep. Try to get 7.5 hours of sleep per night.

Aerobics:

  • Aerobic conditioning is a key component to looking good.
  • Use low or non-impact aerobics such as brisk walking, stationary cycle, and treadmill or stair climber to avoid stress to joints.
  • Do a cardio workout a minimum of three ties per week, preferably five for 20 minutes in the target heart rate zone, with a five minute warm up and five minute cool down.

Nutrient Considerations:

  • Keep fat intake low.
  • Eat a variety of lean protein in moderation
  • Consume dairy products that are nonfat.
  • Avoid late night snacking; if you must, have healthy, low fat foods on hand.
  • Eating smaller, frequent meals keeps the blood sugar level and metabolism up, and controls the appetite
  • Count your daily calories.
  • Skip the second helpings; eat slowly.
  • Walk away from each meal feeling slightly hungry.
  • Eliminate drinking soft drinks and alcohol.

Lifestyle:

  • Participate in a variety of fun aerobic activities to keep the metabolism revved, such as hiking, walking, biking, swimming, racket sports and martial arts.
  • Plan on participating in some aerobic activity daily. Make time for rest and relaxation.
  • Drink water and lots of it, at least 2.5 liters (80 oz) daily.

Conclusions

When you know which type you are (or which mixture) and diet and exercise correctly for that type, you will make much better progress.

While some women may think that Kate Moss is the ideal, from a fitness view point she really isn't. And many women who tend to be endomorphic will save themselves much suffering by not striving to change themselves into Ectomorphs; it's not going to happen. Conversely a true ectomorph who wishes to be a Sumo wrestler would also be in for a big disappointment.

Your goal should be to look as close as possible to (or stay looking like) a mesomorph. With the correct exercise and diet this can be attainable, and while you may be a bit upset that you have to work hard to look good while the true mesomorph looks that way naturally, at least you will still be fit and look good. And even the mesomorph will find as he/she gets older that some exercise and diet is needed if they want to continue to look good and be fit.

source: Doug Lawrenson/muscle & strenght

Goal Setting is S.M.A.R.T. Business

Goal setting is as important in personal life as it is in business. The most common denominator in all the self-help literature and books is the importance of goal setting. We’re told to set long-term goals, short-term goals, lifetime goals and personal goals.

The benefits of Specific, Measurable, Achievable, Results orientated, Time-framed (S.M.A.R.T) goals have been written about in self-help books for years. So, it follows that goal setting is obviously a powerful process.

It is about ‘eating the elephant, one bite at a time’ and of turning vision into achievable, actionable things. It’s the common denominator of successful individuals and businesses.

Despite their obvious value, our experience with goals have shown that some are good at setting goals and sticking to them, achieving great results and others can’t keep a New Year’s resolution to stop smoking for two days in a row.

Failure to set goals can be seen as a fear of failure. That is, the blow to our integrity when we don’t reach our goals. When we make and keep commitments, such as setting and achieving goals, it reflects the amount of trust we have in ourselves. We increase our confidence in ourselves to make and keep commitments to others and ourselves. However, when we don’t achieve our goals we lose confidence in our ability to make and keep commitments and to trust ourselves.

There are many reasons why we don’t achieve our goals. Sometimes the goals we set are unrealistic. New Year’s resolutions are typical examples. Suddenly, we expect to change the way we eat, or the way we exercise just because the calendar changes. It’s like expecting a child that’s never ridden a bike to suddenly jump on and go, or to run a marathon without months of training. These goals are based on illusion with little regard to natural growth. You must be able to crawl before you walk.

So, how do we set and achieve goals? Stephen R. Covey says it best in his book “7 Habits of Highly Effective People”. “To begin with the end in mind means to start with a clear understanding of your destination. It means to know where you’re going so that you better understand where you are now and so that the steps you take are always in the right direction.”

An example of a S.M.A.R.T. goal might look something like the following:

WHAT

My goal is to maintain a healthy body.

WHY

So that:

I can be fit to do the things I enjoy.

I can be an example to my children in health management.

I can build my personal character strength.

HOW

Good Nutrition. I will increase my intake of fresh fruits and vegetables and decrease my intake of sugar, fats, salt and red meat.

Physical. I will exercise aerobically 3 times a week for 30-minute periods.

Focus. I will be aware of my body and look out for any health problems.

Focusing on the smaller, short-term goals and achieving success will give you the confidence to set other goals. So, remember, set your goals based on the S.M.A.R.T. principle to have the best chance of achieving your goals.

Source: Brad Sugars

Rabu, 13 Januari 2010

Sikap Dan Pola Pikir Yang Positif



Seseorang akan dapat merubah dunia ini jika ia mampu mengubah dirinya sendiri. Untuk dapat menciptakan budaya yang sehat dan positif di dalam lingkungan sekitar kita, maka diri kita juga dituntut untuk bersikap lebih positif. Jadi setiap perubahan mestinya dimulai dari dalam diri kita sendiri, dan yang pertama kali harus diubah adalah pola berpikir kita. Sikap dan pola berpikir sangat erat kaitannya.

Dr. William James, Father of America psychology, mengatakan : "We can alter our lives by altering our altitudes – Manusia dapat mengubah kehidupannya dengan mengubah sikap dan cara berpikirnya." Orang yang terbiasa berpikir positif selalu menemukan solusi-solusi cerdas. Sebab pikiran yang positif dapat bekerja secara sederhana, mencari ide dan segala kemungkinan untuk berhasil.

Contohnya tentang sebuah kisah antara seorang ayah dan anak :
Suatu hari sang ayah sengaja membawa pekerjaan kantor ke rumah supaya semua tugas pekerjaan dapat segera dituntaskan. Tetapi sesampainya di rumah, anaknya merengek terus mengajaknya bermain. Sang ayah keberatan memenuhi permintaan anaknya, maka dicarilah akal supaya anaknya diam dan ia mempunyai kesempatan untuk menyelesaikan pekaerjaannya.

Pada saat itu, ia melihat sebuah majalah yang memuat peta dunia. Muncullah ide untuk menggunting peta dunia tersebut menjadi beberapa bagian. Setelah itu, sang ayah memberikan potongan-potongan peta dunia itu kepada anaknya seraya berkata, “Nak, kalau kamu sudah selesai menyatukan potongan-potongan kertas ini, maka ayah akan menemanimu bermain.”

Sang ayah berpikir bahwa pekerjaan menyatukan potongan peta dunia itu akan sulit sekali dan memakan waktu sekurang-kurangnya 30 menit. Sehingga ia dapat leluasa menggunakan jeda waktu tersebut untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Tetapi tidak lama kemudian, sekitar 5 menit, sang anak sudah kembali kepada ayahnya sambil memberikan potongan-potongan peta dunia yang telah disatukan. Sang ayah tercengang, “Hah, mana mungkin anak sekecil ini sudah tahu dimana letak America, Afrika. Dan Eropa, Aneh sekali?” Karena potongan peta itu benar-benar terletak pas pada posisi yang seharusnya.

Maka dengan penuh keheranan sang ayah bertanya kepada anaknya : “Bagaimana kamu bisa melakukannya ?” Keheranan sang ayah terjawab, tatkala anak itu berkata, “Tidak sulit, Ayah, menggabungkan potongan-potongan kertas itu. Karena dibalik gambar peta itu ada gambar kepala manusia. Jadi saya benarkan saja kepala manusianya, maka benarlah gambar dunia ini.”

Anak kecil itu sanggup menyelesaikan soal yang sulit sebab ia berpikir secara sederhana saja. Tidak ada prasangka, keinginan untuk dipuji, kebencian dan pikiran negatif lain yang mempengaruhi anak tersebut. Ternyata begitu mudah menemukan solusi cerdas yang mempermudah kehidupan kita dengan berpikir positif. Jadi apa salahnya kita menerima setiap kenyataan apa adanya, dan memandang sisi positif untuk menemukan solusi cerdas berikutnya. Tanyakan pula, apa ruginya berpikir positif, dan apa untungnya selalu berpikir negatif?

Sama sekali tidak ada keuntungan bila kita hanya memikirkan sisi negatif dari setiap kenyataan yang harus kita terima. Yang ada hanyalah belenggu, yang menyebabkan kita tidak tenang bekerja dan menghambat kemajuan. Dengan berpikir positif maka kita akan menemukan banyak sekali jalan keluar. Sebaliknya, bila kita berpikir negatif maka kita akan selalu menemukan halangan. John Wooden, mantan pelatih basket UCLA, menegaskan, “Segalanya ternyata paling baik bagi orang-orang yang memetik manfaat dari bagaimana segalanya terjadi.” So Be Positive !

source: Rudy Lim / AW

Selasa, 12 Januari 2010

Sukses Tanpa Perubahan ?...No Way...!

Saya rasa semua orang sangat memahami bahwa untuk mencapai sukses mereka harus berubah. Tetapi mengapa cukup banyak orang yang begitu takut untuk berubah? Manusia adalah makhluk dengan kebiasaan.

Kebiasaan inilah yang akhirnya membentuk diri Anda sekarang ini walaupun seringkali Anda tidak benar-benar bahagia dengan apa yang Anda dapatkan. Hukum Kebiasaan mengatakan bahwa perilaku Anda diatur oleh kebiasaan Anda dan jika tidak ada keputusan yang jelas dari Anda atau rangsangan dari luar, maka Anda akan terus berperilaku sama.

Kebiasaan inilah yang menyebabkan banyak orang tidak ingin berubah. Mereka cenderung melakukan hal yang sama berulang-ulang bahkan ketika metode, strategi, atau prosedur yang digunakan tidak juga memberikan hasil yang didambakan. Mereka tidak ingin berubah karena perubahan dianggap menimbulkan ketidakpastian. Mereka memilih tidak berubah karena perubahan tidak selalu mengenakkan. Hal-hal inilah yang menyebabkan banyak orang yang tidak ingin berubah dan lebih memilih hidup dalam zona nyaman (comfort zone). Mereka memilih untuk tidak berubah atau tetap melakukan hal yang sama karena berpendapat bahwa lebih aman tidak berubah dan hasil yang akan didapatkan sudah pasti.

