my banner link

Rabu, 05 Januari 2011

Apakah Anda Jujur Terhadap Diri Anda Sendiri ?

Emosi positif dan negatif tidak bisa berbaur di dalam pikiran. Salah satunya pasti lebih dominan. Anda harus memastikan bahwa pikiran Anda didominasi oleh pengaruh pikiran positif
- Napoleon Hill
Pada diri kita akan selalu kita dapatkan salah satunya atau mungkin kedua-duanya dalam intensitas yang berbeda-beda, yaitu pola-pola gagal dan pola-pola sukses. Kalau kita mendapatkan pada diri kita pola-pola sukses, ya tidak masalah. Namun akan lain jadinya jika kita mendapatkan pola-pola sukses. Jika hal terakhir ini yang terjadi maka biasanya segala sesuatu di luar diri kita yang akan sering disalahkan.
Tapi pernahkah Anda merenung bahwa apapun yang terjadi pada Anda, hanya Andalah penyebabnya. Pernahkah Anda mencoba masuk ke dalam diri Anda dan menyelami apa yang Anda pikirkan dan rasakan ketika mendapatkan sebuah pola-pola gagal. Maksud saya adalah bukan perasaan marah dan jengkel saja, tetapi selamilah lebih dalam lagi dan bersifat jujurlah terhadap diri Anda sendiri.
Bagaimana pun juga, hanya Anda yang dapat jujur terhadap diri Anda sendiri karena tidak seorang pun yang tahu apa yang Anda pikirkan dan rasakan. Berlaku jujur terhadap pikiran dan perasaan Anda sendiri merupakan batu loncatan yang dahsyat dalam melakukan pola-pola sukses.
Dengan berlaku jujur terhadap pikiran dan perasaan yang muncul, bukan tidak mungkin Anda akan mengetahui bahwa ada sesuatu dalam diri Anda yang percaya Anda tidak pantas mendapatkan kenaikan gaji, kesuksesan, kenaikan karir, hubungan yang romantis? Atau mungkin secara rasional Anda mengatakan bahwa Anda layak mendapatkan kenaikan gaji, mendapatkan kesuksesan, atau kenaikan karir, namun Anda merasa bahwa Anda tidak layak untuk mendapatkannya dengan berbagai alasan.
Atau mungkin sewaktu Anda kecil, ketika Anda mengutarakan kepada orang tua, keluarga, teman, atau guru bahwa Anda ingin menjadi orang yang hebat, Anda begitu luar biasa, Anda ingin sukses; mereka secara spontan mengejek Anda dan mengatakan bahwa Anda harus berhenti bermimpi dan realistis. Mereka mungkin tidak bermaksud untuk mengkritik Anda. Mereka mungkin ingin menunjukkan kepada Anda jalan yang “benar”. Mereka mungkin ingin memberitahu kepada Anda bahwa hidup ini haruslah “realistis”. Dan yang mereka katakan adalah sesuatu maksud baik kepada Anda, tapi hal itu justru menjadi program negatif kepada Anda.
Penting untuk Anda ketahui bahwa pikiran bawah sadar adalah reaktif, dalam pengertian ia hanya berespons terhadap impuls atau program atau perintah yang diberikan kepadanya. Program yang menentukan bagaimana ia berfungsi, berasal dari diri kita sendiri atau orang lain.
Jadi, dengan bersifat jujur terhadap diri sendiri, kita akan mudah mengetahui bahwa terdapat beberapa hal dalam diri kita yang tanpa sadar menarik hal-hal yang sebenarnya tidak kita inginkan. Dengan mengetahuinya, kita akan jauh lebih mudah untuk memaafkan diri kita sendiri dan orang lain. Kita akan jauh lebih respek terhadap paradigma lain, dan kita menjadi lebih mudah untuk merubah diri kita ke arah yang lebih baik.
Seperti kata Napoleon Hill di atas, mungkin saja kita lebih sering di dominasi oleh pikiran dan emosi negatif, yang tanpa sadar memengaruhi perilaku kita dan menarik sebanyak mungkin segala sesuatu yang justru tidak kita harapkan. Oleh sebab itu, kita harus menggantinya dengan pikiran dan emosi positif agar lebih dominan dalam diri kita.
Kata Michael Losier, terdapat dua hal untuk mengetahui bahwa LoA bekerja dengan sangat positif kepada Anda. Dua hal itu adalah:
1. Merasakan perasaan positif. Kata Losier, ketika kita berhasil membuang keraguan kita, maka kita akan cenderung ikhlas dan merasa bahagia, yang biasanya ditandai dengan perasaan lega: “Ah, ini jauh lebih baik!”
2. Melihat bukti-bukti nyata dalam kehidupan bahwa apa yang kita harapkan betul-betul terwujud. Jika hal ini terjadi, ini membuktikan bahwa kita telah menghilangkan keraguan dan telah ikhlas.
Nah, dalam upaya kita untuk mencapai tujuan hidup dan meraih yang diinginkan dan diharapkan, tentunya akan melewati proses waktu yang kita sendiri tidak mengetahuinya. Terkadang apa yang kita harapkan terwujud dengan segera, terkadang pula membutuhkan waktu yang agak lama.
Sesuatu yang pasti ketika apa yang kita harapkan agak lama terwujud adalah kita tetap berada pada point satu di atas, yaitu menjaga pikiran dan perasaan kita tetap positif. Jika hal ini yang kita lakukan, maka keadaan ini disebut dengan cobaan, dan hanya dengan bersabar menjaga kondisi pikiran dan perasaan tetap positif kita bisa meraih yang kita harapkan. Cobalah perhatikan sebuah petikan yang saya ambil dari Al-Qur’an:
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun” (Semuanya dari-Mu dan hanya kepada-Mu kami kembali). Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk QS 2:155-157.
Tapi, hal sebaliknya yang akan akan menimpa kita jika dalam waktu penantian akan sebuah harapan, kita berhenti untuk merasa positif dan bahagia, dan berpindah kepada keluhan dan menyalahkan orang lain, bahkan menyalahkan Tuhan. Maka kondisi ini yang saya sebut sebagai penderitaan hidup. Sudah ndak mendapatkan harapan yang diharapkan, bahkan semakin mengeluh dan menyalahkan. Akan tetapi kita bisa memilih!
 Syahril Syam, adalah seorang berlisensi NLP dan certified Hypnotherapist. Beliau juga adalah seorang konsultan, terapis, public speaker, dan seorang sahabat yang senantiasa membuka diri untuk berbagi dengan siapa pun. Ia memadukan kearifan hikmah (filsafat) timur dan kebijaksanaan kuno dari berbagai sumber dengan pengetahuan mutakhir dari dunia barat. Ia juga adalah penulis buku best seller The Secret of Attractor Factor. Teman-temannya sering memanggilnya sebagai Mind Programmer, dan dapat dihubungi melalui ril@trainersclub.or.id
source: pembelajar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar