my banner link

Sabtu, 27 Maret 2010

Apakah Kecerdasan Emosional ?

Pengertian emosi
Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.

Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia (Prawitasari,1995)

Beberapa tokoh mengemukakan tentang macam-macam emosi, antara lain Descrates. Menurut Descrates, emosi terbagi atas : Desire (hasrat), hate (benci), Sorrow (sedih/duka), Wonder (heran), Love (cinta) dan Joy (kegembiraan). Sedangkan JB Watson mengemukakan tiga macam emosi, yaitu : fear (ketakutan), Rage(kemarahan), Love (cinta). Daniel Goleman (2002 : 411) mengemukakan beberapa macam emosi yang tidak berbeda jauh dengan kedua tokoh di atas, yaitu :

a. Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati
b. Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, putus asa
c. Rasa takut : cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, tidak tenang, ngeri
d. Kenikmatan : bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang, terhibur, bangga
e. Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kemesraan, kasih
f. Terkejut : terkesiap, terkejut
g. Jengkel : hina, jijik, muak, mual, tidak suka
h. malu : malu hati, kesal

Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa semua emosi menurut Goleman pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Jadi berbagai macam emosi itu mendorong individu untuk memberikan respon atau bertingkah laku terhadap stimulus yang ada. Dalam the Nicomachea Ethics pembahasan Aristoteles secara filsafat tentang kebajikan, karakter dan hidup yang benar, tantangannya adalah menguasai kehidupan emosional kita dengan kecerdasan. Nafsu, apabila dilatih dengan baik akan memiliki kebijaksanaan; nafsu membimbing pemikiran, nilai, dan kelangsungan hidup kita. Tetapi, nafsu dapat dengan mudah menjadi tak terkendalikan, dan hal itu seringkali terjadi. Menurut Aristoteles, masalahnya bukanlah mengenai emosionalitas, melainkan mengenai keselarasan antara emosi dan cara mengekspresikan (Goleman, 2002 : xvi).

Menurut Mayer (Goleman, 2002 : 65) orang cenderung menganut gaya-gaya khas dalam menangani dan mengatasi emosi mereka, yaitu : sadar diri, tenggelam dalam permasalahan, dan pasrah. Dengan melihat keadaan itu maka penting bagi setiap individu memiliki kecerdasan emosional agar menjadikan hidup lebih bermakna dan tidak menjadikan hidup yang di jalani menjadi sia-sia.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa emosi adalah suatu perasaan (afek) yang mendorong individu untuk merespon atau bertingkah laku terhadap stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya.

Pengertian kecerdasan emosional
Istilah “kecerdasan emosional” pertama kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari University of New Hampshire untuk menerangkan kualitas-kualitas emosional yang tampaknya penting bagi keberhasilan.
Salovey dan Mayer mendefinisikan kecerdasan emosional atau yang sering disebut EQ sebagai :
“himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan.” (Shapiro, 1998:8).

Kecerdasan emosional sangat dipengaruhi oleh lingkungan, tidak bersifat menetap, dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu peranan lingkungan terutama orang tua pada masa kanak-kanak sangat mempengaruhi dalam pembentukan kecerdasan emosional.
Keterampilan EQ bukanlah lawan keterampilan IQ atau keterampilan kognitif, namun keduanya berinteraksi secara dinamis, baik pada tingkatan konseptual maupun di dunia nyata. Selain itu, EQ tidak begitu dipengaruhi oleh faktor keturunan. (Shapiro, 1998-10).

Sebuah model pelopor lain yentang kecerdasan emosional diajukan oleh Bar-On pada tahun 1992 seorang ahli psikologi Israel, yang mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai serangkaian kemampuan pribadi, emosi dan sosial yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil dalam mengatasi tututan dan tekanan lingkungan (Goleman, 2000 :180).

Gardner dalam bukunya yang berjudul Frame Of Mind (Goleman, 2000 : 50-53) mengatakan bahwa bukan hanya satu jenis kecerdasan yang monolitik yang penting untuk meraih sukses dalam kehidupan, melainkan ada spektrum kecerdasan yang lebar dengan tujuh varietas utama yaitu linguistik, matematika/logika, spasial, kinestetik, musik, interpersonal dan intrapersonal. Kecerdasan ini dinamakan oleh Gardner sebagai kecerdasan pribadi yang oleh Daniel Goleman disebut sebagai kecerdasan emosional.

Menurut Gardner, kecerdasan pribadi terdiri dari :”kecerdasan antar pribadi yaitu kemampuan untuk memahami orang lain, apa yang memotivasi mereka, bagaimana mereka bekerja, bagaimana bekerja bahu membahu dengan kecerdasan. Sedangkan kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan yang korelatif, tetapi terarah ke dalam diri. Kemampuan tersebut adalah kemampuan membentuk suatu model diri sendiri yang teliti dan mengacu pada diri serta kemampuan untuk menggunakan modal tadi sebagai alat untuk menempuh kehidupan secara efektif.” (Goleman, 2002 : 52).

Dalam rumusan lain, Gardner menyatakan bahwa inti kecerdasan antar pribadi itu mencakup “kemampuan untuk membedakan dan menanggapi dengan tepat suasana hati, temperamen, motivasi dan hasrat orang lain.” Dalam kecerdasan antar pribadi yang merupakan kunci menuju pengetahuan diri, ia mencantumkan “akses menuju perasaan-perasaan diri seseorang dan kemampuan untuk membedakan perasaan-perasaan tersebut serta memanfaatkannya untuk menuntun tingkah laku”. (Goleman, 2002 : 53).

Berdasarkan kecerdasan yang dinyatakan oleh Gardner tersebut, Salovey (Goleman, 200:57) memilih kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal untuk dijadikan sebagai dasar untuk mengungkap kecerdasan emosional pada diri individu. Menurutnya kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain.

Menurut Goleman (2002 : 512), kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kecerdasan emosional adalah kemampuan siswa untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain.

Faktor Kecerdasan Emosional
Goleman mengutip Salovey (2002:58-59) menempatkan menempatkan kecerdasan pribadi Gardner dalam definisi dasar tentang kecerdasan emosional yang dicetuskannya dan memperluas kemapuan tersebut menjadi lima kemampuan utama, yaitu :

a. Mengenali Emosi Diri
Mengenali emosi diri sendiri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan emosional, para ahli psikologi menyebutkan kesadaran diri sebagai metamood, yakni kesadaran seseorang akan emosinya sendiri. Menurut Mayer (Goleman, 2002 : 64) kesadaran diri adalah waspada terhadap suasana hati maupun pikiran tentang suasana hati, bila kurang waspada maka individu menjadi mudah larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi. Kesadaran diri memang belum menjamin penguasaan emosi, namun merupakan salah satu prasyarat penting untuk mengendalikan emosi sehingga individu mudah menguasai emosi.

b. Mengelola Emosi
Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju kesejahteraan emosi. Emosi berlebihan, yang meningkat dengan intensitas terlampau lama akan mengoyak kestabilan kita (Goleman, 2002 : 77-78). Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya serta kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang menekan.

c. Memotivasi Diri Sendiri
Presatasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri individu, yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi yang positif, yaitu antusianisme, gairah, optimis dan keyakinan diri.

d. Mengenali Emosi Orang Lain
Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati. Menurut Goleman (2002 :57) kemampuan seseorang untuk mengenali orang lain atau peduli, menunjukkan kemampuan empati seseorang. Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih mampu menerima sudut pandang orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu untuk mendengarkan orang lain.

Rosenthal dalam penelitiannya menunjukkan bahwa orang-orang yang mampu membaca perasaan dan isyarat non verbal lebih mampu menyesuiakan diri secara emosional, lebih populer, lebih mudah beraul, dan lebih peka (Goleman, 2002 : 136). Nowicki, ahli psikologi menjelaskan bahwa anak-anak yang tidak mampu membaca atau mengungkapkan emosi dengan baik akan terus menerus merasa frustasi (Goleman, 2002 : 172). Seseorang yang mampu membaca emosi orang lain juga memiliki kesadaran diri yang tinggi. Semakin mampu terbuka pada emosinya sendiri, mampu mengenal dan mengakui emosinya sendiri, maka orang tersebut mempunyai kemampuan untuk membaca perasaan orang lain.

e. Membina Hubungan
Kemampuan dalam membina hubungan merupakan suatu keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi (Goleman, 2002 : 59). Keterampilan dalam berkomunikasi merupakan kemampuan dasar dalam keberhasilan membina hubungan. Individu sulit untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dan sulit juga memahami keinginan serta kemauan orang lain.

Orang-orang yang hebat dalam keterampilan membina hubungan ini akan sukses dalam bidang apapun. Orang berhasil dalam pergaulan karena mampu berkomunikasi dengan lancar pada orang lain. Orang-orang ini populer dalam lingkungannya dan menjadi teman yang menyenangkan karena kemampuannya berkomunikasi (Goleman, 2002 :59). Ramah tamah, baik hati, hormat dan disukai orang lain dapat dijadikan petunjuk positif bagaimana siswa mampu membina hubungan dengan orang lain. Sejauhmana kepribadian siswa berkembang dilihat dari banyaknya hubungan interpersonal yang dilakukannya.

Goleman, Daniel. (2004). Emitional Intelligence Kecerdasan Emosional Mengapa EQ Lebih Penting Daripada IQ). Jakata: PT Gramedia Pustaka Utama.
Goleman, Daniel, Working With Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2000
Gottman, John, Kiat-kiat Membesarkan Anak yang Memiliki Kecerdasan Emosional (terjemahan). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2001.
source: nadhirin

Senin, 22 Maret 2010

Mind Set Sebagai Inti Pembelajaran Diri

“…whatever is true, whatever is noble, whatever is right, whatever is pure, whatever is lovely, whatever is admirable—if anything is excellent or praiseworthy—think about such things” (Apostle Paul to Philippians)
Apa yang kita pikirkan menentukan apa yang akan kita lakukan. Pola pikir kita ini akan mempengaruhi karakter, kebiasan (habits), perilaku dan sikap kita. Pola pikir ini sangat dipengaruhi oleh sistim kepercayaan atau sistim nilai yang kita miliki, nilai-nilai keluarga, pendidikan, dan lingkungan. Karena itu kita harus memastikan agar pola pikir kita hanya dibentuk dan dipengaruhi dengan nilai-nilai yang baik dan benar.
Sebuah transformasi (perubahan) pola pikir harus terjadi, jika kita ingin mengembangkan hidup yang berkualitas. Perubahan ini dimaksudkan supaya semua potensi, bakat, dan talenta kita bisa dikembangkan secara optimal, dan menghasilkan sebuah keluaran (output) dengan kualitas terbaik.
Mind Set (Pola Pikir) adalah inti dari Self Learning atau pembelajaran diri. Inilah yang menentukan bagaimana kita memandang sebuah potensi, kecerdasan, tantangan dan peluang sebagai sebuah proses yang harus diupayakan dengan ketekunan, kerja keras, komitmen untuk tercapainya kebehasilan visi dan tujuan hidup kita.
Proses pembelajaran diri selalu dimulai dari perumusan visi dan misi hidup. Inilah yang akan memandu arah dan jalan keberhasilan kita. Inilah yang akan mengarahkan kemana tujuan kita dan menjadi seperti apakah kita nanti. Namun itu tidak cukup. Perlu sebuah mind set yang berkembang (growth mindset) yang akan menjadi katalisator dalam merespon setiap peluang, tantangan, dan perubahan dan mengubahnya menjadi sebuah proses  yang dijalankan dengan ketelatenan, usaha, dan komitmen yang kontinyu dan berkelanjutan, untuk menjadi berhasil, berkembang, dan berkualitas.
Seseorang dengan mindset berkembang akan selalu memandang bahwa bakat, kecerdasan, dan kualitas adalah sesuatu yang bukan given  (sudah ditetapkan), tetapi bisa diperoleh melalui upaya-upaya tertentu. Karena itu hidup dalam pemanfaatan peluang dan tantangan untuk berkembang adalah jiwa dari orang dengan mindset berkembang ini. Keberhasilan dimaknai sebagai “berusaha lebih baik”, dan kegagalan dimaknai sebagai “kurangnya ketrampilan dan pengalaman”. Karena itu kegagalan perlu diresponi dengan sebuah upaya untuk bekerja lebih keras, lebih tekun, lebih bermotivasi.
Sebuah survey Gallup tentang “Karakter Orang-orang Sukses di Amerika” menjelaskan bahwa hampir semua orang yang berhasil, berkualitas dan berkembang kehidupannya, adalah mereka-mereka yang memiliki mindset berkembang, seperti: kerja keras, tujuan yang jelas, hasrat belajar yang tinggi, tidak pernah berhenti belajar pada satu bidang tetapi selalu mencoba bidang lain, menghargai kemampuan pengembangan logika, terus berusaha untuk berubah dan berkembang dan sebagainya. Hidup yang berkualitas dan berkembang bisa dicapai karena mindset yang benar sudah mendarahdaging dan menjelma dalam karakter, kebiasaan, sikap dan perilaku orang-orang sukses.
Tujuh Hukum Seorang Pembelajar (7 Laws of Learner)
Seorang pembelajar yang baik selalu mengikuti hukum-hukum yang menjadikannya pribadi yang pantang menyerah, selalu terbuka kepada perubahan, dan bersedia untuk berubah. Inilah Tujuh Hukum Seorang Pembelajar:
1. Kesuksesan itu menyangkut pembelajaran, pengembangan diri, dan proses menjadi lebih cerdas.
Tidak pernah ada kesuksesan tanpa pembelajaran. Tidak pernah ada pembelajaran jika tidak ada tujuan yang ingin dicapai. Belajar untuk menerima perubahan, tantangan, dan peluang. Belajar untuk selalu ingin tahu untuk peningkatan pengetahuan. Belajar untuk bersedia berubah dan berkembang.
2. Kecerdasan berkaitan dengan proses mempelajari sesuatu seturut dengan waktu; menghadapi tantangan dan menciptakan kemajuan.
Kecerdasan selalu bisa ditingkatkan melalui upaya yang tekun dan sungguh-sungguh. Itu bukan sesuatu yang ditetapkan. Walaupun beberapa orang memang dianugerahi dengan kecerdasan yang luar biasa, namun kecerdasan sejati adalah kecerdasan yang diperoleh dengan proses belajar, bersedia menghadapi tantangan, dan berhasil menciptakan kemajuan dalam setiap tahapan prosesnya.
3. Kegagalan sama sekali tidak menentukan nasib. Itu adalah persoalan yang harus dihadapi. dipelajari, dipecahkan, dan diambil hikmahnya.
Kegagalan bukanlah segala-galanya. Itu tidak menentukan masa depan kita. Dalam diri seseorang dengan mindset berkembang, kegagalan adalah sebuah persoalan yang perlu ditangani dan dipecahkan dengan usaha dan upaya yang lebih memadai dibanding sebelumnya. Kegagalan menjadi motivasi bagi orang dengan mindset berkembang untuk bekerja lebih baik, dengan fokus memperbaiki kelemahan dan kekurangan.
4. Upaya adalah sesuatu untuk menyalakan kemampuan dan mengubahnya menjadi pencapaian. Kemampuan dapat ditingkatkan.
Upaya itu diibaratkan sebagai pemantik api yang akan menggelorakan kapabilitas, kompetensi dan kemampuan orang apabila dilakukan dengan tekad dan komitmen yang kuat. Karena itu haruslah dipastikan supaya motivasi, tekad, dan komitmen tidak pernah padam dalam proses mentransformasi kemampuan menjadi pencapaian.
5. Keingintahuan (belajar) terus menerus tanpa akhir, serta pencarian akan tantangan.
Jiwa seorang pembelajar adalah hasrat yang tidak pernah berhenti untuk belajar dalam segala hal. Tidak ada waktu sedikitpun untuk berhenti dari hasrat itu. Mengembangkan rasa ingin tahu dengan mencari tantangan baru. Tidak pernah puas dengan kondisi sekarang, tetapi selalu mencari jalan untuk perbaikan dan pengembangan. Ketika hasrat itu padam, mati jugalah jiwa sang pembelajar
6. Bertanggung jawab terhadap proses-proses yang membawanya kepada keberhasilan dan mempertahankannya.
Setiap proses yang membentuk karakter dan kebiasan sukses harus dipertanggungjawabkan dengan  mempertahankan proses tersebut, ketika tantangan menjadi lebih berat dan sulit. Walaupun mungkin proses tersebut harus diupayakan lebih keras, lebih tekun, lebih bersemangat dibandingkan sebelumnya. Tetapi inilah arti pertumbuhan. Tidak akan pernah menghadapi situasi dan tantangan yang sama. Namun proaktif mencari situasi dan tantangan yang jauh lebih berat dan sulit dibandingkan sebelumnya. Seorang pembelajar haruslah memastikan untuk terus mempertahankan, bahkan meningkatkan kualitas karakter yang membawanya kepada keberhasilan sebelumnya. Inilah mentalitas sang juara
7. Bersedia menerima umpan balik dan kritik untuk peningkatan kualitas dan kemajuan
Umpan balik bisa menjadi obat maupun racun. Tergantung sikap dan mindset orang. Seorang pembelajar yang sadar akan proses, selalu mencari umpan balik untuk perbaikan yang dibutuhkan. Tidak pernah alergi dengan kritik yang bertubi-tubi, betapapun tajamnya kritik tersebut. Bagi seorang pembelajar banyaknya kritik tidak menentukan masa depannya, walaupun mungkin kritikannya memang benar. Jika kegagalan yang dihadapinya dan banyak kritik yang diperolehnya, seorang pembelajar dengan mindset berkembang akan terlecut hatinya untuk meningkatkan upayanya karena pola pikirnya yang menempatkan kegagalan sebagai kurangnya ketrampilan dan pengalaman. Kritik adalah obat yang menyehatkannya.
Memulai Menjadi Seorang Pembelajar
Jika ingin menimba keberhasilan dan menjadi pribadi yang berkualitas, tidak ada jalan lain bahwa kita harus mengalami transformasi mindset kita. Tidak mudah mengubah mind set lama dengan mind set baru, karena perubahannya yang bersifat radikal. Mengubah mindset berarti membongkar kebiasaan dan sikap kita yang lama dan membentuk sebuah karakter baru seorang pembelajar. Visi dan tujuan hidup akan menjadi katalisator perubahan tersebut.
Perubahan mindset ini harus diikuti dengan sebuah identifikasi: peluang dan tantangan apa saja yang kita hadapi dan bisa kita gunakan untuk berkembang. Peluang itu bisa untuk diri sendiri, profesi, maupun untuk orang-orang di sekitar kita
Dan ketika identifikasi itu sudah dilakukan, kita perlu menyusunnya dalam sebuah rencana aksi yang jelas dan terukur. Tentu dibutuhkan komitmen dan tekad yang kuat supaya rencana itu berjalan dengan baik. Jika kita menemui rintangan atau kemunduran, maka kita perlu menyusun ulang rencana berdasarkan umpan balik dan kritik yang kita terima.
Ketika keberhasilan sudah mulai bisa dicapai, kita perlu memikirkan bagaimana cara mempertahankan keberhasilan tersebut, bahkan melanjutkan dan meningkatkannya. Tentu ini adalah sebuah proses berulang (circle process) dalam pembentukan karakter, kebiasan, dan perilaku kita menjadi pribadi yang utuh, berkualitas dan berkembang. Jadilah seorang pembelajar yang baik.
source: sigit b darmawan/esbede

Kamis, 18 Maret 2010

Membangun Diri Dengan Positif Thinking dan Self Talk

Membangundiri dengan selalu berpikir positif dan berbicara pada diri sendiri dengan prasangka penuh optimistis dan positif
Bagaimana Anda Berdialog Dengan Diri Anda Akan Menentukan Keberhasilan Anda!
Sebetulnya kita banyak melakukan Self talk (dialog dengan diri sendiri) sepanjang hari. Beberapa ahli mengatakan bahwa kita melakukan “dialog diam”  atau yang dikatakan sebagai dialog batin ini sebanyak 50.000 kali dalam sehari.

Self talk memiliki efek langsung terhadap pikiran dan perilaku kita.
Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan self talk itu?
Self talk adalah dialog internal (atau kadang juga monolog) yang  kita lakukan dengan diri kita sendiri ketika dihadapkan pada situasi tertentu dalam merespon suatu kejadian atau peristiwa yang kita visualisasikan dengan panca Indra terutama indra penglihatan dan pendengaran.
Apa yang “secara diam-diam” kita katakan kepada diri sendiri mengenai sebuah kejadian akan memberi pengaruh yang luar biasa terhadap diri kita. Selftalk dapat mengubah apa yang kita lihat dan dengar di sekeliling kita, apa yang kita rasakan, dan apa yang kita ingat ketika meninjau kembali pengalaman hidup kita.
Pernahkah anda mendengar tentang self fulfilling prophecy (ramalan yang mewujudkan dirinya sendiri)? Self-talk mirip dengan self-fulfilling prophecy—dimana apapun yang paling sering dan paling banyak kita pikirkan, cenderung akan terwujud nyata asalkan ada kekuatan dan keyakinan yang timbul dalam diri kita.
Ketika self-talk kita positif – “Segalanya akan berjalan lancar,” “Saya yakin bisa mendapatkan pekerjaan ini”,”saya akan mewujudkan rencana ini dengan mudah”— maka kita sebenarnya sedang mengarahkan diri  kita menuju sukses, dan kemungkinan sukses itu ada untuk kita karena sukses adalah pilihan yang ada pada diri kita. Karena kita memerintahkan alam bawah sadar untuk menyediakan segala sumber daya di dalam diri kita untuk sukses dan alam bawah sadar akan merespon reaksi yang positif tersebut dengan sesuatu yang posif pula.
Ketika self-talk kita negatif — “Keadaan pasti akan menjadi kacau balau,” “Saya tidak yakin bisa menjadi seorang supervisor yang baik”,wah pekerjaan ini terlalu sulit bagiku”,wah kurasa aku tak sanggup menghadapi sumua” — maka kita sebenarnya sudah menyerah sebelum kita melakukan atau melaksanakan suatu pekerjaan atau kalah sebelum bertanding dan besar kemungkinan kita tidak akan sukses. Karena kita telah memerintahkan alam bawah sadar kita untuk melewatkan segala kesempatan dan kemungkinan untuk berhasil.
Self-talk akan mengarahkan pikiran dan perilaku kita. Bila kita berpikir, “Saya yakin bisa mendapatkan pekerjaan ini,” maka kita akan berusaha untuk mendapatkannya. Selama proses interview, kita akan menunjukkan keyakinan diri dan kemampuan kita, dan karena itu kemungkinan bagi kita untuk diterima juga lebih besar. Dan yang paling penting adalah keyakinan yang tertanam pada dirikita akan memerintahkan atau mewujudkan apa yang telah kita yakini tersebut
Namun bila kita mengatakan pada diri kita sendiri, “Lamaran saya pasti akan ditolak,” maka besar kemungkinan kita tidak akan berusaha untuk menunjukkan keyakinan dan kemampuan diri kita, dan karena itu, lamaran kita pun ditolak. Karena alam bawah sadar kita akan memberikan hal yang negative berdasarkan kekuatan atau apa yang kita pikirkan. Maka, sangatlah penting untuk “menulis kembali naskah” self-talk kita yang negative dan berusahalah  menjadi positif. Seperti menghapus “rekaman” mental yang biasanya kita putar ketika menghadapi tekanan tau kesulitan, dan menggantikannya dengan “rekaman” yang baru.
“Ada anggapan dalam dunia psikologi yang mengatakan bahwa alam bawah sadar memiliki wilayah dalam dirikita sebesar 2/3 bagian sisanya adalah alam sadar kita yaitu sekitar 1/3 bagian dari diri kita oleh karena itu alam bawah sadar dapat kita manfaatkan dan dapat membantu mewujudkan apa yang kita pikirkan dan sesuai dengan apa yang kita rencanakan”
Adapula yang beranggapan “Logika mempengaruhi 12% dari kesuksesan yang kita raih sedangkan 82% yang sangat mempengaruhi adalah keyakinan, dari 88 % ini  terbagi lagi menjadi 2,44% keyakinan yang + dan 44% keyakinan yang negative, tugas kita adalah untukmewujudkan yang 44% keyakinan yang bermuatan negative menjadi 88% keyakinan bermuatan positif”
Ada beberapa pola berpikir yang sering kita miliki, khususnya pola yang negatif, yang seharusnya ini tidak perlu menjadikan suatu kegagalan dalam hidup kita yaitu:
1.     Pola Pikir Hitam Putih (Kalau kita tidak sukses sempurna, berarti kita adalah pecundang sempurna!)
·         Saya berasal dari kota kecil, dan semua orang disini dari kota yang lebih besar. Bagaimana mungkin saya bisa bersaing dengan mereka.
·         Oke, sekarang giliran saya. Saya harus menunjukkan kepada mereka betapa hebatnya saya.
2.      Pola Pikir Katastrophik (Membesar-besarkan signifikansi sebuah kejadian!)
·         Ini moment yang paling memalukan sepanjang hidup saya!
·         Tidak pernah ada orang yang menghina saya sedemikian rupa seperti yang baru saja dia lakukan!
3.      Pola Pikir Pesimistik (Hanya melihat dari sisi negatif dan membayangkan yang terburuk!)
·        Saya tidak pernah punya teman baik sebelum ini. Apa yang membuat saya mengira saya bisa mendapatkannya sekarang?
·         Saya sudah tahu saya tidak bisa! Buang waktu saja!
4.      Self-fulfilling Prophecy
·         Begitu mulai makan es krim, saya tidak bisa berhenti!
·         Saya tidak bisa melakukan aktifitas saya tanpa di dahului dengan  secangkir kopi di pagi hari.
5.      Pernyataan “Harus” (Dikendalikan dengan seperangkat peraturan yang kaku!) terlalu optimis
·         Saya seharusnya lebih banyak berlatih. Kini kesempatannya sudah hilang.
·         Saya tidak boleh makan setelah jam 6.00 sore, atau seluruh kalori yang saya makan akan menjadi lemak.
6.     Pola Pikir “Ini bukan salah saya” ( bersembunyi dari kesalahan dengan Mengalihkan tanggung jawab atas tindakan kita)
·         Kalau bukan karena dia, saya pasti dipilih untuk posisi itu.
·         Kalau saja saya punya lebih banyak waktu, saya pasti akan berhasl.

7.      Menerka Pikiran Orang (Mengasumsikan orang berpikir yang buruk terhadap kita!)
·         Tidak ada orang yang akan tertarik dengan pembicaraan saya.
·         Lihat.. mereka semua merendahkan saya.
8.      Discounting (tidak bisa menerima fedback positif!) mempertahankan diri dari kritikan orang
·         Mau kasih saya nasehat? Dia pikir dia siapa? Hah?
·        Saya tahu, dia hanya pura-pura memberi masukan. Tapi tujuan sebenarnya adalah mempermalukan saya di meeting tadi.
9.      Pola Pikir Perbandingan (selalu membandingkan diri dengan orang lain)
·         Apapun yang saya lakukan, dia selalu selangkah lebih maju dibanding saya!
·         Ya, kamu bisa karena kamu memiliki sumber daya yang lebih besar.
Cara untuk memiliki self talk yang positif dan menghilangkan self talk yang negatif sebetulnya sederhana.
Pertama, sadarilah cara kita berkomunikasi dengan diri sendiri. Bila kemudian kita menyadari bahwa kita sedang melakukan self talk yang negatif, maka hentikanlah saat itu juga. Segera katakan pada diri sendiri, “STOP!!” jangan dilanjutkan atau alihkan ke hal-hal yang berbau Optimistispositif
Kedua berusahalah untuk mengganti self talk negatif dengan yang positif. Awalnya, ini mungkin akan membuat kita merasa sedikit canggung dan aneh atau kita mengalami kegagalan dengan kondisi ini atau pikiran negative selalu susah untuk di kalahkan, biarlah hal ini terjadi dan ikutilah arus,tapi sambil perlahan demi perlahan lawanlah pikiran negative tersebut dan secara perlahan masukkan pikiran positifg tersebut dalamself talk anda. Karena sebetulnya kita tidak mungkin memilih kata apa yang akan kita ucapkan, bahkan kepada diri sendiri, karena kata-kata itu keluar begitu saja. Ia adalah kata yang biasa kita ucapkan. Tapi jangan khawatir. Bila kita terus berlatih, maka cepat atau lambat kebiasaan yang baruakan menggantikan kebiasaan yang lama.
Ketiga, Sadarilah Semua kebiasaan bisa dipelajari. Awalnya, kebiasaan itu kita bentuk, dan kemudian ia membentuk kita dan hidup kita. Tapi point yang paling utama adalah bahwa semua kebiasaan yang kini kita miliki awalnya dibentuk oleh kita sendiri. Dan kitalah yang paling berkuasa untuk merubah kebiasaan kebiasaan tersebut. Cobalah secara perlahan-lahan mengubah kebiasaan yang berpengaruh negative dan secara perlahan ganti dengan kegiatan yang berpengaruhpositif ,tapi Ingat kesampingkan dahulu LOGIKA anda dalam proses perubahan ini dan keyakinan bahwa anda bias harus benar-benar ditanamkan!!!
Karena itu, kita bisa mengubahnya. Pilihan untuk berubah atau tidak ada di tangan kita. Dan pilihan itulah yang akan menentukan perjalanan kita menuju sukses dalam setiap aspek kehidupan kita.
Dan Masihkah anda mengingat rumus yang diberikan a’a Gimnastiar,melalui program 3M nya?,yak Mulai dari sekarang, Mulai dari hal-hal yang terkecil dan Mulai dari diri sendiri, Warnai hidup anda dengan hal-hal yang berbau positif dan segeralah ubah kebiasaan negative menjadi kebiasaan positif dan Ingat berbuatlah dan selalu berpikir positif dalam diri kita,hubungan dengan sesame mahluk Hidup,hubungan dalam sesame manusia dan hubngan dengan sang PENCIPT ALLAH SWT
Source : Pandji w dan Kingson surya atmaja

Selasa, 16 Maret 2010

Cukup 2 Langkah Dahsyat Melejitkan Kekuatan Pikiran Bawah Sadar Anda!

Pernahkah anda sadari bahwa pikiran bawah sadar kita memiliki pengaruh yang sangat besar dalam hidup? Bahkan hidup kita adalah wujud dan hasil dari pilihan - pilihan yang kita masukan dalam pikiran bawah sadar kita. Inilah kenapa Marcus Aurelius Antonius, seorang kaisar romawi kuno pernah berkata "A man's life is what his thought make of it" Kehidupan kita adalah cerminan bagaimana pikiran kita bekerja.
Begitu dahsyat dan luar biasanya pengaruh pikiran bawah sadar ini hingga banyak pakar di bidang neurosains mengatakan lebih dari 85 % hidup kita dikendalikan oleh pikiran bawah sadar. Artinya hanya 15 % saja pengaruh pikiran sadar dalam hidup kita.

Anda mungkin pernah mengalami hal dimana ketika melakukan sesuatu anda merasa "Saya yakin hal ini pasti akan terjadi" atau hal - hal yang anda jalani kemudian terjadi persis seperti apa yang anda bayangkan sebelumnya?

Itulah salah satu contoh bagaimana pikiran bawah sadar kita bisa menciptakan KEAJAIBAN. Hal - hal sederhana yang terus menerus diyakini dan dibayangkan secara konsisten dan jelas akan direspon positif oleh pikiran bawah sadar kemudian akan tercermin dalam sikap dan tindakan. Yang kemudian menghasilkan kenyataan yang persis seperti apa yang kita bayangkan sebelumnya.

Karena itu potensi luar biasa yang telah built - in yang diberikan Tuhan kepada kita ini jangan disia - siakan. Karena ketika potensi ini dioptimalkan secara maksimal dan konsisten maka bersiap - siaplah KEAJAIBAN akan terjadi dalam hidup anda!

Lalu bagaimana caranya melejitkan potensi ini? Pasti ini yang ingin anda tanyakan bukan. Tenang... dalam tulisan ini saya akan berikan 2 langkah sederhana melejitkan dan meledakkan kekuatan pikiran bawah sadar anda.

1. Autosugesti diri anda secara terus - menerus.

Keinginan dan impian kita adalah informasi penting bagi pikiran bawah sadar kita. Sebab keinginan, hasrat dan impian yang terekam kuat dalam pikiran bawah sadar akan menjadi daya dorong yang akan menggerakkan kita untuk TAKE ACTION mewujudkan impian kita. Keinginan, hasrat dan impian - impian inilah yang akan memicu semangat kita untuk berbuat sesuatu yang luar biasa. Inilah yang dinamakan dengan AutoSugesti.

Autosugesti yang dilakukan secara sadar dan berulang - ulang akan mengetuk pintu kesadaran (heartknock) kita. Jika dilakukan secara rutin dan terus menerus maka anda akan takjub bahwa banyak sekali hal - hal yang begitu luar biasa terjadi dalam hidup anda!

2. Visualisasikan impian anda senyata mungkin.

Bila anda menginginkan sesuatu maka pikiran bawah sadar akan menggambarkan apa yang diimpikan tersebut. Dengan cara memvisualisasikan impian terlebih dulu, terciptalah banyak sekali maha karya yang luar biasa di dunia ini. Sesuatu yang dibayangkan dan divisualisasikan senyata mungkin dan seolah - olah SUDAH TERJADI sangat luar biasa ampuh menggerakkan jiwa dan tubuh kita untuk meng-ACTION-kan apa yang kita yakini itu. Itulah mengapa Napoleon Hill pernah berkata "What your mind conceive and you believe, you could achieve!" apa yang pikiran kita rasakan dan bayangkan kita yakini, kita pasti dapat mewujudkannya!

Teknik visualisasi inilah yang dilakukan oleh komedian sukses Jim Carey. Hasrat yang menggebu - gebu untuk menjadi komedian sukses membuatnya suatu hari menulis selembar kertas yang dianggapnya cek bernilai US$10 juta. "Cek" dengan tanggal di bagian atasnya itu terus disimpannya di dalam saku.

Ketika mengalami hambatan dalam karir. Ia sering menyendiri ke atas bukit dan memandang kota Los Angeles seraya membayangkan dirinya sebagai bintang film sukses Hollywood. Ia lalu melihat kembali cek yang ditulisnya itu. Siapa sangka beberapa tahun kemudian ia menandatangani kontrak bernilai lebih dari US$ 10 juta untuk film The Mask. Menariknya tanggal pada tanggal "cek" buatannya dulu berdekatan dengan tanggal pada cek pembayaran kontrak!

Jadi sudah sejauh mana pengaruh kekuatan pikiran bawah sadar terhadap hidup anda? Mari bertindak dan TAKE ACTION melejitkan kekuatan pikiran bawah sadar anda sekarang! Karena 3 % orang - orang yang berhasil dalam hidupnya secara signifikan adalah orang - orang yang benar - benar serius melejitkan potensi dan kekuatan pikiran bawah sadarnya! Apakah anda termasuk yang 3 % itu?

source: motivasi-arif

Minggu, 14 Maret 2010

The Power of Self-Talk

Self-talk atau pembicaraan pribadi (bicara pada diri sendiri) adalah sesuatu yang tampaknya sangat sederhana dan hampir tidak pernah dibahas. Namun, dampaknya sangat besar bagi diri kita. Self-talk adalah sesuatu yang sangat menentukan akan menjadi seperti apakah seseorang di masa mendatang. Self-talk adalah akar permasalahan psikologis yang paling utama, dari situlah kebiasaan, karakter, dan keyakinan seseorang terbentuk. Selama self-talk seseorang tetap positif, dia tidak mudah terpengaruh hal-hal negatif dari luar. Hal negatif dari luar hanya akan berdampak negatif terhadap diri kita jika diperkuat dengan self-talk yang negatif. Pembahasan mengenai self-talk ini sangat penting sehingga penulis sengaja membahasnya dalam bab tersendiri agar lebih diperhatikan oleh pembaca.
Mengapa self-talk sangat perlu untuk diperhatikan?
Self-talk adalah hal yang sangat menentukan apakah seseorang akan menjadi orang baik atau tidak. Yang menentukan apakah seseorang akan menjaga kesehatannya atau tidak. Yang menentukan apakah seseorang memiliki rasa percaya diri tinggi atau rendah. Yang menentukan apakah seseorang akan menjadi orang penting atau malah menjadi seorang pecundang. Dan, yang menentukan apakah seseorang bisa maju dan berkembang atau hanya diam di tempat.
Ya, semuanya berasal dari self-talk. Tidak akan ada perubahan apa pun yang terjadi, sebelum diawali dengan self-talk. Anda tidak akan pernah jatuh cinta kepada seseorang sebelum Anda mengatakan pada diri sendiri; “Sepertinya, saya mulai jatuh cinta kepadanya”, atau “Saya rasa, mulai sekarang saya mencintainya”. Hanya saja, karena hal tersebut hampir tidak pernah dibahas, sehingga sering kali Anda tidak menyadarinya.
Memang ada kalimat dari orang bijak yang sebenarnya membahas tentang self-talk secara tersirat, kalimat tersebut berbunyi “Semuanya tergantung dari niatnya.Tetapi, sangat jarang orang yang mengerti bahwa yang dimaksud orang bijak tersebut adalah self-talk. Seseorang yang mengerjakan hal-hal positif hanya karena terpaksa disebabkan oleh tekanan dari lingkungan keluarganya, dia tidak akan pernah menjadi orang yang benar-benar baik/positif.
Seseorang yang berhenti menggunakan narkoba hanya karena tekanan dari keluarganya, tidak akan pernah benar-benar berhenti menggunakan narkoba. Mengapa demikian? Karena self-talknya bisa jadi masih bertentangan dengan anjuran keluarganya. Dan, selama self-talknya tidak berubah, orang tersebut akan tetap begitu walaupun banyak orang menasihatinya. Itulah sebabnya hypnosis tidak dapat diterapkan pada orang yang tidak ingin dihipnotis dan tidak ingin mencapai perubahan.
Mungkin para pembaca bertanya, lalu apa gunanya panti rehabilitasi, psikolog, psikiater, hypnotherapist, kalau seseorang tidak bisa berubah selama seseorang tidak mengubah self-talk-nya? Sekarang mari kita lihat, betapa banyak orang yang pergi ke ahli jiwa karena terpaksa disebabkan oleh tekanan dari keluarganya dan akhirnya tetap tidak berhasil. Itu dikarenakan self-talk-nya belum berubah. Orang yang bisa berubah karena bantuan ahli jiwa adalah orang yang dengan suka rela datang ke ahli jiwa untuk berubah, karena dia sudah pasti memiliki self-talk yang positif seperti, “Saya siap menerima nasihat dari ahli jiwa yang akan saya datangi, karena dia lebih tahu dari saya, karena dia dengan ilmu pengetahuannya mungkin bisa menolong saya.
Dan, karena self-talk-nya demikian, perlahan-lahan pikirannya terbuka untuk menerima saran dan nasihat dari luar. Sehingga, tanpa disadari orang tersebut terbujuk untuk mengganti self-talk-nya yang negatif dengan self-talk yang positif. Kalau sudah begitu, sebenarnya seorang ahli jiwa hanya membantu memperkuat tekad seseorang untuk berubah, dengan mengemukakan alasan-alasan yang logis dan masuk akal, tentunya dengan ilmu pengetahuan yang dikuasainya sehingga dengan sukarela orang tersebut mau berubah menjadi lebih baik.
Bagaimana self-talk bisa memengaruhi diri kita sedemikian besar?
Self-talk dapat memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap diri kita. Karena, self-talktanpa disadari oleh sebagian sangat besar dari kitasebenarnya sama saja dengan menyugesti dan memprogram alam bawah sadar kita. Padahal, seperti penulis kemukakan dari awal, alam bawah sadar memiliki pengaruh terhadap diri kita 9 kali lipat lebih kuat daripada pikiran sadar. Lalu, bagaimana mungkin seseorang bisa berubah menjadi lebih baik jika self-talk-nya masih negatif?
Bagaimana self-talk bekerja?
Secara lebih mendetail, dapat dijelaskan bagaimana self-talk bekerja secara bertahap sehingga memengaruhi pikiran bawah sadar kita. Pertama, self-talk memengaruhi tindakan kita, lalu lama-kelamaan tindakan kita tersebut berubah menjadi kebiasaan. Setelah tindakan tersebut menjadi kebiasaan, lama-lama menyatu dengan karakter/sifat Anda, dan setelah menyatu dengan sifat Anda, self-talk awal Anda mulai menjadi realitass dalam kehidupan Anda, yang akhirnya membuat Anda percaya bahwa keyakinan Anda memang benar. Dan setelah itu terjadi, self-talk awal Anda akan diperkuat oleh self-talk baru yang senada namun lebih kuat lagi. Kemudian, self-talk Anda tersebut akan bekerja secara bertahap seperti pada siklus pertama, namun dengan pengaruh yang semakin kuat. Begitulah seterusnya self-talk bekerja memengaruhi diri Anda tanpa henti.
Self-talk –> sugesti –> alam bawah sadar –> realitas
Jadi, dari keterangan di atas, kita bisa mengambil kesimpulan apa yang akan terjadi 1 tahun dari sekarang. Jika seseorang memiliki self-talk yang positif dan dilakukan secara terus-menerus, ya, seseorang tersebut akan menjadi jauh lebih positif daripada saat ini. Sebaliknya, self-talk yang negatif juga bekerja dengan cara yang sama untuk membuat diri kita menjadi sangat negatif. Maka dari itu, penulis mengingatkan kepada pembaca, seberat apa pun masalah yang Anda hadapi, janganlah sekali-kali mengatakan pada diri sendiri hal-hal yang negatif karena hal itu hanya akan merugikan diri kita sendiri.
Saya ingin berubah menjadi orang yang lebih baik, apa yang harus saya lakukan?
Ada banyak cara untuk mengubah diri menjadi lebih baik dari sebelumnya. Tapi, sebelum Anda melakukan cara yang mana pun, yang perlu Anda lakukan pertama kali supaya Anda benar-benar bisa berubah menjadi orang yang lebih baik adalah; gantilah self-talk Anda dengan self-talk yang positif. Sering kali seseorang ingin berubah, namun kurang berhasil karena masih memiliki self-talk yang negatif. Misalnya, seseorang yang ingin berhenti menggunakan narkoba, tapi dia selalu berkata dalam hati, “Apa saya bisa ya untuk benar-benar berhenti menggunakan narkoba? Sejauh ini saya sudah mencoba berkali-kali untuk berhenti dan akhirnya tetap tidak bisa. Apa mungkin saya bisa benar-benar bebas dari narkoba? Saya rasa tidak, tapi tidak ada salahnya saya mencoba untuk berhenti.
Self-talk seperti ini hanya akan membuat usaha yang akan dilakukan gagal. Karena, dia sudah menyugesti diri sendiri bahwa dia sulit untuk bebas dari narkoba. Dan, karena self-talk pada akhirnya menjelma menjadi realitas, maka orang tersebut akan menemukan kenyataan bahwa dia memang tidak bisa terbebas dari narkoba. Untuk itu, hal pertama yang perlu dilakukan untuk bisa berubah menjadi lebih baik adalah dengan mengganti self-talk Anda dengan self-talk yang positif.
Anda tidak bisa menghilangkan kebiasaan Anda yang negatif hanya dengan menggantikannya dengan kebiasaan yang positif. Tapi, Anda bisa menghilangkan kebiasaan negatif Anda dengan mengganti self-talk Anda yang negatif dengan self-talk yang positif. Karena, self-talk Anda secara langsung memengaruhi tindakan Anda, dan selanjutnya tindakan Anda memengaruhi kebiasaan serta tingkah laku Anda yang pada akhirnya menjadi realitas dalam kehidupan Anda.
Contoh pengaruh self-talk dalam kehidupan nyata
Self-talk “Saya tampan, pandai, dan berbakat! Saya memiliki kelebihan dibandingkan orang lain, saya harus selalu unggul dalam berprestasi.
=> Memengaruhi caranya berjalan, bersikap, berbicara, dan bertingkah laku, menjadi orang yang ingin menguasai bidangnya dengan sempurna, menjaga gengsi, dan kehormatan (tindakan). => Akhirnya menjadi kebiasaan (habits).
=> kebiasaan dalam kurun waktu yang lama akan menyatu menjadi sifat/karakternya, jadilah ia sebagai orang yang percaya diri dan perfeksionis (karakter).
=> Karena kebiasaan dan karakternya mendukung dia untuk berhasil dan mendapat penghargaan, maka akhirnya dia benar-benar berhasil dan mendapat pengakuan dari lingkungannya serta tampil menarik (realitas).
=> Karena telah menjadi realitas, maka dia semakin percaya bahwa dia memang tampan, pandai, berbakat, dan memiliki kelebihan dibandingkan orang lain (believe).
=> Setelah dia semakin yakin bahwa dia hebat, muncullah self-talk baru yang senada dengan self-talk yang pertama namun dengan kadar yang lebih kuat lagi. “Saya memang hebat! Saya memang tampan, pandai, dan berbakat! Saya memang memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan orang lain pada umumnya. Saya akan semakin giat belajar dan berlatih supaya lebih hebat lagi.
=> Memengaruhi tindakan, kebiasaan, karakter, realitas, believe selanjutnya secara terus-menerus sampai ada self-talk baru yang menggantikan.
Bisa kita bayangkan akan menjadi seperti apakah orang seperti ini 10 tahun dari sekarang? Dia akan menjadi orang yang benar-benar unggul. Ini juga berlaku kebalikannya, maksudnya jika seseorang memiliki self-talk yang negatif secara terus-menerus, cepat atau lambat self-talk tersebut dapat merugikan bahkan menghancurkan dirinya sendiri. Untuk itu penulis berpesan, jagalah self-talk kita agar selalu positif sehingga dampaknya pun akan selalu positif dan menguntungkan bagi diri kita.
Yang perlu diperhatikan dalam self-talk
Ada satu hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan dalam self-talk kita, yaitu selain self-talk kita harus selalu positif supaya menghasilkan sesuatu yang juga positif. sahakan bentuk kalimat self-talk kita juga dalam bentuk kalimat yang positif. Karena pikiran bawah sadar kita cenderung untuk tidak membaca kata tidak atau negatif, jika self-talk kita terbiasa dengan bentuk kalimat yang negatif, kecenderungan pikiran bawah sadar kita justru membaca dan merekam sebaliknya.
Contoh self-talk positif namun dalam bentuk kalimat yang negatif adalah seperti ini, “Saya tidak khawatir” atau “Saya tidak takut”. Atau, “Saya tidak akan menggunakan narkoba lagi”. Maka, kecenderungannya, yang terbaca dalam pikiran bawah sadar Anda adalah “Saya khawatir”, “Saya takut”, “Saya akan menggunakan narkoba lagi”. Dan, Anda dapat membayangkan apa yang akan terjadi kemudian, kita akan mendapat reaksi sebaliknya dari self-talk yang kita ucapkan.
Lalu, bagaimana jika kita terlanjur mengucapkan self-talk positif namun dalam bentuk kalimat yang negatif, misalnya “Saya tidak takut”? Mudah saja, ikuti dengan self-talk positif dalam bentuk kalimat yang positif. Misalnya, terlanjur mengatakan “Saya tidak takut”, segera ikuti dengan “Saya berani!” Mungkin, memang tidak terlalu mudah pada mulanya dan perlu sedikit “paksaan”. Namun percayalah, seiring dengan berjalannya waktu, jika Anda berusaha secara sadar terus-menerus mengendalikan self-talk Anda agar senantiasa positif dan dalam bentuk kalimat yang positif, cepat atau lambat itu akan menjadi bagian dari bawah sadar Anda. Dan, itu akan membuat hidup Anda jauh lebih baik, lebih tenang, dan lebih bahagia. Anda juga akan merasakan diri Anda lebih mudah dalam merealisasikan tujuan dan mimpi-mimpi Anda. Semoga bermanfaat![dm]
* Dodie Magis adalah seorang Certified Hypnotherapist dari The International Center for Hypnosis Education & Research, USA, dan Romy Rafael Hypnosis Academy, Indonesia. Dodie adalah penulis buku Self Hypnosis.

source: andaluarbiasa 

Sabtu, 13 Maret 2010

Saya adalah kebiasaan


Saya selalu mendampingi anda. Saya adalah pembantu anda yang paling rajin, atau beban anda yang paling berat. Saya akan mendorong anda maju, atau menarik anda jatuh ke dalam jurang kegagalan.

Saya sepenuhnya ada dalam kendali anda. Setengah dari apa yang anda lakukan mungkin akan anda serahkan kepada saya, dan saya akan melakukannya dengan cepat, tepat. Saya mudah dikelola -anda hanya perlu tegas terhadap saya. Tunjukkan bagaimana tepatnya anda ingin agar sesuatu dikerjakan, dan setelah beberapa pelajaran saya akan melakukannya secara otomatis.

Saya adalah pelayan bagi semua orang hebat; dan apa boleh buat, juga bagi orang-orang gagal. Mereka yang gagal, saya yang membuat mereka gagal. Saya bukan mesin, sekalipun saya bekerja dengan presisi dari sebuah mesin ditambah kecerdasan manusia. Anda mau mendayagunakan saya dan mendapatkan keuntungan, atau memanfaatkan saya untuk kehancuran - hal itu tidak ada bedanya bagi saya. Ambil saya, latih saya, tegaslah terhadap saya, dan saya akan meletakkan dunia dibawah kaki anda. Anggap enteng saya dan saya akan menghancurkan anda.

Siapa saya? Saya adalah kebiasaan.

Kamis, 11 Maret 2010

Sutradara Perempuan Pertama yang Merebut Oscar

"Dan pemenangnya adalah...," demikian ucap aktris dan penyanyi senior Barbra Streisand, yang menjadi pembaca nama pemenang Sutradara Terbaik Oscar/Academy Awards, Minggu (7/3) di Kodak Theatre, Los Angeles, AS. Ia membuka amplop dan langsung tersenyum lebar. "Nah, waktunya sudah datang," katanya ceria. Lalu, ia menyebutkan nama pemenang kategori tersebut: Kathryn Bigelow.
Kathryn dan Barbra
Luar biasa! Inilah perempuan pertama yang terpilih sebagai sutradara terbaik dalam 82 tahun sejarah penyelenggaraan Academy Awards.
**
Info untuk Anda, Kathryn membuat film drama independent/indie berirama cepat, yang berkisah tentang perjuangan tentara AS di Irak. Judulnya, Hurt Locker. Biaya pembuatannya "hanya" 11 juta dolar AS. Inilah film dengan biaya produksi terendah sepanjang sejarah, yang mampu menembus Oscar-menang pula sebagai Film Terbaik (mengandaskan film Avatar yang dibuat dengan biaya supermahal, yakni 300 juta dolar AS) dan secara total menyabet 6 piala Oscar.
Sebagai sutradara terbaik, bisa dibilang, Kathryn sukses menyisihkan empat saingannya yang semuanya pria; yaitu James Cameron yang mengarahkan film "Avatar", Quentin Tarantino ("Inglorious Basterds"), Lee Daniels ("Precious"), dan Jason Reitman ("Up in the Air"). Oh ya, tahukah Anda, dahulu James merupakan pasangan hidup Kathryn?
**
Sesaat setelah diumumkan sebagai pemenang Sutradara Terbaik, dengan ekspresi wajah tak percaya, Kathryn naik ke atas panggung untuk menerima Oscar. Dengan terbata-bata, pengajar di San Francisco Art Institute ini mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak dan mendedikasikan penghargaan itu untuk para tentara AS yang sedang bertugas di Irak, serta Afghanistan. 
Kathryn Bigelow
"Ini adalah peristiwa sekali seumur hidup, suatu momentum dalam kehidupan," ucap Kathryn.
Kemudian di belakang layar, ia mengatakan harapannya, yaitu banyak perempuan lain yang akan mengikuti jejaknya: menerima penghargaan tertinggi sebagai sutradara, di ajang penghargaan paling bergengsi untuk para pekerja film AS tersebut.
"Saya selalu menganggap diri saya sebagai pembuat film! Saya bersyukur bila dapat menginspirasi para bakat muda, laki-laki maupun perempuan, dan membuat mereka merasa yang mustahil dalam meraih sesuatu menjadi yakin bahwa segalanya bisa kita raih," paparnya. "Jika ada memandang sebelah mata terhadap perempuan sutradara, saya hanya bisa memilih untuk mengabaikan isu itu dengan dua alasan: saya tak bisa mengubah status gender saya dan saya menolak untuk berhenti membuat film. Tak relevan untuk bicara siapa yang menyutradarai film. Ini persoalan apakah kamu mau menghargai film itu atau tidak!"
Lalu ia menjelaskan, "Film adalah media yang baik untuk menyatakan sesuatu. Dengan film, kita bisa menyampaikan pemikiran kepada masyarakat dunia. Misalnya, perang adalah sesuatu yang tercela..."
Lebih lanjut, Kathryn mengungkapkan rahasia suksesnya. Katanya, ia tipe sutradara yang selalu memulai membuat film dengan riset kondisi sosial masyarakat. Dia juga tipikal sutradara yang suka mengambil sudut pandang orang pertama.
"Dalam The Hurt Locker, saya tak bicara politik," pungkas Kathryn. "Saya juga tidak bicara soal keputusan di tingkat elite/pengambil kebijakan. Saya hanya mengangkat detail apa yang dilakukan tiga serdadu penjinak bom di medan perang. Ini bukan film tentang kekerasan, melainkan film tentang tugas dan pertempuran hidup di tengah tekanan luar biasa."
Pendapat atau sudut pandang Kathryn tak salah. Setidaknya, para juri Academy Awards menganggap film indie karyanya merupakan film berkualitas nomor satu. Pun, Kathryn dinilai sebagai sutradara yang luar biasa dan individu berwawasan luas.
Bagaimana pendapat Anda? 
 
*) photos credit: getty images
source: Andriwongso 

The White Tiger, Buku Kisah Menuju Kesuksesan yang Penuh Tawa

foto berita artikel Sudah menjadi adat orang di negara saya untuk mulai bercerita dengan berdoa kepada Yang Kuasa.
Yang Mulia, saya rasa saya juga harus memulai dengan "menjilat bokong dewa"
Masalahnya ,dewa yang mana? Ada begitu banyak pilihan.
Ada kaum yang mengakui memiliki satu Tuhan
Ada juga yang dianggap memiliki tiga Tuhan.
Sementara, kami punya 36.000.000 dewa-dewi.
Jadi, saya harus memilih dari total 36.000.004 bokong suci.”

Seperti itulah salah satu kutipan yang ada dalam satu cerita dalam novel The White Tiger. The White Tiger,merupakan karya dari Aravind Adiga seorang penulis novel dari India. The White Tiger merupakan karya pertama Adiga. Dengan kemenangan Adiga, maka dia merupakan orang berkebangsaan India yang ke -4 yang memenangkan award skala international setelah Arundati Roy, dan sebagainya.

Balram, orang pinggiran yang hampir separuh hidupnya dinikmati dalam kerumitan, kemiskinan, dan jadi babu. sampai pada suatu ketika keadaan itu berbalik 180 derajat. menjadi sopir pribadi Ashok adalah langkah awalnya menuju gerbang kesuksesan. namun, semua keberhasilan memang membutuhkan pengorbanan dalam berbagai cara. dan, balram memilih majikannya, ashok, menjadi korban demi keberhasilannya.

Novel satire ini begitu dalam namun ditampilkan dengan gaya bahasa yang kocak. anda bisa tertawa terpingkal-pingkal dan lalu terenyuh setelahnya. Cerita dari novel yang berhasil meraih penghargaan bookman prize ini segambar dengan keadaan negeri kita Indonesia.
source: beritanet

Sabtu, 06 Maret 2010

Bebener yang Dibuat Sungsang Bawana Balik

image 

DIANGGEP bener tidak selalu karena telah berbuat benar. Dianggep salah juga tidak melulu karena telah bertindak keliru. Selalu berusaha berbuat bener bisa saja ujungnya selalu ora kepeneran. Bener dianggep keliru, luput dianggep bener pun makin jamak terjadi.

Dalam kisah pewayangan, apa yang salah ketika Sukasrana menyusul kakaknya, Sumantri, yang hendak menjadi urban di Kotapraja Maespati? Apa salah si buruk rupa namun berhati berlian itu ketika merasa tak bisa ginggang sarambut pinara sasra dari sang kakak yang tampan rupawan?

Pastilah, dalam ukuran kewajaran, tidak ada yang salah. Mencintai saudara dengan sepenuh jiwa dan ingin selalu bersama dengannya pastilah sikap mulia. Lebih-lebih ketika menyediakan diri untuk selalu memanggul setiap bot-repot yang dipikul sang kakak.

Namun ukuran kewajaran itu tidak begitu berlaku bagi Sumantri. Ambisi untuk bisa tampil hero seorang diri di hadapan banyak orang, terutama atasan, telah membutakan mata hati untuk melihat setiap kemuliaan yang didermakan dengan tulus oleh Sukasrana.

Sukasrana selalu dianggap sebagai klilip, kalau bukan malah rintangan yang hanya nyandhung-nyrimpeti. Karena itu, setiap sumbang sih-nya akan selalu dipandang ora pener.

Puncaknya ketika Sukasrana menyembul di antara perdu Taman Sriwedari, buah karyanya sendiri. Sumantri merasa penampakan Sukasrana adalah sebuah aib di tengah serbagemerlap kuasa negeri Maespati. Sumantri panik. Sumantri cemas citra sempurna yang telah ia bangun bakal sirna oleh kehadiran Sukasrana si buruk rupa.

Sumantri lupa bahwa adiknyalah yang telah memutar taman itu hingga ia dapat memenuhi titah sang raja. Namun segala jasa Sukasrana terkubur dalam-dalam oleh anggapan yang dibangun di atas ambisi akan kekuasaan yang hendak ia amankan. Sumantri menghunus keris dan mengarahkan ujungnya ke tubuh Sukasrana. Para dalang kerap kali menyebut Sumantri sekadar ngagak-agaki, meden-medeni, menakut-nakuti agar Sukasrana pergi.

Toh, Sukasrana tetap bergeming. Tajamnya keris tak menghalanginya untuk merapat dan dekat dengan sang kakak. Justru pada ujung keris itulah Sukasrana mengabarkan kepada semua bahwa cinta dan keterusterangannya bakal menjelma jadi keabadian.

Dusta Nagagini

Soal kebenaran yang dipersalahkan, kesalahan yang dicarikan pembenaran, kisah Anglingdarma bisa menjadi cerminnya. Tatkala lelana brata masuk di hutan belantara, dia justru mendapati Nagagini, istri Nagaraja sahabatnya, tengah memadu kasih dengan Ula Tampar.

Melihat perselingkuhan itu, dia merasa tak bisa berdiam diri. Dijemparinglah sang pecundang Ula Tampar hingga mengenai bagian buntut. Upaya itu dimaksudkan sebagai usaha untuk mengingatkan Nagagini sekaligus menghukum Ula Tampar yang telah ngrusak pager ayu.

Namun tindakan Anglingdarma bukannya membuat Nagagini sadar, melainkan justru  mendorongnya wadul kepada sang suami. Dhandhang diunekake kuntul, kuntul diunekake dhandhang; hitam dikatakan putih, sebaliknya putih dikatakan hitam.

Kepada suaminya, Nagagini berkata bahwa Anglingdarma berniat menjamahnya. Adapun Ula Tapar yang hendak mengingatkan, justru dijemparing oleh Raja Malawapati itu.

Tentu saja sikap Nagagini membuat Anglingdarma berkecil hati. Ia tidak membayangkan jika Nagaraja yang telah direngkuh sebagai kakaknya itu murka, pastilah dia akan lebur tanpa dadi.

Karena itu, di tamansari Malawapati, kepada Setyawati permaisurinya, Anglingdarma bercerita tentang hal yang sebenarnya, sekaligus berpamitan karena marasa tak lama akan menemui ajal. Sementara di luar terdengar suara keras Nagaraja memanggil-manggil agar Anglingdarma segera keluar menemui.

Setelah beberapa saaat, dengan segenap keputusasaan, keluarlah Anglingdarma dari tamansari guna menemui Nagaraja. Namun di luar dugaan, Nagaraja justru menyambut adiknya itu dengan pelukan hangat. Kepada Anglingdarma, Nagaraja malahan menganugerahkan Aji Gineng, yakni ajian yang membuat pemiliknya bisa memahami bahasa segala binatang.

Ternyata sebelum memanggil-manggil, dengan menyamar sebagai ular picis, Nagaraja telah menyadap pembicaraan Anglingdarma dengan Setyawati. Dari situlah ia tahu, apa yang dikatakan oleh istrinya dusta belaka.

Persekongkolan

Pemutarbalikan kebenaran, sebagaimana yang dilakukan oleh Nagagini,  kerapkali tidak hanya dilakukan oleh seorang diri. Ada yang menjadi perancang skenario, ada yang kemudian menjalankannya.

Pada lakon ketoprak Bayi Lair Sajroning Kubur yang dimainkan oleh grup Sapta Mandala Yogyakarta kiranya menandaskan hal itu. Jayengkusuma, putra mending Prabu Ranggajaya dari prameswari yang telah meninggal dan Jayengrasa, putra garwa prameswari sambungan (Asmarawati), terlibat dalam kompetisi untuk memegang tampuk pemerintahan Jenggala. Syaratnya, bisa mempersembahkan Keris Nagarunting Luk Sanga.

Keris itu berada di Pertapan Tegalwening. Jayengrasa terlebih dahulu sampai di situ, bertemu dengan Retnasih, anak pertapa pemilik keris sakti itu. Malahan Jayengrasa jatuh cinta pada Retnasih, namun endang pertapan itu menolak halus. 

Selang beberapa saat datanglah Jayengkusuma, bertemu sang pertapa dan mendapatkan Keris Nagarunting serta mempersunting Retnasih. Jayengkusuma pun bertakhta dan menjadikan Retnasih sebagai permaisuri.
Tak lama setelah bertakhta, datanglah pasukan Prabu Gajah Angun-angun yang hendak menaklukkan Jenggala. Prabu Jayengkusuma berangkat ke medan laga dan meninggalkan Retnasih di keraton.

Itulah saat yang ditunggu oleh Asmarawati dan Jayengrasa yang merasa cintanya ditolak oleh Retnasih. Mereka menyiksa Retnasih yang sedang mengandung. Ujung-ujungnya Retnasih meninggal. Jasadnya dikubur di sebuah pemakaman jauh dari keraton.

Ketika Jayengkusuma pulang dari medan laga, tentu saja Asmarawati yang ditopang oleh Patih Basunanda memutarbalikkan fakta yang sebenarnya. Namun dengan kemunculan bayi yang lahir dalam kuburan, akhirnya terkuaklah persekongkolan itu.

Ya, siapa pun meski selalu gandrung pada kebenaran, bisa kena awu anget sebagaimana yang dialami oleh Anglingdarma ataupun Retnasih. Namun dalam sungsang bawana balik kebenaran macam apa pun, tetap saja berlaku hukum ”becik kettitik ala ketara”, ”sapa salah seleh”, dan ”tekuk runtut janaloka, sapa wani luput bakal ketiban pidana”. 
—Sucipto Hadi Purnomo, dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa FBS Universitas Negeri Semarang
Source: Suara Merdeka

Jumat, 05 Maret 2010

Nick Vujicic - No Arms, No Legs, No Worries...Bagaimana dengan Kita?

Inilah cerita dari seorang pria tampan dan cerdas, serta bersuara indah, yang dilahirkan tanpa kedua lengan dan kedua kaki. Namun ia tetap bersemangat dan bahagia dalam menjalani hidupnya. Ia jago main golf, berselancar, dan berenang. Terlebih, ia juga sukses dalam karirnya. Nick Vujicic (26 tahun), pria Serbia kelahiran Australia itu, memang luar biasa!!

Nick lahir di sebuah rumah sakit di Kota Melbourne pada tanggal 4 Desember 1982. Orangtuanya sangat terkejut ketika melihat keadaan putra mereka yang lahir tanpa dua lengan dan dua kaki. Menurut dokter yang menanganginya, Nick terkena penyakit Tetra-amelia yang sangat langka. Kondisi ini kontan membuat ayah Nick (seorang pemuka agama dan programmer komputer) dan ibu Nick (seorang perawat) bertanya-tanya dalam hati, kesalahan besar apa yang telah mereka perbuat hingga putranya terlahir tanpa anggota-anggota tubuh. Tak jarang, mereka menyalahkan diri sendiri atas keadaan Nick.

Namun, hal ini tidak berlangsung lama. Ayah dan ibu Nick melihat putranya, biarpun cacat tubuh, tetap tumbuh kuat, sehat, dan ceria - sama seperti anak-anak lainnya. Dan, Nick kecil terlihat begitu tampan serta menggemaskan! Matanya pun sangat indah dan menawan. Maka, mereka mulai bisa menerima keadaan putranya, mensyukuri keberadaannya, dan segera mengajarinya untuk hidup mandiri.

   
Nick memiliki sebuah telapak kaki kecil di dekat pinggul kirinya. Sang ayah membimbingnya untuk berdiri, menyeimbangkan tubuh, dan berenang sejak Nick berusia 18 bulan. Kemudian, dengan tekun dan sabar, sejak usia 6 tahun, Nick belajar menggunakan jari-jari kakinya untuk menulis, mengambil barang, dan mengetik. Kini, Nick menyebut telapak kakinya yang berharga itu sebagai "my chicken drumstick."

Agar bisa hidup lebih mandiri, kuat secara mental, dan bisa bergaul dengan luwes, ibu Nick memasukkan putranya ke sekolah biasa. Segera saja, Nick menyadari bahwa keadaannya sangat berbeda dengan anak-anak lainnya. Ia juga mengalami berbagai penolakan, ejekan, dan gertakan dari teman-teman sekolahnya. Hal ini membuatnya merasa begitu sedih dan putus asa. Pada usia 8 tahun, Nick sempat berpikir untuk mengakhiri hidupnya. Namun, kasih dan dukungan orangtuanya, serta hiburan dari para sahabatnya, mampu membuat Nick mengenyahkan pikiran tersebut. Ia menjadi lebih bijaksana dan berani dalam menjalani kehidupan.
Pada suatu pagi, saat usia 12 tahun, Nick mendapat pengalaman tak terlupakan. Saat bangun dan membuka matanya, tiba-tiba saja ia menyadari betapa beruntungnya dirinya. Ia sehat, serta punya keluarga dan para sahabat yang menyayanginya. Ia juga hidup dalam keluarga yang berkecukupan.

Setahun kemudian, ketika membaca surat kabar, Nick dan ibunya menemukan sebuah artikel yang sangat menggugah jiwanya. Artikel itu, berkisah tentang seorang pria cacat tubuh yang mampu melakukan hal-hal hebat, termasuk menolong banyak orang. "Pada saat itulah, saya menyadari bahwa Tuhan memang menciptakan kita untuk berguna bagi orang lain. Saya memutuskan untuk bersyukur, bukannya marah, atas keadaan diri sendiri! Saya juga berharap, suatu saat bisa menjadi seperti pria luar biasa itu-yakni bisa menolong dan menginspirasi banyak orang!" demikian ujar Nick, dalam sebuah wawancara.
Untuk meraih mimpinya, Nick belajar dengan giat. Otak yang encer, membantunya untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi bidang Akuntansi dan Perencanaan Keuangan pada usia 21 tahun. Segera setelah itu, ia mengembangkan lembaga non-profit ‘Life Without Limbs' (Hidup Tanpa Anggota-Anggota Tubuh), yang didirikannya, pada usia 17 tahun, untuk membantunya berkarya dalam bidang motivasi. 

Kini, Nick Vujicic adalah motivator/pembicara internasional yang gilang-gemilang. Ia sudah berkeliling ke lebih dari 24 negara di empat benua (termasuk Indonesia), untuk memotivasi lebih dari 2 juta orang-khususnya kaum muda. Berkali-kali, ia diwawancarai oleh stasiun televisi dengan jangkauan internasional, seperti ABC (pada 28 Maret 2008). Produknya yang terkenal adalah DVD motivasi "Life's Greater Purpose", "No Arms, No Legs, No Worries", serta film "The Butterfly Circus."
"Saya telah memberikan berbagai jenis motivasi kepada orang-orang, berdasarkan pengalaman hidup saya," pungkas Nick di akhir wawancara. "Namun, ada satu hal yang selalu saya katakan pada mereka: ‘Terimalah dan cintai diri kamu sendiri.' Jika satu orang saja bisa melakukannya, kemudian merasa lebih bersemangat dalam menjalani hidup serta ingin berguna bagi orang lain, saya merasa bahwa sebagian tugas saya di dunia ini telah terselesaikan."
source: Andri W

Rabu, 03 Maret 2010

Kedahsyatan Berpikir Positif


Berpikir Positif
Ada perbedaan yang sangat mendasar antara manusia dan binatang. Manusia mampu melakukan apa yang disebut berpikir, jika binatang tidak. Jadi kemanusiaan seseorang itu bukan pada wujud fisiknya, melainkan pada pikirannya. Manusia bisa seperti binatang karena pikirannya dan sebaliknya manusia bisa seperti malaikat karena pikirannya juga. Sehingga muatan-muatan dalam pikiran manusia itulah yang menentukan nasib manusia itu sendiri. “Nasibmu tidak ditentukan oleh dimana kamu berada tetapi oleh apa yang mengisi pikiranmu”.
Bahkan “Pikiran adalah sebuah tempat dimana anda bisa menciptakan neraka dan surga untuk hidup anda” (John Milton, 1608 – 1674)
Untuk itu nikmati saja hidup anda.
Agar bisa menikmati hidup menjadi enak, kita harus bisa berpikir positif. Berpikir positif mencakup 3 pengetian, al :
Pertama, muatan pikiran harus positif dengan kriteria : benar, baik dan bermanfaat
Sering kali seseorang tidak menyadari muatan-muatan apa yang dimasukkan kedalam pikirannya. Ini sangat penting, karena muatan pikiran itulah yang nantinya akan mengkristal menjadi kenyataan. Jadi dengan mengisi hal-hal yang positif ke dalam pikiran, minimal akan memunculkan sikap yang positif. Dari sikap yang positif akan melahirkan tindakan yang positif. Kalau tindakan ini dilakukan setiap saat…setiap hari, akan menjadi kebiasaan yang positif. Dari kebiasaan ini melahirkan karakter diri. Karakter inilah yang pada akhirnya akan mencetak nasib seseorang.
Kedua, penggunaan pikiran. Dengan memasukkan hal-hal yang positif kedalam pikiran tidaklah cukup, apabila tidak disertai dengan memanfaatkan pikiran yang positif dimaksud. Contohnya, apabila suatu ketika kita gagal, terus kita berpikir “ya sudahlah…namanya belum diijinkan oleh Tuhan”. Pemahaman ini sudah baik, tetapi akan lebih baik lagi kalau pemahaman tersebut digunakan untuk mencari cara lain yang lebih baik agar berhasil. Agama mengajarkan bahwa beriman pada takdir tidak sama dengan pasrah pada realitas/keadaan. Iman kepada takdir, artinya menerima realitas kemudian berupaya untuk memperbaiki atas dasar keimanan. Pasrah pada realitas, artinya hanya menerima apa yang telah terjadi tanpa ada tindakan perbaikan. Secara psikologis pasrah kepada Tuhan itu positif, tetapi pasrah pada realitas itu tidak baik.
Dengan kata lain, kita wajib beriman pada takdir tetapi tidak pasrah pada kenyataan. Sehingga dari pikiran yang positif kita akan melakukan hal-hal positif guna merealisasikan tujuan yang positif dengan mengembangkan potensi positif untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul secara positif, kreatif dan konstruktif.
Ketiga, pengawasan pikiran. Hal ini penting karena tidak ada orang di dunia ini yang muatan pikirannya selalu positif setiap saat. Apalagi ketika seseorang mendapatkan hasil yang tidak sesuai dengan keinginan/target. Kebanyakan orang, pada awalnya akan menyalahkan pada kondisi atau orang lain yang diajak berinteraksi yang menyebabkan hasilnya tidak seperti yang diharapkan (pemikiran negatif). Pemikiran negatif tidak akan terjadi bilamana kedalam pikiran kita sudah dimasukkan nilai-nilai hidup atau falsafah hidup yang mampu membentuk jatidiri dan karakter positif.
Makanya ada yang mengatakan bahwa “nasib yang diterima hari ini adalah merupakan hasil pemikiran di masa lalu”. Pemikiran disini bukanlah pemikiran yang muncul saat-saat tertentu, melainkan pemikiran yang sudah menjadi budaya hidup.
“Saya bukan ahlinya, tetapi saya hanya ingin berbagi apa yang saya ketahui walau hanya sedikit”
source: A.N Ubaedy