my banner link

Minggu, 27 Desember 2009

Cuplikan Membongkar Gurita Cikeas


(istimewa)

Buku ini ditulis oleh George Junus Aditjondro. Judul lengkapnya: Membongkar Gurita Cikeas, di Balik Kasus Bank Century. Dilaunching hari Rabu (23/12) di Yogya. Hari Sabtu (26/12), buku yang diedarkan melalui jaringan Toko Buku Gramedia ini ditarik dari peredaran. Inilah cuplikan halaman pertama buku ini.

“Apakah penyertaan modal sementara yang berjumlah Rp 6,7 triliun itu ada yang bocor atau tidak sesuai dengan peruntukannya? Bahkan berkembang pula desas-desus,rumor, atau tegasnya fitnah, yang mengatakan bahwa sebagian dana itu dirancang untuk dialirkan ke dana kampanye Partai Demokrat dan Capres SBY; fitnah yang sungguh kejam dan sangat menyakitkan….

Sejauh mana para pengelola Bank Century yang melakukan tindakan pidana diproses secara hukum, termasuk bagaimana akhirnya dana penyertaan modal sementara itu dapat kembali ke negara?”

Begitulah sekelumit pertanyaan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam pidatonya hari Senin malam, 23 November 2009, menanggapi rekomendasi Tim 8 yang telah dibentuk oleh Presiden sendiri, untuk mengatasi krisis kepercayaan yang meledak di tanah air, setelah dua orang pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) – Bibit S Ryanto dan Chandra M Hamzah – ditetapkan sebagai tersangka kasus pencekalan dan penyalahgunaan wewenang, hari Selasa, 15 September, dan ditahan oleh Mabes Polri, hari Kamis, 29 Oktober 2009.

Barangkali, tanpa disadari oleh SBY sendiri, pernyataannya yang begitu defensif dalam menangkal adanya kaitan antara konflik KPK versus Polri dengan skandal Bank Century, bagaikan membuka kotak Pandora yang sebelumnya agak tertutup oleh drama yang dalam bahasa awam menjadi populer dengan julukan drama cicak melawan buaya.

Memang, drama itu, yang begitu menyedot perhatian publik kepada tokoh Anggodo Widjojo, yang dijuluki “calon Kapolri” atau “Kapolri baru”, cukup sukses mengalihkan perhatian publik dari skandal Bank Century, bank gagal yang mendapat suntikan dana sebesar Rp 6,7 trilyun dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), jauh melebihi Rp 1,3 trilyun yang disetujui DPR‐RI.

Selain merupakan tabir asap alias pengalih isu, penahanan Bibit dan Chandra oleh Mabes Polri dapat ditafsirkan sebagai usaha mencegah KPK membongkar skandal Bank Century itu, bekerjasama dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Soalnya, investigasi kasus Bank Century itu sudah didorong KPK (Batam Pos, 31 Agust 2009). Sedangkan BPK juga sedang meneliti pengikutsertaan dana publik di bank itu, atas permintaan DPR‐RI pra‐Pemilu 2009.

Inilah cuplikan halaman 2 dan 3 dari buku Membongkar Gurita Cikeas: di Balik Kasus Bank Century, yang ditulis oleh George Junus Aditjondro, diterbitkan oleh Galang Pers, dilaunching Hari Rabu (23/12) di Yogya dan ditarik dari peredaran hari Sabtu (26/12).

Dari berbagai pemberitaan di media massa dan internet, nama dua orang nasabah terbesar Bank Century telah muncul ke permukaan, yakni Hartati Mudaya, pemimpin kelompok CCM (Central Cipta Mudaya) dan Boedi Sampoerna, salah seorang penerus keluarga Sampoerna, yang menyimpan trilyunan rupiah di bank itu sejak 1998.

Sebelum Bank Century diambilalih oleh LPS, Boedi Sampoerna, seorang cucu pendiri pabrik rokok PT HM Sampoerna, Liem Seng Thee, masih memiliki simpanan sebesar Rp Rp 1.895 milyar di bulan November 2008, sedangkan simpanan Hartati Murdaya sekitar Rp 321 milyar.

Keduanya sama‐sama penyumbang logistik SBY dalam Pemilu lalu. Beberapa depositan kelas kakap lainnya adalah PTPN Jambi, Jamsostek, dan PT Sinar Mas. Boedi Sampoerna sendiri, masih sempat menyelamatkan sebagian depositonya senilai US$ 18 juta, berkat bantuan surat‐surat rekomendasi Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri waktu itu, Komjen (Pol) Susno Duadji, tanggal 7 dan 17 April 2009 (Rusly 2009: Haque, 2009; Inilah.com, 25 Febr 2009; Antara News, 10 Ag. 2009; Vivanews.com, 14 Sept. 2009; Forum Keadilan, 29 Nov. 2009: 14).

BANTUAN GRUP SAMPOERNA UNTUK HARIAN JURNAS

Apa relevansi informasi ini dengan keluarga Cikeas?

Boedi Sampoerna ditengarai menjadi “salah seorang penyokong SBY, termasuk dengan menerbitkan sebuah koran” (Rusly 2009: 48).

Ada juga yang mengatakan” Sampoerna sejak beberapa tahun lalu mendanai penerbitan salah satu koran nasional (Jurnas/Jurnal Nasional) yang menjadi corong politik Partai SBY” (Haque 2009).

Dugaan itu tidak 100% salah, tapi kurang akurat. Untuk itu, kita harus mengenal figur‐figur keluarga Sampoerna yang memutar roda ekonomi keluarga itu, setelah penjualan 97% saham PT HM Sampoerna kepada maskapai transnasional AS, Altria Group, pemilik pabrik rokok AS, Philip Morris, di tahun 2005, seharga sekitar US$ 2 milyar atau Rp 18,5 trilyun.

Liem Seng Tee, yang mendirikan pabrik rokok itu di tahun 1963 bersama istrinya, Tjiang Nio, mewariskan perusahaan itu kepada anaknya, Aga Sampoerna (Liem Swie Ling), yang lahir di Surabaya tahun 1915. Aga Sampoerna kemudian menyerahkan perusahaan itu kepada dua orang anaknya, Boedi Sampoerna, yang lahir di Surabaya, tahun 1937, serta adiknya, Putera Sampoerna, yang lahir di Amsterdam, 13 Oktober 1947 (PDBI 1997: A‐789 – A‐796; Warta Ekonomi, 18‐31 Mei 2009: 43, 49).

Sesudah menjual pabrik rokoknya kepada Philip Morris, Putera menyerahkan pengelolaan perusahaan pada anak bungsunya, Michael Joseph Sampoerna, yang telah mengembangkan holding company keluarga yang baru, Sampoerna Strategic, ke berbagai bidang dan negara.

Misalnya, membeli 20% saham perusahaan asuransi Israel, Harel Investment Ltd dan saham dalam kasino di London, dan berencana membuka sejuta hektar kelapa sawit di Sulawesi, berkongsi dengan kelompok Bosowa milik Aksa Mahmud, ipar Jusuf Kalla (Investor, 21 Ag.‐3 Sept. 2002: 19; Prospektif, 1 April 2005: 48; Globe Asia, Ag. 2008: 52‐53, Ag. 2009: 100‐101).

Inilah cuplikan halaman 3 dari buku Membongkar Gurita Cikeas: di Balik Kasus Bank Century, yang ditulis oleh George Junus Aditjondro, diterbitkan oleh Galang Pers, dilaunching Hari Rabu (23/12) di Yogya dan ditarik dari peredaran hari Sabtu (26/12).

Namun ada seorang kerabat Boedi dan Putera Sampoerna, yang tidak pernah memakai nama keluarga mereka. Namanya Sunaryo, seorang kolektor lukisan yang kaya raya, yang mengurusi pabrik kertas Esa Kertas milik keluarga Sampoerna di Singapura yang hampir bangkrut, dan sedang bermasalah dengan Bank Danamon.

Menurut sumber‐sumber penulis, sejak pertama terbit tahun 2006, Sunaryo mengalirkan dana Grup Sampoerna ke PT Media Nusa Perdana, penerbit harian Jurnal Nasional di Jakarta.

Perusahaan itu kini telah berkembang menjadi kelompok media cetak yang cukup besar, dengan harian Jurnal Bogor, majalah bulanan Arti, dan majalah dwimingguanExplo. Boleh jadi, dwimingguan ini merupakan sumber penghasilan utama perusahaan penerbitan ini, karena penuh iklan dari maskapai-maskapai migas dan alat‐alat berat penunjang eksplorasi migas dan mineral.

Secara tidak langsung, dwi‐mingguan Explo dapat dijadikan indikator, sikap Partai Demokrat – dan barangkali juga, Ketua Dewan Pembinanya – terhadap kebijakan‐kebijakan negara di bidang ESDM.

Misalnya dalam pendirian pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), yang tampaknya sangat dianjurkan oleh Redaksi Explo (lihat tulisan Noor Cholis,“PLTN Muria dan Hantu Chernobyl”, dalam Explo, 16‐31 Oktober 2008, hal. 106, serta berita tentang PLTN Iran yang siap beroperasi, September lalu dalam Explo, 1‐15 April 2009, hal. 79).

Pemimpin Umum harian Jurnas berturut‐turut dipegang oleh Asto Subroto (2006‐2007), Sonny (hanya beberapa bulan), dan N Syamsuddin Ch. Haesy (2007 sampai sekarang). Kedua pemimpin umum pertama bergelar Doktor dari IPB, dan termasuk pendiri Brighton Institute bersama SBY.

Selama tiga tahun pertama, ada dua orang fungsionaris PT Media Nusa Perdana yang diangkat oleh kelompok Sampoerna, yakni Ting Ananta Setiawan, sebagai Pemimpin Perusahaan, dan Rainerius Taufik sebagai Senior Finance Manager atau Manajer Utama Bisnis.

Dalam Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Besar PT Media Nusa Perdana, yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi DKI Jakartam 5 Maret 2007, namanya tercantum sebagai Direktur merangkap pemilik dan penanggungjawab.

Sementara itu, kesan bahwa perusahaan media ini terkait erat dengan Partai Demokrat tidak dapat dihindarkan, dengan duduknya

Ramadhan Pohan, Ketua Bidang Pusat Informasi BAPPILU Partai Demokrat sebagai Pemimpin Redaksi harian Jurnal Nasional dan majalah Arti, serta Wakil Ketua Dewan Redaksi di majalah Explo.

Sebelum menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Jurnas, Ramadhan Pohon merangkap sebagai Direktur Opini Publik & Studi Partai Politik Blora Center, think tank Partai Demokrat yang mengantar SBY ke kursi presidennya yang pertama.

Barangkali ini sebabnya, kalangan pengamat politik di Jakarta mencurigai bahwa dana kelompok Sampoerna juga mengalir ke Blora Center.

Soalnya, sebelum Jurnas terbit, Blora Center menerbitkan tabloid dwi‐mingguan Kabinet, yang menyoroti kinerja anggota‐anggota Kabinet Indonesia Bersatu. Sementara itu, Ramadhan Pohan baru saja terpilih menjadi anggota DPR‐RI dari Fraksi Demokrat,

mewakili Dapil VII Jawa Timur (Jurnalnet.com, 25 Febr. 2005; Fajar, 21 Juni 2005; ramadhanpohan.com, 14 Okt. 2009).

Inilah lanjutan cuplikan isi buku Membongkar Gurita Cikeas: di Balik Kasus Bank Century, yang ditulis oleh George Junus Aditjondro, diterbitkan oleh Galang Pers, dilaunching Hari Rabu (23/12) di Yogya dan ditarik dari peredaran hari Sabtu (26/12). Kutipan ini diambil dari halaman 5 dan 6:

Kembali ke kelompok Jurnas dan hubungannya dengan Grup Sampoerna, di tahun 2008, Ting Ananta Setiawan mengundurkan diri darijabatan Pemimpin Perusahaan, yang kini dirangkap oleh Pemimpin Umum, N. Syamsuddin Haesy.

Namun nama Ananta Setiawan tetap tercantum sebagai Pemimpin Perusahaan, sebagai konsekuensi dari SIUP PT Media Nusa Perdana.

Mundurnya Ananta Setiawan secara de facto terjadi seiring dengan mengecilnya saham Sampoerna dalam perusahaan media itu, dan meningkatnya peranan Gatot Murdiantoro Suwondo sebagai pengawas keuangan perusahaan itu. Isteri Dirut BNI ini, dikabarkan masih kerabat Ny. Ani Yudhoyono (McBeth 2007).

Berapa besar dana yang telah disuntikkan Grup Sampoerna ke kelompok Jurnas?

Menurut SIUP PT Media Nusa Perdana yang diterbitkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta, 5 Maret 2007, nilai modal dan kekayaan bersih perusahaan itu sebesar Rp 3 milyar.

Namun jumlah itu, hanya cukup untuk sebulan menerbitkan harian Jurnal Nasional, yang biaya cetak, gaji, dan biaya‐biaya lainnya kurang lebih Rp 2 milyar sebulan. Berarti biaya penerbitan tahun pertama (2006), sekitar Rp 24 milyar. Tahun kedua (2007), turun menjadi sekitar Rp 20 milyar, setelah koran dan majalah‐majalah terbitan PT Media Nusa Perdana mulai menarik langganan dan iklan.

Tahun ketiga (2008), sekitar Rp 18 milyar, dan tahun keempat (2009) sekitar Rp 15 milyar. Berarti kelompok media cetak ini telah menyedot modal sekitar Rp 90 milyar, mengingat Jurnal Bogor menyewa kantor sendiri di Bogor, dan punya rencana untuk berdiri sendiri, dengan perusahaan penerbitan sendiri.

Selain biaya cetak yang tinggi untuk seluruh Grup Jurnas, pos gaji wartawan kelompok media ini tergolong cukup tinggi. Gaji pertama wartawan Jurnas tahun 2006 mencapai Rp 2,5 juta sebulan, tiga kali lipat gaji wartawan baru Jawa Pos Group.

Kecurigaan masyarakat bahwa keluarga Sampoerna tidak hanya menanam modal di kelompok media Jurnal Nasional, tapi juga di simpul-simpul kampanye Partai Demokrat yang lain, yang juga disalurkan lewat Bank Century, bukan tidak berdasar. Soalnya, Laporan Keuangan PT Bank Century Tbk Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal‐Tanggal 30 Juni 2009 dan 2008 menunjukkan bahwa ada penarikan simpanan fihak ketiga sebesar Rp 5,7 trilyun.

Selain itu, Ringkasan Eksekutif Laporan Hasil Investigasi BPK atas Kasus PT Bank Century Tbk tertanggal 20 November 2009 menunjukkan bahwa Bank Century telah mengalami kerugian karena mengganti deposito milik Boedi Sampoerna yang dipinjamkan atau digelapkan oleh Robert Tantular dan Dewi Tantular sebesar US$ 18 juta – atau sekitar Rp 150 milyar ‐‐ dengan dana yang berasal dari Penempatan Modal Sementara LPS.

source : inilah

Sabtu, 26 Desember 2009

Musuh Jadi Selimut

1. Miauuw....Its so cold out here...( Duhh ademnya..)!!

cat and dog

2. Uppss...ada si Pleki...!

cat and dog

3. Hmmm....anget juga yakkk...
cat and dog

4. Biarkan orang bicara apa....
cat and dog

source: allfunny

Dagelan Jowo 6

Wawancara nyolowaði

Tukijo suwito Bopo Direktur
Sawisé ngèngèr dhèn Kakûng, Tukijo suwito nang bopo Direktur îng sawijinîng pabrik gróbag. Dhadhi pegawai cilîk, kinasîh bopo Direktur. Tukijo nandhangi manéko warno, kerep2é dhadhi kongkonané bopo direktur.

Wawancara nyolowadhi
Bopo Direktur wîs entûk calon staff lan óra kerso nerósaké anggone wawancara. Tukijo dhidawuhi nerûsaké wawancara pelamar2 sîng wîs kebacût dhiundhang. Dhidawuhi supoyo sakabèhîng pelamar dhitampiki.

" Kówé njalûk bayar piro ?
" Pelamar Kalîh yuto
" Wah, kelarangen. Kówé óra dhitompo
" Nèk ngoten, setunggal yuto mawon.
" Tambah óra ketompo
" Sebabipûn ?
" Pt iki óra nompo staff murahan.



Calon liyo :
" Kówe dhuwé éncon (yang, pacar) ?
" Gadah
" Manggon endhi ?
" Monconegari
" Kówé óra ketompo
" Sebabipûn ?
" Mengkó ndak mûng telpan telpûn. SLI larang.
" Minggu ngajeng mpûn wangsul, kok
" Tambah óra ketompo
" Sebabipûn ?
" Lha, kówe mesthi mûng mbolas mbolos nggolèki énconmu.



Calon liyo :
" Kówé nglamar opo ?
" Sekretaris
" Kówé ayu óra ?
" Kadhosipûn ngoten
" Kówé óra ketompo
" Sebabipûn ?
" Mengkó manajer2é mundak podo kepéncût. Marahi gendhro.
" Sakjané kulo mboten ayu, kok
" Tambah óra ketompo
" Sebabipûn ?
" Mundak nyepet2i moto.



Calon liyo :
" Kówé dhuwé éncon ?
" Dhèrèng
" Wîs tau golèk ?
" Empûn, nîng mboten kasél
" Kówé óra ketompo
" Sebabipûn ?
" Lha, golèk éncon baé óra biso
" Sakjané onten nîng kulo tilar sebab kulo mboten demen.
" Tambah óra ketompo
" Sebabipûn ?
" Mengkó mûng metu ólèhé mbût gawé, mergo kówé óra demen.



Calon liyo :
" Kówé dhuwé éncon ?
" Gadah
" Nggantheng ?
" Enggéh
" Kówé óra ketompo
" Sebabipûn ?
" Mengkó anggonmu nyambût gawé óra jenjem. Wedhi énconmu dhirebût uwong.
" Sakjané mboten nggantheng, kok
" Tambah óra ketompo
" Sebabipûn ?
" Golèk éncon nggantheng baé óra tèyèng. Opo manèh mbût gawé



Calon liyo :
" Kówé dhuwé éncon ?
" Gadah
" Sîng kapîng piro
" Sepindah
" Kówé óra ketompo
" Sebabipûn ?
" Lha, golek éncon baé mûng entûk siji
" Sakjané kathah
" Tambah óra ketompo
" Sebabipûn ?
" Kówé mengkó mûng tukang gónta ganti gawéyan, to ?



Calon liyo :
" Dhuwé morotuwo ?
" Gadah
" Sugîh ?
" Enggîh
" Kówé óra ketompo
" Sebabipûn ?
" Morotuwamu baé óra gelem nompo kówé dhadhi staffé.
" Sakjané mboten sugîh, kok
" Tambah óra ketompo
" Sebabipûn ?
" Mengkó mûng pijer njalûk mundak bayar terus nggo nyokong morotuwo.
**********************************************************

Boss nyolowaði


Sawijinîng dhino, Tukijo dhidawuhi supoyo ngawasi staff2 kantor. Saben dhino ono2 baé saff sîng dhisenèni.

" Kówé kok ndhableg, to ?
" Lha, boss ugi mekaten, kok.
" Bédho, nèk boss jenengé dhudhu ndhableg, nangîng konsisten, kukóh panemuné.

" Kówé kok plinthat plinthut lan méncla ménclé, to ?
" Lha, boss ugi mekaten, kok.
" Bédho, nèk boss rak luwes utowo fleksibel

" Kówé nèk temandhang kok klelar kleler, to ?
" Lha, boss ugi mekaten, kok.
" Bédho, nèk boss rak tlesih, setiti ngati-ati

" Kówé nèk temandhang kok srudhag srudhug grusa grusu koyo ngono, to ?
" Lha, boss ugi mekaten, kok.
" Bédho, nèk boss rak prigel, tandhangé cèkat cèket

" Kówé kok pijer gojag gajeg koyo wong telmi, to ?
" Lha, boss ugi mekaten, kok.
" Bédho, nèk boss rak mikir jero lan mateng.

" Kówé nèk mutusi kok kecepeten, grusa rusu, to ?
" Lha, boss ugi mekaten, kok.
" Bédho, nèk boss rak tegas, cepet mutusi.

" Kówé nèk mutusi kok kewanèn tór sembrono, to!
" Lha, boss ugi mekaten, kok.
" Bédho, nèk boss rak kendhel ngadepi resiko

" Kówé nèk temandhang kok mbeler, gawéné nyalahi prosedur, to ?
" Lha, boss ugi mekaten, kok.
" Bédho, nèk boss rak tandhangé inopatip, pinter gawé trobosan.

" Kówé nèk temandhang kok jirih, óra wani ngadepi resiko, to ?
" Lha, boss ugi mekaten, kok.
" Bédho, nèk boss rak gedé pengati-atiné

" Kówé kok kengiriten, koyo wong uthil, to ?
" Lha, boss ugi mekaten, kok.
" Bédho, nèk boss rak gemi kanggo matrapaké efisiensi.

" Kówé kok gemampang, ngrèmèhké panggawé yan, to ?
" Lha, boss ugi mekaten, kok.
" Bédho, nèk boss rak optimistik.

" Kówé kok lancang, nerak wewenang, to ?
" Lha, boss ugi mekaten, kok.
" Bédho, nèk boss rak sugéh inisiatip.

" Kówé kok gawéyané klayapan, to ?
" Lha, boss ugi mekaten, kok.
" Bédho, nèk boss rak lagi nyerpis panggedé2.

" Kówé kok senengané ngolor atasan, to ?
" Lha, boss ugi mekaten, kok.
" Bédho, nèk boss rak lagi lobying.

" Kówé kok kakèhan njalók fasilitas kantor sîng méwah2, to ?
" Lha, boss ugi mekaten, kok.
" Bédho, nèk boss rak kanggo njogo citra perusahaan.

" Kówé kok senengané ngojok2i karyawan koyo provokator, to ?
" Lha, boss ugi mekaten, kok.
" Bédho, nèk boss rak lagi dhadhi motivator
*******************************************************

Wawancara Trèmbèlané


Tukijo dhidawuhi nampiki pelamar maneh

" Kówé mau mréné numpak opo ?
" Nitéh mobil
" Kówé óra Ketompo
" Sebabipûn ?
" Saiki BBM mundak terus, mengkó kówé njalûk mundak bayar terus
" Wo, kulo wau namûng mboncèng, kok
" Tambah óra ketompo
" Lhó, lha kok ... ?
" Mengkó mûng gawéné mbonceng mobil kantor. Ngrusuhi !

Calon liyo :
" Anakmu akèh opo sithîk ?
" Kathah
" Kówé óra Ketompo
" Sebabipûn ?
" Nyambût gawému óra jenjem, mûng mikir gawé anaaaaaak terus
" Wong namûng anak adopsi, kok.
" Tambah óra ketompo
" Lhó, lha kok ... ?
" Gawé anak baé aras2en, opo manèh nyambût gawé

Calon liyo :
" Kówe wîs ngerti gawéyanmu dhurûng ?
" Dhèrèng
" Kówé óra Ketompo
" Sebabipûn ?
" Arep nyambût gawé kok óra ngerti gawéyané ?
" Wo, nèk dhamelan niku mpûn ngertos kok
" Tambah óra ketompo
" Lhó, lha kok ... ?
" Kówe rak mûng arep keminter, to ?

Calon liyo :
" Kówe ngerti kahanan kantor kene dhurûng
" Dhèrèng
" Kówé óra Ketompo
" Sebabipûn ?
" Arep nyambût gawé kok óra ngerti kantoré ?
" Wo, sekedék2 mpûn ngertos kok
" Tambah óra ketompo
" Lhó, lha kok ... ?
" Kówe senengané ngudal-udal wewadhi kantor, to ?

Calon liyo :
" Kówe kerep loro ?
" Mboten
" Kówé óra Ketompo
" Sebabipûn ?
" Mesthi kerep mbolos, wong arang2 gerîng
" Wah, sakjanipûn nggîh asrîng
" Tambah óra ketompo
" Lhó, lha kok ... ?
" Kantor iki óra nompo karyawan pileren.

Calon liyo :
" Kówe biso maîn Internet ?
" mBoten
" Kówé óra Ketompo
" Sebabipûn ?
" Perusahaan óra nompo BI (Buta Internet)
" Wah, sakjanipûn nggîh saget
" Tambah óra ketompo
" Lhó, lha kok ... ?
" Mesthi mûng óra nyambût gawé, kakèhan dhólanan Internet, to ? Ngenték-entekké pulsa !
***************************************************************

Tukijo Ngulondoro

Sawisé pirang tahûn, Tukijo pamît njalûk lèrèn anggoné ngèngèr, arep madeg déwé. Sepisanan nyambût gawé sak kecekelé, wiwît dhadhi tukang ojek, maklaran, mblantîk, nganti dhadhi agen buntût lótre. Wusanané nyóbo dhadhi dukûn nîng óra pati kasîl. Óra payu nganti uripé mèh dhadhi kéré.

Sakîng judegé Tukijo ngulondhoro nganti keblasûk îng laladhan wingît katelah kasetran Gondhomolo. Biyèné padhunungané Tumenggûng Gondhomolo, agul2é wadhyo bolo Nyai ratu Roro Kidhûl, ratunîng lelembût îng segoro kidhûl. Kasebût Gondhomolo sebab sang Tumenggûng wataké kereng, wewaleré óra keno dhilanggar. Sîng nerak wewaler biso keno memolo. Naliko Tukijo kesasar ono kono, Tukijo nompo (bakmi) wangsît supoyo tetep madeg dukûn jejulûk Ki Gdé Dadûng Ireng, nglorod asmané bapakné, lan dhadhi jurukunci kramat iku.

Sakbaliné soko ngGondhomolo, Ki Gdé Dadûng Ireng tansoyo suwé tansoyo kesuwur, wasîs ngusadhani sawernanîng leloro. Luwîh soko iku, Ki Gdé Dadûng Ireng wasîs ngudari ruwet rentengîng urip. Dhadhi konsultan manékowarno, konsultan pajak, manajemen, bisnis, hukum, sepikologi, investasi, politik, ekonomi, lll. Seko rembûg salaki rabi, kulowargo, nganti rembûg perang Irak. Pasien2né pepak, seko kawulo2 cilîk, panggedé2 nganti tekan preman, gali, lan bromocórah podo sébo îng kono. Jalaran wîs dhi-wanti2 Tumenggûng Gondhomolo, óra keno nampîk pasien.

Trah Kromoberdapan
Gemblong iku anaké adiné Ki Gdé Dadûng Ireng sîng ragîl déwé. Biyungé Gemblong rondo lan wîs óra niyat rabi menèh. Mulo soko kuwi Gemblong sok nganggep pakdéné dhadhi sulîh bopokné sîng wîs swargi. Ómahé Gemblong lan pakdéné ungkur2an saînggo sesambungané rapet. Pakdé Dadûng asrîng kongkonan Gemblong nandhangi manéko warno.

Dhiparabi Gemblong jalaran rainé bundher kepleng persis gemblong, dhadhah ketan. Awaké lemu ipel2. Gemblong marisi watak trah Kromoberdhopo mbeling, mbeler, sugîh akal, tûr mbagusi. Persis pakdéné. Gemblong kesèt sekolah, dhadhi kétok bódó. Kakèhan mbyang2an. Gemblong pólatané sumèh, plengah plengèh. Gemblong wongé ènthèngan, dhadhi kerep dhikongkan kongkon.

Menuk iku yangé Gemblong, tonggo ómahé wétan mejîd. Wong lóró guyûp rukûn runtang runtung. Temu iku sakabaté Gemblong. Bocahé sregep sinau lan dhadhi agul2é Gemblong îng pamulangan. Ngalor ngidhûl Temu ngetûtké Gemblong sîng sugîh akal.

Kamis, 24 Desember 2009

Celebrity Without Make Up

Mau tahu wajah celebrity dunia ketika tanpa make up...? Without the help of their stylists, they’re just like the rest of us !

1. Jennifer Lopez

Jennifer Lopez


2. Eva Longoria

Eva Longoria


3. Madonna

Madonna


4. Jessica Simpson

Jessica Simpson


5. Sharon Stone

Sharon Stone


6. Geri Halliwell

Geri Halliwell


7. Heidi Klum

Heidi Klum


8. Barbara Streisand

Barbara Streisand


9. Diane Keaton

Diane Keaton


10. Angelica Vale

Angelica Vale


11. Ana Laveska

Ana Layevska


12. Ana De La Reguera

Ana de la Reguera


13. Barbara Mori

Barbara Mori


14. Ninel Conde

Ninel Conde

source : peopleenespanyol

Box Motor...Asik Juga.

MEMILIKI sepeda motor yang gesit jalannya memang mengasyikkan. Kita bisa menyalip di tengah kemacetan sehingga cepat sampai di tempat tujuan. Namun, repotnya kalau harus membawa barang dalam jumlah banyak. Sudah menenteng tas kerja dan notebook, masih pula membawa jaket hujan dan baju ganti.

Nah, sebagai solusinya, sepeda motor Anda harus dipasangi boks atau kontainer. Lazimnya, boks ini dipasang di bagian belakang jok atau di sisi samping motor. Memang, sih, banyak yang berkomentar miring soal boks ini. Ada yang bilang motor bawa magic jar, motor pakai konde, atau seperti motor polisi yang lagi patroli.



Komentar seperti itu tak perlu Anda gubris. Soalnya, di balik komentar miring itu, boks membawa banyak manfaat. Salah satunya, menampung barang bawaan Anda.

Memang, isi boks ini tidak sebanyak isi bagasi mobil. "Boks ini berfungsi untuk mempermudah membawa barang-barang," ujar Roni, Marketing Motomart On-line, distributor resmi boks merek Givi.

Bukan itu saja, boks juga bisa menjadi gincu pemanis penampilan motor. Tak heran jika belakangan ini boks sudah menjadi item wajib bagi motor mania. Coba saja sambangi beberapa perkumpulan atau klub sepeda motor di Jakarta. Pasti para anggotanya sudah membekali tunggangannya dengan boks di buntut motornya. Tak peduli itu motor cowok, motor bebek, atau motor matik, hampir semuanya dipasangi boks.

Andrizal, juru bicara Komunitas Motor Tiger Club (MTC) Ciledug, mengakui bahwa sebagian besar anggotanya memasang boks pada motor mereka. "Boks ini, kan, media untuk menyimpan berbagai macam barang. Bahkan, ada yang menyimpan notebook di situ," ujar Andrizal.

Saat ini, MTC Ciledug beranggotakan 50 orang. Komunitas MTC ini sudah melakukan touring hingga ke Aceh, Lombok, dan Sulawesi. Nah, boks menjadi sangat penting karena banyak kebutuhan yang harus dibawa.

Maklumlah, pemakaian boks motor juga sudah menjadi gaya hidup para bikers di perkotaan. Apalagi, jika pengendara motor ingin touring atau mudik. Tentu, menyandang tas di pundak akan sangat mengganggu. Karena itu, perlu boks agar perjalanan menjadi nyaman.

Alhasil, boks cukup laku. "Menjelang puasa, permintaan boks bisa mencapai 15 unit per bulan. Tapi, kalau bulan biasa paling lima cuma 10 unit saja," terang Parno, pemilik toko aksesori motor Ponorogo Motor Sport, di Ciledug, Tangerang.

Meski begitu, untuk alasan keamanan, pengendara mesti berhati-hati. Soalnya, dengan tambahan boks di belakang atau samping motor tentu pengendara motor makin susah untuk mengatur keseimbangan. Karena itu, pemilik kendaraan harus menyesuaikan boks dengan bodi motor. Misalnya, untuk motor bebek atau matik disarankan memakai boks berukuran kecil. Misalnya, menggunakan boks ukuran 23 liter sehingga tidak mengganggu yang dibonceng.

Hal ini juga penting untuk menghindari terjadinya kecelakaan karena ketidakseimbangan kendaraan. Sigit Kumala, Senior General Manager PT Astra Honda Motor, mengatakan, motor Honda Tiger termasuk motor besar dengan kapasitas mesin 200 cc. Karena itu, motor ini cocok dipasangi boks. "Memang, kebanyakan komunitas Honda Tiger memakai boks. Komunitas ini telah membantu pemasaran boks menjadi alat yang harus dikenakan motor saat ini," kata Sigit.

Givi

Ada banyak pilihan boks motor, baik ukuran maupun merek. Mulai dari ukuran mungil, sedang, hingga yang berukuran besar atau jumbo. Sementara, untuk merek, mungkin banyak motor mania yang sudah mengenal merek Givi.

Di kalangan penggemar motor, merek ini dinilai mempunyai mutu yang bagus. Bodi boks ini lumayan tebal dan bahannya kuat. Pilihan modelnya ada yang berbentuk oval, bulat, sampai berbentuk persegi.

Givi memang terbilang laris manis. Menurut Roni, perusahaannya mendatangkan boks Givi dari Italia maupun Malaysia. Harga boks Givi yang berasal dari Italia mulai dari Rp 1,4 juta untuk ukuran 26 liter, hingga Rp 9 juta untuk ukuran 52 liter. Sedangkan Givi van Malaysia, harganya mulai dari Rp 400.000 (26 liter) hingga Rp 3 juta (52 liter).

Kappa

Satu kelas di bawah merek Givi adalah Kappa. Merek ini bukan pesaing Givi, karena mereka masih satu perusahaan. Bahkan, Kappa menghuni pabrik yang sama dengan Givi. Hanya saja, merek Kappa ini dikhususkan untuk memenuhi pasar yang belum bisa menjangkau harga Givi. "Tapi, kalau ada yang pesan Kappa saya akan sediakan," ucap Parno.

Asal tahu saja, harga boks Kappa memang jauh lebih murah dari Givi. Untuk ukuran terkecil, yakni 23 liter, harganya cuma Rp 350.000. Sedangkan yang terbesar, ukuran 49 liter, harganya hanya Rp 1 juta. "Harganya sesuai dengan kualitas," ujar Parno.

CooCase S 48 Astra

Merek lain yang dianggap bermutu adalah Box CooCase S 48 Astra. Boks ini memiliki spesifikasi volume 48 liter, dimensinya 576 mm x 440 mm x 313 mm (tinggi). Boks ini mampu mengangkut 2 buah helm fullface, dilengkapi dengan kunci remote control dan kunci manual, serta ada lampu LED stop light. Menurut Kholik Qiennas, Supervisor Raja Motor yang khusus menyediakan merek Box CooCase S 48 Astra, harga boks warna hitam Rp 2.650.000 dan yang grey metallic mencapai Rp 2.990.000 per unit.

Kholik bilang, boks buatan Jerman ini memiliki banyak keunggulan. Selain ada remote control sejauh 50 meter, boks ini bisa mengunci secara otomatis setelah 15 detik, anti-air, serta garansi satu tahun apabila boks pecah. Bodi boks (cover body) dapat diganti atau dicat sesuai selera. "Yang tak kalah penting dilengkapi alarm anti-maling, sebab boks kan selalu berada di luar. Kalau bukan motornya yang diambil, ya, pasti boksnya," papar Kholik.

Setiap bulan, tokonya mampu menjual hingga 10 unit. "Mayoritas yang terjual itu yang harganya Rp 2 juta ke atas," ujar Kholik.

Sama halnya Parno, pelanggan toko Kholik kebanyakan orang kantoran. Motor tunggangan mereka kebanyakan Honda Tiger. Kebetulan, motor ini cocok dipasangi boks dengan segala tipe. "Mayoritas Tiger yang banyak memakai boks, tetapi tidak menutup kemungkinan motor merek lain juga bagus," ulasnya.

Core & Korea Motor

Sebenarnya, bagi Anda yang memiliki uang pas-pasan, masih ada beberapa merek lain yang menawarkan harga lebih murah. Sebut saja merek Core dan Korea Motor. Harganya hanya berkisar Rp 200.000 per unit hingga Rp 500.000 per unit.

Menurut Parno, jenis dan model boks ini tidak banyak. Lagi pula ukurannya juga kebanyakan mungil-mungil.

source: kontan
picture: ratih prasasti

Senin, 14 Desember 2009

Dagelan Jowo 5

Plang Nyolowadi

“Mu, Mu. Plang kae kok Nyolowadi, to”
“Endhi ?”
“Kae. Cóbo, wacanen”
“Disini sedang dibangun gedung baru”

“Disini ?”
“Lha piye ?”
“Kabèh wong ngerti nèk ‘disini’. Dhudhu disono”
“Ho oh, yo. Nèk ngónó tulisane kari ‘sedang dibangun gedung baru”

“Sedang ?”
“Lha piye ?”
“Kabèh wong ngerti nèk ‘sedang’. Dhudhu ‘belum’ ”
“Ho oh, yo. Nèk ngónó tulisane kari ‘dibangun gedung baru”

“Dibangun ?”
“Lha piye ?”
“Kabèh wong ngerti nèk ‘dibangun’. Dhudhu ‘diambrolke’ ”
“Ho oh, yo. Nèk ngónó tulisane kari ‘gedung baru”

“Gedung ?”
“Lha piye ?”
“Kabèh wong ngerti nèk kuwi ‘gedung’. Dhudhu ‘jembatan’ ”
“Ho oh, yo. Nèk ngónó tulisane kari ‘baru”

“Baru ?”
“Mbûh, mbûh, mbûh ...... “
******************************************************

Dhóngèng2 Nyolowadi kanggo dhénok2.

“Kulonuwûn, Ki Gdé”
“ Kéné, mlebu kéné, Man. Ono opo, ono opo ?”
“Badhé ngangsu kawrûh, Ki Gdé”
“Yoh, arep sinau opo ?”

“Nèk miturût ngélmu Jawi, dénok2 niku ngliwati tahapan2”
“Opo baé ?”
“Prawan kencûr, 7 tahunan. Prawan sunthi 17 tahunan. Tesîh prawan nopo mboten, 27 tahunan. Empûn dados embok, 37 tahunan. Empûn (mèh) dados embah2, 47 tahunan”
“Lha géné wîs wasîs ?”
“Bédané nopo, to ?”

“Nèk si dénok isîh bocah 7 tahun, dénoké tok keloni menyang peturon karo tok dongèngké”
“Nèk empûn 17 tahun ?”
“Kudu tok dongèngi dhisîk lagi biso tok jak kelonan menyang peturon.”
“Nèk empûn 27 tahun ?”
“Ora sah didongèngi ! Kari kon mlumah - dijak kelonan menyang peturon.”
“Nèk empûn 37 tahun ?”
“Sîng ndongèng mbalah dénoké, ... kowé sîng dikeloni îng peturon”

“Nèk empûn 47 tahun ?”
“Dongèngono sak akèh2é”
“Lho, pripûn to ?”
“Kanggo nylamûr, supoyo ........ kowé ora sah kangèlan ngeloni ‘dénok’ 47 tahun”
**********************************************************

Setyo-tuhu Nyolowaði

“Piye, wîs waluyo, to ?”
“Enggîh, matûr sembah nuwûn Ki Gde, sakniki kulo empûn radhi waras”
“Syókûr, syókûr, syókûr ...... Bójómu mulo gemati ngrawat kówe“
“Enggîh Ki, Gde, naliko kulo sakît – bójó kulo ngancani”
“Kuwi bójó setyo marang garwo”

“Naliko kulo dhi-phk, bójó kulo ngancani”
“Kuwi bójó setyo marang garwo”

“Naliko kulo wiraswasta lan bangkrut, bójó kulo ngancani”
“Kuwi bójó setyo marang garwo”

“Naliko kulo ketelasan bondo, bójó kulo ngancani”
“Kuwi bójó setyo marang garwo”

“Naliko kulo nemahi kacilakan, bójó kulo ngancani”
“Kuwi bójó setyo marang garwo”

“Mboten ngoten je, Ki Gde?”
“Lha piye ?”
“Bójó kulo ajeng kulo pégété”
“Ha ..... ? Arep tok pegat ? ”
“Enggéh”
“Wéé lha dhalah, wong óra genah, bójó setyo tuhu koyo ngónó kok dipegat. Kowe kuwi piye, to ? blah ...... blah ..... blah ...... “

Ki Gde ngómyang, nguman-uman pasiené.

“Bójó kulo sanès setyo & tuhu nîng ...... “
“Opo gawéne slingkûh ?”
“Mboten”
“Lha kok dhipégété ?”
“Sebab bójó kulo mbeto sial. Ten pundhi2 kulo siaaaaaaal terós”
**************************************************************

Wewaði2 Nyolowaði

Ono wong wadhon papat kekancan ma-taón2 lagi ngudhoroso, bowo-roso

“Kito wîs kekancan ma-taón2 lan aku dhuwe wewadhi sîng dhurûng tau tak critakke. Sakjane, aku iki kleptomaniak – gawéne nyolong. Hanangîng, ojo kuwatîr ako nóra bakal nyolong darbène sakabat2ku.”

“Aku yo dhuwe wewadhi. Sakjane, aku iki nimpomaniak – ngelak dikeloni wong lanang pirang2. Hanangîng, ojo kuwatîr ako nóra bakal ngusuhi bójó2ne sakabat2ku.”

“Aku yo dhuwe wewadhi. Sakjane, aku iki lesbong – seneng ngambungi lan ngeloni cah wédhok2. Hanangîng, ojo kuwatîr ako nóra bakal ngambungi sakabat2ku.”

“ Wé lha dhalah, ...... aku yo duwe wewadhi Nyolowadhi ......

“Opo wewadhimu ?”

“Tukang ngegosip, nyebar wewadhi2mu menyang wong akèh”
***********************************************************

Montor mulûk Nyolowaði

“Mu, Mu. Montor mulûk kuwi kok Nyolowadhi, yo ?”
“Nyolowadhi piye ?”
“Ngisor lungguhan penumpang ono opone ?”
“Pelampung. Piye, to ?”
“Pelampung nggó opo ?”
“Lho, nèk tibo rak biso kemambang. Óra sah înggak lan slulóp”

“Nèk tibo nang sawah ?”


Kamikaze Nyolowadi
“Mu, Mu. Kuwi gambar2 pilot perang dónyo kelóró kok Nyolowadi ?”
“Endhi, pilot2 Jepang kuwi, po ?”
“Ho oh”
“Iki pilot2 kamikaze, wani mati”

“Ah, wani mati kok jirih ?”
“Jirih piye ?”
“Wedhi dikeplaki mungsuhe”
“Kok mîng dikeplaki. Wong mati wae óra wedi, jé ”

“Kok nganggó helm ?”
**********************************************************

Akrobat Nyolowadi

“Pak Pilot, nèk numpak montor mulûk akrobatik pinten ?”
“Satûs èwu telûng menit”
“Wah, kok larang ? Mboten siyos mawon”

“Yo wîs, tak gratisi nîng ono syaraté”
“Nopo ?”
“Nèk telûng menit kówé lan yangmu óra njerît, kówé tak gratisi”
“Nopo montor muluké nganggé jungkîr balîk ?”
“Ho ‘oh”
“Nèk njerét2 ?”
“Satûs èwu telûng menit, cah siji”
“Nggîh, pûn. Kulo wantón”

Sawisé akrobat seko nggegono, montor mulûk bali ndarat.

“Waaah, ampûh tenan kówé, Mblong. Wong liyó lagi sak menit waé wîs njemplîng2”
“Sakjané kulo meh njerét2, lhó”
“Dèk kapan ?”
“Pas jempalikan “
“Wedhi, to ?”
“Mboten”
“Kok arep njerét2 ?”
“Lha yang kulo ..... “
“Arep njerét2 njûr tok bekep, tanganmu dicokot, to ?”
“Mboten”
“Lha yang mu keno opo ?”
“Ceblok, temuncal sekîng montor mulók”
*********************************************************

Komputer Nyolowadi

“Mblong, aku mau dhidawuhi bopo guru tuku komputer”
“Wîs éntûk ?”
“Wîs, wîs nganggó Windows barang”
“Nganggó kórdèn ?”
“Kórdèn ? Karepmu kemûl komputer ?”
“Dhudhu, kórdèn”
“Endi ono komputer nganggó kórdèn ?”
“Lhó, komputermu rak nganggó windows, to”
“Ono”
“Jendélo nèk ra nganggó kórdèn tenèh semrawang”


“Mblóóóong ..... “
“Opo Mu?”
“Iki aku wîs rampûng nganggó program windows”
“Yo wîs, kari dipatèni”
“Piyé ólèhé matèni ?”
“Seko wiwét”
“Wong wîs rampûng kok mbalah kon wiwît ki piyé “
“Dhudhulen tulisan ‘start’ (wiwît)”
“Wóóóó, nèk rampûng kuwi ndhudhûl wiwît to ?”


“Mblong, iki komputeré njeplók”
“Keno opo, to ?”
“Iki ono tulisan - can’t find printer “
“Endhi, ndhelok ?”
“Iki giló”
“Wah, iyo”

“Piyé iki ?”
“Digowo menyang dokter moto baé”
“Lhó, kok digowo mrónó ?”
“Lha wong komputermu picek ngónó”
“Picek ?”
“Wong printer guedi nang jèjèré kok óra werûh ?”


“Mu, warnet kulon kónó kok Nyolowadi, to ?”
“Piyé, to ?”
“Jaréné 24 jam ?”
“Pancèn iyo, 24 jam óra tau tutóp”
“Setaûn iki óra tau tutûp ?”
“Ho’oh. Piyé, to ?”
“Nèk óra tau tutûp, nganggó gembok nggó opo
*********************************************************

Ngorok Nyolowadi

“Kamaré tesîh onten ?”
“Wah empûn telas, je. Kebak”
“Wadûh, kulo sedino lelungan mbok di-gólèk2ké. Nganggé klowo mtoten nopo2”
“Sakjané onten. Onten sorodadu kamaré onten peturûn kaléh”
“Nopo purûn dijak paron”
“Purûn, wong niku rodo medit. Angger séwo kamar Losmen paron mesthi gelem”
“Nggîh pûn. Kulo purón”

“Nîng akèh sîng sambat, jé”
“Sambat pripûn ?”
“Wong niku ngoroké kados bledèg nyamber2”
“Mboten nopo2”
“Biasané konco tilem mboten tahan. Mboten saget tilem. Kebrebegen”
“Mboten nopo2”

Ésuké

“Pripûn ? Saget tilem “
“Saget. Angler, sakniki kulo seger”
“Wah, pripûn carané ?”
“Pas wayah tilem, wong niku pûn ngorok mbrebegi kupîng”
“Lha, rak enggîh to ? Terûs pripûn ?”

“Kulo ambungi”
“Ha ..... ? Nopo sampéan hombrèng ?”
“Sanès”
“Njûk pripûn ?”

“Wong niku sewengi melèk, mboten wani turu”
**********************************************************

Asrama putri Nyolowadi

“Gemblong, rungokké ...... “
“Ngîh ......
“Asrama wadon lan lanang dipisah. Kówé óra keno sonjo menyang asrama wadon”
“Nèk sonjo ?”
“Didendo, kónangan pisan, didendo sèket èwu”
“Pindó ?”
“Satûs èwu”
“Pîng tigo ?”
“Satûs sèket èwu”
“Nèk nginep sewengi, taripé pinten ?”

*
“Mu, mu. Aku arep ulangan durûng sinau, jé”
“Óra popo, saiki mûng ulangan pilihan berganda”
“Sîng kari milîh ‘yo’ opo ‘óra’ kaé, po ?”
“Ho’ oh”
“Nèk aku óra biso, piyé ?”

“Sengoro biso wong ra sinau”
“Pénaké piyé ?”
“Nganggó duît kethîp baé”
“Dikapakké ?”
“Uncalno. Nèk mlumah njawabo ‘yo’. Nèk mengkureb njawabo ‘óra’.
“Wó, ngónó, yo”

Sabubaré ulangan

“Piyé Mblong, kok gembrobyos ? Piyé critané ”
“Sepisanan gampang. Angger mlumah ~ yo, nèk mengkureb ~ óra”
“Lha géné ?”
“Carané ngecèk ?”
“Duité tak uncal2ké, nîng asilé kok óra podo sepisanan, yo ?”
********************************************************

Teror SMS Nyolowadi

“Ono opo, ono opo, ndhûk. Kok sajaké ono sîng tok wedèni”
“Enggîh Ki Gdé, onten sîng marahi kulo ajréh”
“Opo ?”
“Kulo diteror tiyang”
“Diganggu piyé ?”
“Pijer kirîm SMS teng HP kulo”

“Ngancam, po ?”
“Mboten. Pijer takon : kowé ngerti carané kelonan karo bojomu ora, to ?”
“Wah. Kurang ajar kuwi”
“Lha mulakno niku. Mboten kulo wangsuli.”
“Njûk piyé ?”
“Kirîm SMS terûs, jé. Saben dinten ! ”

“Wah. Wong rodo pengûng kuwi. Ndrawasi.”
“Enggîh. Pripûn niki ...... “
“Wîs kondho bojomu durûng ?”
“Empûn. Lha niku bojo kulo ngentosi teng njawi”
“Wîs dilapórké polisi ?”
“Mboten onten polisi teng ndéso kulo, jé. Kulo ajrîh nèk dicegat teng ndalan pripûn ?”
“Nèk ngono mengko angger pas SMS wangsulono nèk kowé dikawal Warok Surogali”

Lagi ngono .... thit ... thit .... thit .... ono SMS mlebu

“Lha niki ! SMSé mlebet maléh”
“Kéné ndeleng tak wacané”
“Nggo ...... “
“Wah iyo. Iki uniné : kowé ngerti carané kelonan karo bojomu ora, to ?”
“Enggîh to ?”
“Ho’oh. Tak wangsulané, yo ?”
“Nggîh ..... “

Ki Gdé kirîm sms : “Nèk kowé arep kurang ajar, langkahono layoné Warok Surogali dhisék”
SMS mlebu manèh “ Aku ora niat kurang ajar “

“Kok kirîm SMS koyo ngono ?”
“Kowé ngerti carané kelonan karo bojomu ora, to ?”
“Kok pijer takon kuwi, to ?“
“Pokoké, pitakonku wangsulono dhisék”

“Nèk biso piyé ?”
“Nèk pancèn biso, maremno bojomu”
“Hus ! Ojo ngurusi bebojoané wong liyo”
“Nyatané bojomu ora marem, kok ?”
“Ngertimu seko ngendi ?”

“Kok isîh njalûk kelon bojoku ?”

Jumat, 11 Desember 2009

Test kemampuan Laptop/PC anda untuk main game

Anda ingin main game dari Laptop/PC anda ? inilah cara untuk mengetahui seberapa kuat Laptop/PC anda untuk 'njabanin' game pilihan anda.

Can You RUN It? - Test Kemampuan Gaming PC Kamu Sekarang!

Apa itu Can You RUN It? Situs ini menyediakan aplikasi online untuk menguji (benchmark) komputer Kamu meliputi hardware dan software untuk menentukan apakah sistem Kamu saat ini dapat atau tidak dapat menjalankan sebuah game. Setiap komponen komputer Kamu dievaluasi untuk melihat seberapa baik memenuhi persyaratan minimum dan dianjurkan untuk game tertentu. Situs tersebut juga dapat merekomendasikan bagian mana dari hardware milik Kamu yang perlu diupgrade dan diperbarui drivernya.

Langkah-Langkah Untuk Melakukan Test

Sebelum System Requirements Lab dapat menganalisis komputer Kamu, Kamu harus memberikan izin pada browser untuk mendownload sebuah ActiveX atau Java Plug-in komponen SysReqLab.cab atau disebut SRLApplet dari Husdawg, LLC. Kamu mungkin perlu menonaktifkan Pop-up bloker pada browser untuk menggunakan layanan ini.

  • Pertama, pilih produk game yang ingin kamu “tantang” untuk menguji PC Kamu. Ada berbagai game kelas berat yang bisa Kamu pilih seperti: Devil May Cry 4, WOW Wrath of the Lich King, Call of Duty: World at War dan game lainnya. Dalam contoh ini saya memilih produk need for speed pro street. Kedua, klik tombol [Can You Run It?].
  • Tidak lama kemudian browser Kamu akan mengistall komponen ActiveX. Jika ada pertanyaan “Apakah kamu mau mengistall ActiveX ini?” (tentunya dalam bahasa Inggris) jawab saja dengan Yes.
  • Tunggu kira-kira 1-3 menit tergantung kecepatan koneksi Internet Kamu. Jika sudah selesai Kamu bisa melihat hasilnya. Contoh dari hasil testnya bisa Kamu lihat pada gambar dibawah ini:
Boxshot
Need for Speed Pro Street
System Requirements Lab Analysis
No Header

Sorry, your computer does not meet the minimum specifications required to run this product. Please review the details below for more information.

NVidia
Feedback
CPU Speed
Minimum: 2.8 GHz (3.0 GHz or higher for Vista)
You Have: 2.40 GHz
Upgrade Suggested: Unfortunately, your CPU Speed does not meet this requirement. Click here to see some recommendations.
RAM
Minimum: 512 MB (Windows Vista requires 1GB RAM)
You Have: 510.8 MB
PASS
OS
Minimum: Windows XP/Vista/7
You Have: Microsoft Windows XP Professional (Build Service Pack 22600)
PASS
Video Card
Minimum: Supported chipsets: NVIDIA GeForce FX 5950 greater (GeForce MX series not supported); ATI Radeon 9500 or greater. Laptop versions of these chipsets may work but are not supported. Updates to your video and sound card drivers may be required.
You Have: GeForce FX 5500
Upgrade Suggested: Unfortunately, your Video Card does not meet this requirement. Click here to see some recommendations.
Features: Minimum attributes of your Video Card
RequiredYou Have
Video RAM128 MB256.0 MB
3DYesYes
Hardware T&LtrueYes
Pixel Shader version2.02.0
Vertex Shader version2.02.0
DirectX version
Minimum: 9.0c (included)
You Have: 9.0c
PASS
Sound Card
Minimum: Yes
You Have: SAA7130 TV Card
PASS
Free Disk Space
Minimum: 8.1 GB
You Have: 11.6 GB
PASS
DVD-ROM
Minimum: 8X speed DVD-ROM. This game contains technology intended to prevent copying that may conflict with some DVD-ROM, DVD-RW and virtual drives.
You Have: LITE-ON DVD C LH52C1P
PASS
    Nah hasilnya akan nampak seperti di atas..nah sebelum mau nge-game..test dulu boss...
source: dhinata.