Pendapat ini sangat keliru karena tidak berubah sama tidak pastinya dengan kondisi bila perubahan dilakukan. Jika Anda tidak berubah atau terus saja melakukan apa yang selama ini Anda lakukan, sudah dapat dipastikan Anda akan selalu mendapatkan apa yang selama ini Anda dapatkan atau bahkan Anda tidak akan mendapatkan apa yang selama ini Anda dapatkan. Sangat tidak realistis jika Anda mengharapkan hasil yang berbeda sementara Anda tetap saja melakukan hal yang sama. Alasan yang terakhir inilah yang membuat orang-orang sukses dan perusahaan-perusahaan yang berkembang selalu berupaya untuk melakukan perbaikan terus-menerus atau yang berkelanjutan dan tidak pernah berakhir (continuous improvement and never ending improvement).

Perbaikan terus-menerus ini oleh bangsa Jepang disebut dengan istilah kaizen. Kata Kaizen dalam bahasa Jepang berarti “perbaikan terus-menerus.” Prinsip perubahan dengan perbaikan bertahap inilah yang menjadikan bangsa Jepang maju pesat terutama dalam perkembangan teknologinya. Milikilah hasrat untuk memperbaiki diri Anda terus-menerus yang akan membuat Anda terus bertumbuh dan berkembang mencapai potensi maksimal Anda. Prinsip perbaikan bertahap merupakan faktor keberuntungan kunci yang dapat Anda gunakan dalam pekerjaan. Mari kita simak kata-kata yang ditulis di atas batu nisan seorang Uskup Anglikan (1100 sebelum Masehi) dalam Kuburan Bawah Tanah Gereja Westminister Abbey yang juga dikutip oleh Soemarsono Soedarsono dalam bukunya Character Building Membentuk Watak.

THE WILLINGNESS TO CHANGE When I was young and free, And my imagination has no limits, I dreamed of changing the world, As I grew older and wiser, I discovered the world would not change, So I shortened my sights somewhat And decided to change only my country but it too seemed imovable, As I grew into my twilight years, In one last desperate attempt, I settled for changing only my family, Those closest to me, but alas, They would have none of it. And now as I lay on my deathbed, I suddenly realize If I had only change myself first, Then by example I might have changed my family From their inspiration and encouragement, I would then have been able to better my country, And who knows, I may have even change the world. (An Anglian Bishop, 1100 AD, as written in the Crypts of Westminster Abbey)

HASRAT UNTUK BERUBAH Ketika aku masih muda dan bebas berkhayal, Aku bermimpi ingin mengubah dunia, Seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku, kudapati bahwa dunia tidak kunjung berubah, Maka cita-cita itupun agak kepersempit, lalu kuputuskan untuk hanya mengubah negeriku Namun tampaknya, Hasrat itu pun tiada hasil Ketika usiaku semakin senja, Dengan semangatku yang masih tersisa kuputuskan untuk mengubah keluargaku, Orang-orang yang paling dekat denganku Tetapi celakanya, mereka pun tidak mau diubah Dan kini, sementara aku berbaring saat ajal menjelang, tiba-tiba kusadari “Andaikan yang pertama-tama kuubah adalah diriku” Maka dengan menjadikan diriku sebagai teladan, mungkin aku bisa mengubah keluargaku, Lalu berkat inspirasi dan dorongan mereka, Bisa jadi aku pun mampu memperbaiki negaraku, Kemudian siapa tahu, aku bisa mengubah dunia James Redfille menegaskan, “If you want to change the world, you first have to change yourself.” Demikian juga novelis Leo Tolstoy menegaskan ,”Semua orang berpikir mengubah dunia, tetapi tidak seorang pun berpikir mengubah dirinya sendiri.” Ya, jika Anda ingin mengubah dunia, pertama-tama Anda harus mengubah diri Anda sendiri. Jangan pernah berpikir bahwa orang lain yang harus berubah tetapi Andalah yang harus berubah jika Anda ingin berhasil atau sukses. Tidak akan ada perubahan sampai Anda berubah.

Tidak mungkin ada sukses tanpa perubahan. Buatlah keputusan yang jelas untuk berubah sehingga sukses akan memihak Anda. Jangan menunggu situasi yang begitu buruk yang memaksa Anda untuk berubah. Memang betul perubahan dapat menimbulkan ketidakpastian. Perubahan dapat beresiko. Selalu ada kemungkinan bahwa suatu perubahan yang dilakukan tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Namun, jika kita tidak pernah mencoba sesuatu yang baru, maka sudah dapat dipastikan kita tidak akan pernah maju. Orang-orang yang sukses adalah orang-orang yang berani mengambil resiko yang telah diperhitungkan (calculated risk). Jika Anda ingin sukses, maka Anda pun harus berani mengambil resiko seperti orang-orang sukses. Ann Landers menegaskan bahwa resiko tetap harus diambil karena bahaya terbesar dalam kehidupan adalah tidak berani mengambil resiko. “Orang yang tidak berani mengambil resiko tidak melakukan apa pun, tidak punya apa pun, dan bukan apa-apa. Mungkin ia menghindari penderitaan dan kesedihan, tetapi ia tidak bisa belajar, merasakan, berubah, bertumbuh, dan mencintai. Oleh karena dirantai oleh kepastiannya, berarti ia adalah budak. Hanya orang yang berani mengambil resiko sejalah yang merdeka!” kata Landers. Ya, resiko tidak pernah mau berubah sebenarnya lebih beresiko. Mereka yang menolak untuk menempuh resiko dan untuk berkembang akan “ditelan” oleh kehidupan. Jadi, keluarlah dari zona nyaman Anda dan beranilah mengambil resiko yang telah diperhitungkan yang diimbangi dengan kemampuan Anda mengelolah resiko dengan baik dan bertindaklah untuk membuat suatu yang bernilai dalam kehidupan Anda.

Paulus Winarto dalam bukunya Reach Your Maximum Potential, menegaskan bahwa “Orang-orang yang tidak berani mengambil resiko ibarat mereka yang hanya mampu melihat bunga mawar sebagai bunga berduri. Mereka tidak berani mendekat karena selalu takut tertusuk duri. Sebaliknya, mereka yang berani mengambil resiko mampu melihat keindahan mawar di balik durinya yang tajam. Mungkin pada tahap awal mereka akan tertusuk duri, namun lambat laun mereka semakin ahli untuk menghindarinya dan semakin dapat menikmati keindahan bunga berduri ini.” Memang betul bahwa berubah tidak selalu menyenangkan. Kalaupun dalam proses perubahan tersebut berjalan mulus tanpa terasa ada rintangan yang berarti, mungkin itu bukan perubahan. Perubahan selalu menuntut pengorbanan, namun perubahanlah satu-satunya sarana efektif untuk kehidupan yang lebih baik dan untuk mencapai kesuksesan. Dalam bukunya Thinking for A Change, Motivator sekaligus pakar kepemimpinan, Dr. John C. Maxwell menyatakan bahwa ada 6 langkah yang dapat mengubah hidup kita.

Pertama, kita harus mengubah cara berpikir kita. Mengubah cara berpikir akan mengubah keyakinan kita.

Kedua, jika keyakinan kita berubah, harapan kita berubah.

Ketiga, jika harapan kita berubah sikap kita berubah.

Keempat, jika sikap kita berubah, perilaku kita berubah.

Kelima, jika perilaku kita berubah, kinerja kita berubah.

Dan keenam, jika kinerja kita berubah, hidup kita berubah.

Sejak 450 tahun Sebelum Masehi, seorang bijak bernama Heraclitus telah mengingatkan kita, “Tidak ada yang permanen, kecuali perubahan!” Ya, perubahan akan terus terjadi baik diharapkan atau tidak diharapkan karena tidak ada yang abadi kecuali perubahan itu sendiri. Beradaptasilah terhadap perubahan dibutuhkan sehingga perubahan yang akan terjadi tidak mengagetkan Anda atau bahkan memaksa Anda untuk berubah. Victor Chasles bahkan pernah mengatakan, “the sure way to miss success is to miss the opportunity". Ya, cara pasti untuk melewatkan kesuksesan adalah dengan melewatkan kesempatan yang ada termasuk kesempatan untuk berubah. Oleh karena itu jangan lewatkan kesempatan yang terlalu amat sangat berharga berharga untuk berubah sebelum semuanya terlambat.

source: Elidjen / AW

Cacat bukan Halangan Qian Hongyan

Ujian yang mahaberat, jika disikapi dengan pikiran terbuka dan jiwa yang lapang, bisa mengobarkan semangat perjuangan yang tak gampang padam. Dan, semangat itulah yang dikobarkan seorang bocah bernama Qian Hongyan.

Kita memang kadang perlu belajar dari seorang bocah. Jika kita ingat kembali, semangat sebagai anak-anak sangat kuat untuk menerjang semua halangan dan tantangan. Satu contoh nyata adalah saat kita belajar berjalan. Meski jatuh berkali-kali, sebagai seorang bocah kita tentunya terus berusaha hingga benar-benar bisa berjalan seperti saat ini.

Dan, semangat ala bocah inilah yang-barangkali-mampu menjadi "bara api" yang terus menyala di tengah gelap dan kerasnya ujian bagi sesosok anak berusia belasan dari negeri China, Qian Hongyan. Ujian yang menimpa Qian memang sangat berat. Betapa tidak, di usianya yang masih sangat dini-tiga tahun (tepatnya pada bulan Oktober 2000)-ia mengalami kecelakaan fatal yang mengakibatkan separuh tubuhnya hingga batas pinggang harus diamputasi.

Kondisi itu diperparah lagi dengan keadaan ekonomi orangtua Qian yang tidak berkecukupan. Karena itu, keluarga gadis cilik yang tinggal di Zhuangxia, China itu tak mampu memberikan kaki palsu untuk Qian. Sebagai gantinya, keluarga tersebut menyangga tubuh Qian dengan potongan bola basket. Sebuah solusi yang jauh dari kata nyaman, seperti kaki-kaki palsu lainnya.

Namun, meski tumbuh dengan keterbatasan, Qian membuktikan bahwa dunia belumlah tamat bagi dirinya. Ia tumbuh menjadi gadis yang periang dan murah senyum-seolah-olah tak terjadi suatu apa pun dalam dirinya. Dengan memantulkan bola basket di bagian bawah tubuhnya, dan dibantu penyangga untuk membantunya bergerak, Qian tetap bisa menjadi bocah lincah layaknya kebanyakan anak normal.

Bersiap Mendunia

Dengan kekurangan di tubuhnya, Qian pantang berputus asa, meski ia belum tahu bagaimana masa depannya kelak serta bagaimana ia bisa mengubah hidupnya dengan kondisinya saat itu. Hingga, suatu ketika ia mendatangi sebuah pertandingan olahraga nasional yang diselenggarakan di Kunming pada bulan Mei 2007. Di sana, benih yang menumbuhkan cita-citanya bertumbuh.

Saat itu, Qian setiap hari menyaksikan perjuangan beberapa atlet cacat yang ikut menyemarakkan pertandingan. Melihat perjuangan rekan senasib yang bertubuh cacat, hati Qian pun tergerak. Jika orang lain mampu berprestasi di bidang olahraga meski dengan tubuh cacat, mengapa dia tidak melakukan hal yang sama? Pikiran itulah meletupkan cita-cita Qian Hongyan untuk ikut menjadi seorang atlet.

Maka, selepas acara olahraga nasional tersebut, tekad Qian segera diwujudkan dengan bergabung di sebuah klub renang khusus. Tekad itu didukung sepenuhnya oleh orangtua Qian. Maka, mereka pun mendatangi Zhang Honghu, seorang pelatih yang terkenal banyak menjadikan perenang cacat sebagai juara di kejuaraan renang. Qian meminta kesempatan kepada Zhang untuk dilatih menjadi seorang seorang juara.

Zhang yang dikenal sebagai pelatih bertangan dingin hanya mengatakan bahwa semua tergantung pada kemauan dan tekad Qian. Sebab, menurutnya, dengan kekurangan separuh tubuh yang tak dimilikinya, agak sulit bagi Qian untuk berenang dengan hanya mengandalkan kedua lengannya. Tetapi, tekad sangat kuat Qian rupanya berhasil memikat Zhang. Maka, ia pun memberikan porsi latihan khusus bagi Qian agar lebih mampu menyeimbangkan kedua bahu dan lengannya.

Kepercayaan Zhang pun dijawab dengan kesungguhan Qian. Dengan porsi latihan cukup berat, apalagi dengan kesulitan yang dialami sejak awal latihan, Qian tak pernah sekali pun mengeluh. Baginya, impian untuk menjadi atlet adalah cita-cita yang tak boleh padam. Dalam sehari, setidaknya jarak 2000 meter ditempuh Qian di arena air untuk melatih otot-ototnya. Selain itu, latihan lain seperti sit-up, mengangkat beban, hingga berbagai jenis latihan dilakukannya dengan bersemangat.

Semangat inilah yang membuat Qian kini dikenal di seantero China dan bahkan dunia. Kisah hidup dan tekad kuatnya telah menginspirasi banyak orang agar mampu mendobrak segala keterbatasan. Kisah Qian banyak dimuat di berbagai media baik cetak maupun online sehingga mengangkat namanya. Kini, ia ingin mendunia dengan usahanya mewakili China pada tahun 2012 pada kejuaraan renang di olimpiade khusus orang cacat. Tak tanggung-tanggung, Qian mematok target menjadi juara dunia renang pada kejuaraan olimpiade tersebut. Dia bekerja keras untuk mewujudkan impiannya tersebut. Jika melihat kesungguhan dan tekadnya, sepertinya impian itu tak mustahil untuk dicapai. Sebab, sejatinya kesungguhan dan tekad kuat yang dilandasi kerja keras akan mampu menaklukkan segala tantangan.

Jika Qian saja mampu, bagaimana dengan kita?

**

source: andri w

Senin, 11 Januari 2010

7 Kebiasaan Orang Berkepercayaan Diri Tinggi



Para pakar dalam bidang manajemen, leadership, motivasi, enterpreneurship, dan tentu saja komunikasi, telah lama terganggu oleh sebuah pertanyaan yang amat menggelitik. Pertanyaan itu adalah, "Apa jadinya jika Anda punya target, dan Anda tahu bahwa Anda tidak mungkin gagal mencapainya?"

Dapat menjawab pertanyaan itu dengan seyakin-yakinnya, tentulah sesuatu yang amat menggembirakan bagi siapa saja.

Apa yang sebenarnya menentukan jarak antara Anda dan target Anda?

Jarak itu ditentukan oleh beliefs, alias berbagai keyakinan yang Anda pegang dan melekat pada jati diri Anda. Perhatikanlah bahwa semua keyakinan itu berfokus pada diri sendiri. Dengan kata lain, jarak antara Anda dan target Anda, ditentukan oleh rasa percaya diri Anda. Makin Anda percaya diri, maka Anda makin mendekati target Anda.

Orang yang sukses, dijamin pasti percaya diri. Dan ketahuilah, untuk mencapai sukses, Anda juga memerlukan rasa percaya diri. Maka, tingkatkanlah selalu rasa percaya diri Anda, agar meningkat pula sukses Anda.

Ada banyak cara untuk mencapai tingkat yang lebih baik dalam rasa percaya diri. Dari manakah Anda harus memulainya?

Status yang lebih baik dalam rasa percaya diri, bisa diperoleh dengan mencapai rasa percaya diri yang lebih baik dalam berkomunikasi. Mengapa? Karena Anda adalah makhluk komunikasi.

1. Anda berkomunikasi secara eksternal dengan orang lain, untuk bekerja sama dan saling mendukung guna mencapai kesuksesan. Efektifitas Anda, tergantung pada bagaimana Anda mengkomunikasikan segalanya. Ingatkah Anda, bahwa sebagian besar konflik muncul karena miscommunication? Lupakah Anda, bahwa kesuksesan kerjasama berawal dari kesepahaman? Dari situlah inspirasi istilah MOU dilahirkan.

2. Anda berkomunikasi secara internal untuk melakukan pembenahan dalam beliefs sistem, self esteem, self affirmation, self aspirations, self tuning up, dan mind setup, sehingga Anda bisa mendapatkan mind setting yang tepat. Mind setting yang tepat adalah kunci stamina Anda. Mind setting adalah bekal mutlak Anda.

Jika Anda berhasil menggapainya, maka Anda akan mencapai tingkat percaya diri yang lebih baik dalam keseluruhan hidup Anda. Itu sebabnya, orang yang lebih percaya diri dalam berkomunikasi, cenderung lebih sukses dalam apapun yang ia jalani dan kerjakan.

Berikut ini adalah tujuh kebiasaan, yang menjadi karakteristik dari orang-orang yang percaya diri dalam berkomunikasi. Semua karakteristik ini, identik dengan karakteristik dari orang-orang yang besar dan sukses.

KEBIASAAN 1: SELALU BENAR-BENAR MERASAKAN RASA PERCAYA DIRI

Sesuai istilahnya, rasa percaya diri adalah tentang perasaan Anda terhadap keseluruhan diri Anda. Anda bisa merasakan emosi Anda, pikiran Anda, perkataan Anda, perbuatan Anda dan gejala fisik pada diri Anda. Rasa percaya diri adalah sebuah fenomena yang holistik dan integral. Kondisi ini, akan dicapai sejalan dengan makin efektifnya seseorang berkomunikasi secara internal. Berkomunikasi dengan dirinya sendiri.

Jika Anda berpikir bahwa Anda telah percaya diri, maka itu belum sepenuhnya percaya diri. Sebab itu baru percaya diri dalam bentuk wawasan. Rasa percaya diri yang baru di tingkat kognitif. Bagaimanakah orang lain bisa mendukung Anda, di dalam ketidaktahuan mereka tentang integritas dan kompetensi Anda, jika Anda tidak pandai dalam mengkomunikasikan pikiran Anda?

Jika Anda telah percaya diri di dalam perkataan, tapi Anda melakukannya dengan deg-degan atau dengan tangan yang gemetaran, Anda jelas tidak akan menyakinkan. Bagaimana orang bisa meyakini Anda, sementara Anda begitu jelas terlihat tidak percaya diri? Bagaimana orang bisa menyerahkan urusannya kepada Anda, jika Anda sendiri menunjukkan keragu-raguan akan hasil akhirnya?

Jika Anda telah merasa percaya diri, akan tetapi Anda lebih banyak diam pada saat mestinya tidak diam, maka Anda akan kesulitan. Bagaimanakah orang-orang di sekitar Anda akan memahami visi dan misi Anda? Apa yang bisa mereka lakukan dalam ketidakpahaman mereka? Maka, Anda haruslah pandai dalam menyampaikannya.

Jika Anda telah percaya diri secara holistik dan integral, maka Anda memang benar-benar merasakan percaya diri itu secara menyeluruh. Anda akan terlihat percaya diri, dan orang lain akan melihat bahwa Anda percaya diri. Anda merasa percaya diri, dan orang lain akan merasakan bahwa Anda percaya diri. Efeknya, Anda akan membuat orang lain menjadi ikut percaya diri. Rasa percaya diri, adalah salah satu "penyakit" yang paling menular.

Dengan percaya diri yang terstruktur dan tersistematis, Anda akan menebar aura rasa percaya diri ke sekitar Anda.

Cobalah Anda mengeluh kepada orang-orang di sekitar Anda, dan tunjukkan bagaimana Anda tidak percaya diri menghadapi masa depan perusahaan. Lalu, lihatlah efeknya pada performa semua orang di sekitar Anda. Buruk.

KEBIASAAN 2: SELALU MAMPU MENURUNKAN TINGKAT FEAR DAN ANXIETY SECARA DRASTIS

Bagi diri Anda sendiri, rasa percaya diri yang lebih baik, akan memudahkan perjalanan Anda yang penuh dengan kendala dan hambatan. Dengan rasa percaya diri yang lebih baik, Anda akan dengan mudah menurunkan tingkat keragu-raguan ke titik minimum.

Ibarat pelumas, rasa percaya diri akan membuat perjalanan Anda mulus, smooth dan enjoyable. Anda tenang, Anda senang dan Anda bisa menikmati perjalanan menuju sukses Anda. Anda, bisa tetap berjalan dengan tingkat kekhawatiran yang rendah. Berbagai risiko Anda, juga akan semakin rendah. Sebab, sebagian besar dari risiko yang akan Anda hadapi, tidak lebih dan tidak kurang hanyalah persoalan persepsi. Dan resep terbaik untuk salah persepsi, hanyalah rasa percaya diri.

Bagi orang lain, Anda yang penuh rasa percaya diri akan menjadi oase penyegar jiwa yang tak akan ada habisnya. Andalah contoh stamina. Andalah yang akan menjadi tempat mereka untuk mengadu. Kepada Andalah, mereka akan mencari solusi. Kepada Anda mereka akan meminta nasehat. Andalah pemimpin yang menjadi obat. Andalah teman yang menjadi penyelamat. Anda akan menjadi inspirator dan motivator.

Saat orang-orang di sekitar Anda merasa was-was, apa yang perlu mereka lakukan untuk menghilangkan itu semua, hanyalah menatap wajah Anda, mendengarkan bicara Anda, dan melihat bagaimana Anda bekerja. Mereka akan segera berbaris rapi di belakang Anda.

Andalah sang pemimpin yang punya kharisma.

Jika Anda memang pemimpin, maka salah satu tugas terpenting Anda, adalah menularkan semua keahlian dan pengalaman Anda, agar orang di sekitar Anda bisa meneruskan jejak langkah Anda. Anda hanya bisa menjalankan tugas besar itu, jika Anda telah sampai pada tingkatan, yang mampu menghadapi segala bentuk fear dan anxiety. Jika Anda feared, orang Anda akan lebih feared. Jika Anda anxious, maka orang Anda akan lebih anxious.

Dengan mencapai tingkat yang lebih baik dalam rasa percaya diri, Anda akan menjadi orang yang "almugada" bagi mereka. Ya, almugada, apa lu mau gua ada. Andalah jawaban dari setiap keragu-raguan. Andalah kamus berjalan untuk segala referensi menghadapi kekhawatiran.

Dengan mencapai tingkatan itu, Anda sudah bisa menapaki anak tangga yang berikutnya. Anak tangga yang akan membawa Anda ke puncak sukses Anda.

KEBIASAAN 3: SELALU MAMPU MENGATUR DAN MERUBAH PARADIGMA

Jika Anda lebih percaya diri, maka Anda akan lebih mudah memperbaiki dan meluruskan berbagai paradigma di dalam diri Anda. Anda akan lebih mudah menjadi orang yang sukses. Sebab, Anda punya kekayaan paradigma.

Paradigma Anda yang mendasar adalah paradigma tentang berkomunikasi dan menjalani hidup. Jika Anda percaya diri, maka Anda akan lebih bisa menerima pelurusan dan perbaikan paradigma, yang sebenarnya selalu datang kepada Anda dengan sangat setia.

Dengan kekayaan paradigma, Anda akan lebih mudah dalam meng-encoding dan men-decoding berbagai pesan dari lingkungan bisnis, sosial, dan pribadi Anda. Ingatlah bahwa segala hal, adalah tentang memberi dan menerima. Dan ketahuilah, keduanya adalah fenomena khas dalam berkomunikasi.

Dengan fleksibilitas yang lebih baik saat menunggangi paradigma, dan Anda akan lebih reseptif, dan Anda akan open minded.

Dengan fleksibilitas semacam itu, Anda akan lebih efisien dengan umur Anda. Dengan open minded, Anda akan pandai dalam mengambil hikmah dari berbagai peristiwa dan fenomena. Anda akan bergerak dengan sangat cepat, tanpa ketinggalan memetik berbagai hikmat dan manfaat. Anda akan lebih mudah menerima segala sesuatu, apa adanya.

Anda bisa melakukannya, jika rasa percaya diri Anda telah menjadi konsep dan kerangka kerja.

(Ya! Pahamilah mulai sekarang, bahwa percaya diri adalah skill, konsep, dan paradigma. Dengan begitu, ia bisa dipelajari dan diasah. Ia punya struktur, dan ia punya bentuk yang nyata. Selama ini, Anda mungkin masih belum melihatnya, dan kemudian meraihnya sejalan dengan proses alamiah karir Anda. Menjadi supervisor, Anda mulai merasa percaya diri. Menjadi manager, percaya diri Anda naik lagi. Menjadi direktur, percaya diri Anda bertambah lagi. Tahukan Anda? Rasa percaya diri Anda bisa melesat ratusan kilometer ke depan, bahkan di saat Anda masih menjadi pegawai biasa! Dan ketahuilah, ialah yang akan menjadi lokomotif Anda. Dan tarikannya, alamaak luar biasa!)

Jika rasa percaya diri Anda telah menjadi sebuah paradigma, maka apa yang ada pada Anda, bukanlah rasa percaya diri yang semata-mata alamiah, bukan pula rasa percaya diri yang tradisional. Bukan rasa percaya diri yang hanya tumbuh dengan mendompleng bertambahnya kekayaan dan kekuasaan.

Rasa percaya diri sebagai paradigma, adalah rasa percaya diri yang telah menjadi conceptual framework bagi Anda. Rasa percaya diri yang telah jauh di depan, yang lebih dekat lagi pada kenyataan kesuksesan. Jauh, jauh lebih dekat daripada jarak antara fisik Anda dan target Anda.

Itu sebabnya, Stephen Covey di dalam Seven Habits mengatakan, "communication is the most important skill in life."

Komunikasi, adalah pintu masuk untuk menuju kekayaan akan paradigma. Lebih percaya diri berkomunikasi, punya arti bahwa Anda telah membuka pintu itu lebar-lebar. Untuk paradigma yang masuk, dan untuk paradigma yang keluar.

Dengannya, Anda juga akan menikmati kemudahan dalam menularkan berbagai paradigma, kepada orang-orang di sekitar Anda. Sebab, Anda tidak lagi berkacamata kuda. Anda telah terbuka dalam memberi dan menerima. Bukankah itu, yang menjadi kenyamanan paling berharga bagi mereka?

KEBIASAAN 4: SELALU MAMPU MENCAPAI "I CAN DO" ATTITUDE DAN "I'M THE BEST" ATTITUDE

Dengan rasa percaya diri yang lebih baik, Anda akan selalu bisa mengatakan dua hal penting untuk sukses Anda:

a. I can do it.
b. I'm the best to do it.

Bagi diri Anda sendiri, Anda akan mampu melakukan apapun yang Anda inginkan. Hanya satu hal yang Anda pahami, yaitu bahwa batasannya hanyalah kemanusiaan Anda. Anda akan selalu bisa mengatakan "Saya bisa!", dengan akurasi yang tepat dalam mengkomunikasikannya ke dalam jiwa. Jika otak Anda penuh dengan keraguan, jiwa Anda juga akan meragukan. Akibatnya, diri Anda sendiri pun tak lagi percaya pada Anda. Inilah, yang disebut dengan "rasa tidak percaya diri". Diri yang tak percaya pada diri sendiri. Hasil akhirnya, tentu saja "saya tidak bisa" dan "saya bukan yang terbaik".

Dengan rasa percaya diri yang lebih baik, Anda bisa menjadikan dua sikap positif itu, sebagai penyakit yang paling menular. Seperti semangat yang juga sama menularnya, dua sikap ini adalah sikap mendasar yang perlu Anda tularkan kepada siapapun orang di sekitar Anda. Hanya dengan begitu, Anda benar-benar akan mencapai impian dan harapan Anda.

Anda bisa melakukannya, hanya jika Anda pandai dalam menyampaikan "how" dan "why" berkaitan dengan kedua sikap itu. Anda akan bisa, hanya jika Anda makin piawai dalam mengkomunikasikannya. Sebab banyak sekali hal, bukanlah tentang "apa" melainkan tentang "bagaimana".

KEBIASAAN 5: SELALU MAMPU MEMAHAMI DAN MEMANAGE KENDALA DAN HAMBATAN

Dengan rasa percaya diri yang lebih baik, untuk setiap kendala dan hambatan yang muncul di hadapan Anda, Anda akan dapat memahami dan memanagenya dengan lebih baik. Anda tidak larut pada kekhawatiran, Anda juga tidak akan surut dalam perjalanan, dan Anda tidak akan tenggelam dalam kesulitan.

Keberadaan semua kendala, hambatan dan kesulitan, akan menjadi bagian hidup yang dapat Anda terima dengan lapang dada. Dengan kelapangan itu, pikiran Anda lebih jernih. Maka Anda, akan lebih kreatif.

Anda akan bisa menstrukturkan berbagai hal yang menjadi kendala, hambatan dan kesulitan. Anda akan memahaminya dengan pemahaman yang berorientasi pada kesuksesan. Anda tidak akan mencampuradukkan berbagai isu. Anda tidak akan menumbuhkan berbagai kontradiksi. Anda sistematis, dan Anda terstruktur. Anda pandai memilah, dan Anda pandai memilih.

Anda akhirnya, akan menemukan jalan.

KEBIASAAN 6: SELALU MANDIRI DAN SELF SUSTAIN DALAM MEMELIHARA SISTEM NILAI

Dengan kekayaan dalam wawasan dan cara pandang, dengan fleksibilitas yang tinggi dalam memegang paradigma, yang lahir dari rasa percaya diri yang lebih baik, Anda akan menjadi orang yang lebih mampu dalam menjaga orientasi dan sasaran. Anda menjadi manusia "turn around".

Anda akan punya banyak cara untuk tetap fokus pada tujuan. Anda tidak akan melenceng dari rel. Anda akan awas terhadap berbagai penyimpangan. Anda akan selalu aware terhadap potensi threats dan weaknesses. Anda tahu bagaimana menghindari atau menghadapinya. Anda paham apa yang menjadi strengths, dan Anda pandai dalam melihat opportunities. Anda paham, bagaimana memanfaatkannya.

Anda, akan menjadi orang yang mandiri.

Why? Sebab falsafah SWOT Analysis, adalah tentang berbagai fenomena yang berorientasi pada diri sendiri. Saat Anda berbicara tentang SWOT, percayalah bahwa Anda sebenarnya sedang berbicara tentang PD.

KEBIASAAN 7: SELALU MEMILIKI DUKUNGAN MORAL YANG LEBIH BAIK

Jika Anda terbiasa mendapatkan dukungan moral dari orang-orang di sekitar Anda, maka dengan rasa percaya diri yang lebih baik, Anda akan mendapatkan dukungan moral dalam bentuk yang paling baik. Yaitu, dukungan moral dari dalam diri sendiri.

Apa lagi, yang bisa melebihi dukungan moral semacam itu?

KESIMPULAN

Ada banyak gambaran fakta, yang menunjukkan betapa dekatnya Anda dengan target Anda, jika Anda bisa meningkatkan rasa percaya diri Anda ke tingkatan yang lebih baik. Dari rasa percaya diri yang tradisional, alamiah atau bahkan primitif, atau sambil lalu, menjadi rasa percaya diri yang integral dan holistik. Menjadi rasa percaya diri yang telah menjadi bagian dari keseluruhan diri Anda. Menjadi rasa percaya diri yang telah menjadi conceptual framework bagi Anda. Menjadi rasa percaya diri yang telah menjadi paradigma. Pintunya, adalah percaya diri dalam berkomunikasi.

source: Ikhwan Sopa - Master Trainer E.D.A.N.- Andrie Wongso