my banner link

Rabu, 04 November 2009

Hindari Bahaya Kegemukan


BANYAK orang kini mengalami kegemukan dan berakibat stres akibat tidak dapat mengontrol berat badannya. Menurut Dr Suyanto Yusuf
ada dua hal terkait dengan kegemukan yakni asupan makan berlebihan dan aktivitas fisik yang kurang. Saat ini, orang jarang melakukan kegiatan. Orang lebih banyak santai dan makan lebih banyak memilih fastfood.
Disamping asupan makanan berlebihan dan kurangnya aktivitas fisik, faktor genetik juga berperan terhadap obesitas. Dari berbagai penelitian anak yang mengalami obesitas berasal dari keluarga yang obesitas. Bila kedua orang tuanya mengalami obesitas, sekitar 80 persen anak-anaknya mengalami hal yang sama. Sedangkan bila hanya salah satu orang tua, kemungkinan sekitar 40 persen.
Hal lain yang menjadi faktor resiko mengalami obesitas adalah faktor psikologis, kehamilan dan faktor usia. Selain itu, ada beberapa jenis obat yang bisa mengakibatkan peningkatan berat badan. Diantaranya golongan steroid (deksametason dan sejenisnya) dan obat mengatasi depresi (tricyclic antidepressant), serta akseptor KB. ”Ada beberapa kelainan tubuh juga bisa mengakibatkan obesitas. Misalnya penurunan fungsi kelenjar tiroid, peningkatan produksi hormone kelenjar adrenal, dan penyakit sindrom ovarium polikistik,”kata dokter Anto.
Lebih lanjut, Ketua STIKES Muhammadiyah Manado menjelaskan, sebaiknya yang harus waspadai, yaitu komplikasi dari obesitas, diantaranya pertama, Diabetes Tipe 2, karena tingginya kadar lemak dapat mengakibatkan tubuh menjadi resisten terhadap insulin. Sehingga insulin tidak berfungsi normal, mengakibatkan diabetes (penyakit gula). Kedua, Tekanan Darah Tinggi. Para ahli menduga hal ini ada hubungannya dengan saraf dan hormone (neurohormonal) terjadi aktivasi sistem rennin-angiotensin aldosteron. Terjadi peningkatan komponen prokoagulan (yang mengakibatkan penyumbatan tekanan darah). Selain itu juga dapat merusak dinding pembuluh darah. Ketiga komplikasi dari obesitas yaitu, lemak tubuh abnormal. Karena tingginya kadar lemak mengakibatkan tingginya kadar lemak jahat (LDL), dan menurunnya kadar lemak baik (HDL) meningkatkan resiko arterosklerosis (penyumbatan pembuluh darah). Kempat, Stroke dan penyakit Jantung Koroner (PJK). Akibat terjadinya arteosklerosis, maka terjadi peningkatan kemungkinan sumbatan pada pembuluh darah otak (mengakibatkan stroke), dan sumbatan pembuluh darah jantung (mengakibatkan PJK). Kelima, Osteoarthritis (pengapuran sendi). Akibat terlalu gemuk, maka beban sendi tubuh semakin berat, sehingga mengalami pengapuran meningkat. Keenam, Sleep Apnea. Terjadi hambatan aliran udara bagian atas pada saat tidur. Sehingga penderita mengalami henti nafas sesaat pada saat tidur, dan mengorok dengan berat. Akibatnya sering terbangun saat tidur malam, dan mengalami kelelahan saat bekerja siang harinya sebagian penderita ini adalah mereka yang overweight, sehingga leher membesar dan saluran napas menyempit. Ketujuh, Kanker. Ada beberapa jenis kanker yang memiliki korelasi dengan obesitas. Pada wanita, diantaranya kanker payudara, leher rahim, ovarium dan kandung empedu. Sedangkan pada pria obesitas diantaranya kanker usus besar dan prostate. Kedelapan, Perlemakan Hati. Disini terjadi penumpukan lemak pada hati. Mengakibatkan peradangan dan jaringan ikat pada hati, hingga mengakibatkan sirosis hati, penyakit hati yang sulit disembuhkan.
Sedangkan untuk yang terakhir yaitu Penyakit Kandung Empedu. Tingginya kadar kolesterol pada penderita obesitas bisa mengakibatkan penumpukan kolesterol tersebut pada kandung empedu. Sehingga resiko mengalami batu empedu meningkat. (cw-08/dl@)
source: mdopost.com (gbr.tambahan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar