Jeans,celana yang dibuat pertama kali untuk para kuli dan pekerja kasar di Amerika itu memang fenomenal. Casual dan enak dipakai untuk saat-saat non formil atau saat hang out. Sedih ya, bila jeans andalan Anda mulai aus. Warnanya memudar, ujung celananya mulai dedel-duel alias terkoyak, atau bahannya tidak lagi meregang dengan baik. Padahal, jeans itu nyaman dipakai, warnanya sangat Anda sukai, modelnya pun membuat kaki terlihat jenjang.
Mengapa bahan denim yang awalnya dipakai para pekerja kasar di Amerika bisa memudar dan rusak? Menurut Carl Chiara, Director of Brand Concepts di Levi Strauss & Co, hal ini seringkali disebabkan kesalahan dalam perawatannya. Denim seharusnya hanya dicuci dengan mesin cuci setiap enam bulan. Selebihnya, Anda cukup mencucinya dengan tangan.
Pada harian The Wall Street Journal, Chiara membagi trik merawat jeans yang biasa dilakukannya. Ia biasa mengisi air dengan suhu ruangan ke bathtub sedalam 15 cm, lalu menambahkan dua sendok makan sabun cair. Kemudian ia merendam jeans-nya dalam posisi mendatar di dalam bathtub. Setelah 20 menit, ia menggantung jeans dan membiarkan airnya menetes hingga mengering. Jadi, jeans tidak digilas dan diperas. Dengan cara ini, jeans akan lebih awet ketimbang bila dicuci setiap minggu dengan mesin cuci.
Anda boleh saja tidak setuju dengan trik yang dilakukan Chiara ini. Untuk merawat jeans, masih ada beberapa cara yang disarankan pengamat fashion lain:
1. Pilih jeans yang bahannya berkualitas. Bahan jeans bervariasi tergantung mereknya, dan tidak mudah memilih mana yang bisa tahan hingga bertahun-tahun dan yang cepat rusak setelah dicuci dengan mesin cuci berulangkali. “Periksa bagian dalam ujung celana yang ada jahitan berwarnanya," saran Loren Cronk, pemilik Loren, toko jeans di Brooklyn, New York City. "Itulah tanda jeans yang tepinya ditenun."
1. Pilih jeans yang bahannya berkualitas. Bahan jeans bervariasi tergantung mereknya, dan tidak mudah memilih mana yang bisa tahan hingga bertahun-tahun dan yang cepat rusak setelah dicuci dengan mesin cuci berulangkali. “Periksa bagian dalam ujung celana yang ada jahitan berwarnanya," saran Loren Cronk, pemilik Loren, toko jeans di Brooklyn, New York City. "Itulah tanda jeans yang tepinya ditenun."
Jeans seperti ini umumnya merupakan barang vintage, dan biasanya lebih awet daripada jeans buatan sekarang. Bahannya memang lebih tebal, sehingga lebih berat juga. Tak usah berharap banyak dengan jegging yang sekarang lagi ngetren; pasti umurnya juga jauh lebih pendek. Untungnya sekarang teknik tenun muncul lagi, dan digunakan untuk memproduksi jeans dengan merek-merek terkenal.
2. Bersihkan pada bagian yang bernoda dulu. Jeans tidak selalu harus dicuci seluruhnya. Kadang-kadang, membersihkan bagian yang ada nodanya bisa mencegah jeans berubah bentuk. Chiara menyarankan untuk mencoba membersihkan noda yang sulit dibersihkan dengan pembersih kaca. Anda juga bisa menggunakan sabun cuci tangan untuk menjaga area di belakang resleting tetap bersih dan wangi.
3. Balik bagian dalamnya keluar. Untuk mencegah warna jeans memudar, balik jeans Anda sehingga bagian dalamnya kini di luar. Gunakan air bersuhu ruangan untuk mencucinya. Jika warna jeans sudah keburu memudar akibat luntur, cuci jeans tersebut bersama dengan jeans lain yang warnanya masih kuat. Trik lain, versi Chiara, tambahkan sedikit cuka untuk mencuci. Cuka juga akan melindungi warna jeans.
4. Lindungi jeans dari penipisan dan koyakan. Jika jeans Anda rusak akibat penggunaan mesin cuci, hentikan dulu cara ini. Cronk menyarankan untuk menggunakan deterjen ramah lingkungan yang tidak menggunakan bahan pemutih. "Mencuci jeans tanpa sabun kadang-kadang juga akan membersihkannya tanpa merusak bahannya," katanya.
2. Bersihkan pada bagian yang bernoda dulu. Jeans tidak selalu harus dicuci seluruhnya. Kadang-kadang, membersihkan bagian yang ada nodanya bisa mencegah jeans berubah bentuk. Chiara menyarankan untuk mencoba membersihkan noda yang sulit dibersihkan dengan pembersih kaca. Anda juga bisa menggunakan sabun cuci tangan untuk menjaga area di belakang resleting tetap bersih dan wangi.
3. Balik bagian dalamnya keluar. Untuk mencegah warna jeans memudar, balik jeans Anda sehingga bagian dalamnya kini di luar. Gunakan air bersuhu ruangan untuk mencucinya. Jika warna jeans sudah keburu memudar akibat luntur, cuci jeans tersebut bersama dengan jeans lain yang warnanya masih kuat. Trik lain, versi Chiara, tambahkan sedikit cuka untuk mencuci. Cuka juga akan melindungi warna jeans.
4. Lindungi jeans dari penipisan dan koyakan. Jika jeans Anda rusak akibat penggunaan mesin cuci, hentikan dulu cara ini. Cronk menyarankan untuk menggunakan deterjen ramah lingkungan yang tidak menggunakan bahan pemutih. "Mencuci jeans tanpa sabun kadang-kadang juga akan membersihkannya tanpa merusak bahannya," katanya.
Jika Anda melihat ada lubang atau robekan pada jeans, segera atasi. Entah dengan menisiknya (menjahit dengan halus) atau menambalnya dari dalam. Hal ini akan mencegah robekan melebar.
5. Pelihara bentuk aslinya. Hal yang paling merusak bentuk jeans adalah saat Anda mengeringkannya di pengering mesin cuci. Jika Anda berniat mengeringkannya di situ, pastikan mesinnya di-set dalam aturan low.
5. Pelihara bentuk aslinya. Hal yang paling merusak bentuk jeans adalah saat Anda mengeringkannya di pengering mesin cuci. Jika Anda berniat mengeringkannya di situ, pastikan mesinnya di-set dalam aturan low.
Memindahkan jeans yang masih lembab dan langsung menggantungnya sampai kering lebih disarankan. Hal ini akan mencegah jeans menjadi berkerut, menyusut, dan memelihara bentuk aslinya sebelum dicuci. Begitu jeans kering sempurna, gantung jeans di dalam lemari (tidak melipatnya).
Untuk jeans dengan bahan yang stretch, yang berlaku adalah kebalikannya. Memasukkannya ke dalam pengering dalam waktu lama justru akan memelihara kelenturannya. Namun jangan meninggalkannya di dalam pengering terlalu lama. Ingatlah bahwa siklus pengeringan ini akhirnya tetap akan mengurangi elastisitas bahannya. Bila Anda ingin jeans kering lebih cepat, angin-anginkan dulu jeans, baru masukkan ke dalam pengering selama 10 - 15 menit.
DIN
Editor: Dini
Source: Shine/Kps
Tidak ada komentar:
Posting Komentar