Saya rasa semua orang sangat memahami bahwa untuk mencapai sukses mereka harus berubah. Tetapi mengapa cukup banyak orang yang begitu takut untuk berubah? Manusia adalah makhluk dengan kebiasaan.
Kebiasaan inilah yang akhirnya membentuk diri Anda sekarang ini walaupun seringkali Anda tidak benar-benar bahagia dengan apa yang Anda dapatkan. Hukum Kebiasaan mengatakan bahwa perilaku Anda diatur oleh kebiasaan Anda dan jika tidak ada keputusan yang jelas dari Anda atau rangsangan dari luar, maka Anda akan terus berperilaku sama.
Kebiasaan inilah yang menyebabkan banyak orang tidak ingin berubah. Mereka cenderung melakukan hal yang sama berulang-ulang bahkan ketika metode, strategi, atau prosedur yang digunakan tidak juga memberikan hasil yang didambakan. Mereka tidak ingin berubah karena perubahan dianggap menimbulkan ketidakpastian. Mereka memilih tidak berubah karena perubahan tidak selalu mengenakkan. Hal-hal inilah yang menyebabkan banyak orang yang tidak ingin berubah dan lebih memilih hidup dalam zona nyaman (comfort zone). Mereka memilih untuk tidak berubah atau tetap melakukan hal yang sama karena berpendapat bahwa lebih aman tidak berubah dan hasil yang akan didapatkan sudah pasti.
Pendapat ini sangat keliru karena tidak berubah sama tidak pastinya dengan kondisi bila perubahan dilakukan. Jika Anda tidak berubah atau terus saja melakukan apa yang selama ini Anda lakukan, sudah dapat dipastikan Anda akan selalu mendapatkan apa yang selama ini Anda dapatkan atau bahkan Anda tidak akan mendapatkan apa yang selama ini Anda dapatkan. Sangat tidak realistis jika Anda mengharapkan hasil yang berbeda sementara Anda tetap saja melakukan hal yang sama. Alasan yang terakhir inilah yang membuat orang-orang sukses dan perusahaan-perusahaan yang berkembang selalu berupaya untuk melakukan perbaikan terus-menerus atau yang berkelanjutan dan tidak pernah berakhir (continuous improvement and never ending improvement).
Perbaikan terus-menerus ini oleh bangsa Jepang disebut dengan istilah kaizen. Kata Kaizen dalam bahasa Jepang berarti “perbaikan terus-menerus.” Prinsip perubahan dengan perbaikan bertahap inilah yang menjadikan bangsa Jepang maju pesat terutama dalam perkembangan teknologinya. Milikilah hasrat untuk memperbaiki diri Anda terus-menerus yang akan membuat Anda terus bertumbuh dan berkembang mencapai potensi maksimal Anda. Prinsip perbaikan bertahap merupakan faktor keberuntungan kunci yang dapat Anda gunakan dalam pekerjaan. Mari kita simak kata-kata yang ditulis di atas batu nisan seorang Uskup Anglikan (1100 sebelum Masehi) dalam Kuburan Bawah Tanah Gereja Westminister Abbey yang juga dikutip oleh Soemarsono Soedarsono dalam bukunya Character Building Membentuk Watak.
THE WILLINGNESS TO CHANGE When I was young and free, And my imagination has no limits, I dreamed of changing the world, As I grew older and wiser, I discovered the world would not change, So I shortened my sights somewhat And decided to change only my country but it too seemed imovable, As I grew into my twilight years, In one last desperate attempt, I settled for changing only my family, Those closest to me, but alas, They would have none of it. And now as I lay on my deathbed, I suddenly realize If I had only change myself first, Then by example I might have changed my family From their inspiration and encouragement, I would then have been able to better my country, And who knows, I may have even change the world. (An Anglian Bishop, 1100 AD, as written in the Crypts of Westminster Abbey)
HASRAT UNTUK BERUBAH Ketika aku masih muda dan bebas berkhayal, Aku bermimpi ingin mengubah dunia, Seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku, kudapati bahwa dunia tidak kunjung berubah, Maka cita-cita itupun agak kepersempit, lalu kuputuskan untuk hanya mengubah negeriku Namun tampaknya, Hasrat itu pun tiada hasil Ketika usiaku semakin senja, Dengan semangatku yang masih tersisa kuputuskan untuk mengubah keluargaku, Orang-orang yang paling dekat denganku Tetapi celakanya, mereka pun tidak mau diubah Dan kini, sementara aku berbaring saat ajal menjelang, tiba-tiba kusadari “Andaikan yang pertama-tama kuubah adalah diriku” Maka dengan menjadikan diriku sebagai teladan, mungkin aku bisa mengubah keluargaku, Lalu berkat inspirasi dan dorongan mereka, Bisa jadi aku pun mampu memperbaiki negaraku, Kemudian siapa tahu, aku bisa mengubah dunia James Redfille menegaskan, “If you want to change the world, you first have to change yourself.” Demikian juga novelis Leo Tolstoy menegaskan ,”Semua orang berpikir mengubah dunia, tetapi tidak seorang pun berpikir mengubah dirinya sendiri.” Ya, jika Anda ingin mengubah dunia, pertama-tama Anda harus mengubah diri Anda sendiri. Jangan pernah berpikir bahwa orang lain yang harus berubah tetapi Andalah yang harus berubah jika Anda ingin berhasil atau sukses. Tidak akan ada perubahan sampai Anda berubah.
Tidak mungkin ada sukses tanpa perubahan. Buatlah keputusan yang jelas untuk berubah sehingga sukses akan memihak Anda. Jangan menunggu situasi yang begitu buruk yang memaksa Anda untuk berubah. Memang betul perubahan dapat menimbulkan ketidakpastian. Perubahan dapat beresiko. Selalu ada kemungkinan bahwa suatu perubahan yang dilakukan tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Namun, jika kita tidak pernah mencoba sesuatu yang baru, maka sudah dapat dipastikan kita tidak akan pernah maju. Orang-orang yang sukses adalah orang-orang yang berani mengambil resiko yang telah diperhitungkan (calculated risk). Jika Anda ingin sukses, maka Anda pun harus berani mengambil resiko seperti orang-orang sukses. Ann Landers menegaskan bahwa resiko tetap harus diambil karena bahaya terbesar dalam kehidupan adalah tidak berani mengambil resiko. “Orang yang tidak berani mengambil resiko tidak melakukan apa pun, tidak punya apa pun, dan bukan apa-apa. Mungkin ia menghindari penderitaan dan kesedihan, tetapi ia tidak bisa belajar, merasakan, berubah, bertumbuh, dan mencintai. Oleh karena dirantai oleh kepastiannya, berarti ia adalah budak. Hanya orang yang berani mengambil resiko sejalah yang merdeka!” kata Landers. Ya, resiko tidak pernah mau berubah sebenarnya lebih beresiko. Mereka yang menolak untuk menempuh resiko dan untuk berkembang akan “ditelan” oleh kehidupan. Jadi, keluarlah dari zona nyaman Anda dan beranilah mengambil resiko yang telah diperhitungkan yang diimbangi dengan kemampuan Anda mengelolah resiko dengan baik dan bertindaklah untuk membuat suatu yang bernilai dalam kehidupan Anda.
Paulus Winarto dalam bukunya Reach Your Maximum Potential, menegaskan bahwa “Orang-orang yang tidak berani mengambil resiko ibarat mereka yang hanya mampu melihat bunga mawar sebagai bunga berduri. Mereka tidak berani mendekat karena selalu takut tertusuk duri. Sebaliknya, mereka yang berani mengambil resiko mampu melihat keindahan mawar di balik durinya yang tajam. Mungkin pada tahap awal mereka akan tertusuk duri, namun lambat laun mereka semakin ahli untuk menghindarinya dan semakin dapat menikmati keindahan bunga berduri ini.” Memang betul bahwa berubah tidak selalu menyenangkan. Kalaupun dalam proses perubahan tersebut berjalan mulus tanpa terasa ada rintangan yang berarti, mungkin itu bukan perubahan. Perubahan selalu menuntut pengorbanan, namun perubahanlah satu-satunya sarana efektif untuk kehidupan yang lebih baik dan untuk mencapai kesuksesan. Dalam bukunya Thinking for A Change, Motivator sekaligus pakar kepemimpinan, Dr. John C. Maxwell menyatakan bahwa ada 6 langkah yang dapat mengubah hidup kita.
Pertama, kita harus mengubah cara berpikir kita. Mengubah cara berpikir akan mengubah keyakinan kita.
Kedua, jika keyakinan kita berubah, harapan kita berubah.
Ketiga, jika harapan kita berubah sikap kita berubah.
Keempat, jika sikap kita berubah, perilaku kita berubah.
Kelima, jika perilaku kita berubah, kinerja kita berubah.
Dan keenam, jika kinerja kita berubah, hidup kita berubah.
Sejak 450 tahun Sebelum Masehi, seorang bijak bernama Heraclitus telah mengingatkan kita, “Tidak ada yang permanen, kecuali perubahan!” Ya, perubahan akan terus terjadi baik diharapkan atau tidak diharapkan karena tidak ada yang abadi kecuali perubahan itu sendiri. Beradaptasilah terhadap perubahan dibutuhkan sehingga perubahan yang akan terjadi tidak mengagetkan Anda atau bahkan memaksa Anda untuk berubah. Victor Chasles bahkan pernah mengatakan, “the sure way to miss success is to miss the opportunity". Ya, cara pasti untuk melewatkan kesuksesan adalah dengan melewatkan kesempatan yang ada termasuk kesempatan untuk berubah. Oleh karena itu jangan lewatkan kesempatan yang terlalu amat sangat berharga berharga untuk berubah sebelum semuanya terlambat.
source: Elidjen / AW
Tidak ada komentar:
Posting Komentar